Otomatisasi Perpustakaan, Perpustakaan Hibrida dan Perpustakaan Digital Pertemuan VIII & IX.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGELOLAAN INSTALASI KOMPUTER
Advertisements

Perpustakaan Anggota kelompok: Ariefurqon Abdillah Iduar Geraldy Muhammad Mirza Jatnika Muhammad Ali Pandu Teguh Sunianto Syarif.
OTOMASI PERPUSTAKAAN & MULTIMEDIA
PEMANFAATAN ICT PADA DIGITAL LIBRARY
Database Management System
Layanan Referensi Abdul Rahman Saleh.
KANTOR MAYA (VIRTUAL OFFICE)
Minggu ke 2, 20 Sept 2011 Istilah yang berkaitan dengan PUSTAKA.
Minggu 3, 27 September 2011 KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DAN JARINGAN INFORMASI.
AUTOMASI PERPUSTAKAAN
PENGERTIAN The use of automatic machines or processing devices in libraries. The automation may be applied to library administrative activities, office.
PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
TERBITAN BERSERI/BERKALA
11 Bulan IndonesiaDLN dan Tantangan Di Depan Itu Ismail Fahmi Sekjen IndonesiaDLN (s/d 2002) Ketua KMRG ITB 11 April 2002, Savoy Homan,
M ODEL SISTEM PERPUSTAKAAN Pustakawan Koleksi Sar-Pras (TI) Tujuan Interaksi Menyediakan layanan prima kepada pemustaka.
Wiratna Tritawirasta, S.Kom, MP
Handout 11 SUMBER BELAJAR IPS
PERKEMBANGAN TIK Di susun oleh : Arif Rakhman Hakim A Danang Hari Setiawan A
ORGANISASI INFORMASI Sistem Temu Kembali Informasi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. BENTUK-BENTUK KERJASAMA
Perpustakaan Institut Pertanian Bogor
Komputer untuk Pendidikan
DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran.
Pengembangan Koleksi di Perpustakaan Perguruan Tinggi
SISTEM BISNIS ELEKTRONIK
Nama : Dadan Syachrulramdhani NIM : G
TERBITAN BERSERI/BERKALA
DIGITAL LIBRARY.
Merintis Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi di Indonesia
Literature – Sumber bacaan
PENGANTAR ORGANISASI INFORMASI Sistem Temu Kembali Informasi (Information Retrieval System) Modul 11 Muslech, Dipl.Lib, MSi 3 Desember 2012.
At Dipati Ukur Number 114,Floor 7 Bandung Telephone : esxt Website :
Ganesha digital library : connecting people’s knowledge 2.Wiranto. Membangun perpustakaan digital 3.Marchionni,
KEBIJAKAN TELEMATIKA INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI
STUDI LITERATUR (CARA MEMPEROLEH BAHAN KULIAH )
Pembelajaran Berbasis Web (E-learning)
Layanan Perpustakaan Dalam Pelatihan Perpustakaan sekolah Muhammadiyah
PENELUSURAN LITERATURE (LITERATUR SEARCH)
APLIKASI SOFTWARE PERPUSTAKAAN (SLIMS)
What Digital Library Is?
Pemanfaatan Teknologi Pendidikan
Membangun Perpustakaan Digital berbasis SLiMS
Eksistensi Perpustakaan Digital
Grand Cempaka, Agustus 2016 JARINGAN LAYANAN PERPUSTAKAAN, LITERATUR DAN INFORMASI KESEHATAN Health Literature, Library and Information ServiCes.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PEDAGOGIK: Jurnal Kependidikan
PENGERTIAN The use of automatic machines or processing devices in libraries. The automation may be applied to library administrative activities, office.
INTERNET SEBAGAI PERPUSTAKAAN VIRTUAL
AUDIT DALAM LINGKUNGAN SISTEM INFORMASI KOMPUTER
Pengadaan Bahan Pustaka Mahasiswa Difabel di Perguruan Tinggi
Tutorial ke -3 SEJARAH TEKNOLOGI PERANGKAT KERAS/HARDWARE
SOSIALISASI PPM 2017 LPTT-LPM UAD.
Perpustakaan Sebagai Media dan Sumber Belajar.
Pemanfaatan Perpustakaan Universitas Terbuka
Kelompok 11 Bambang Septiwan Wirahma Nazil P Nivia Illiyati Tsani
KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN
Automasi Perpustakaan Vs Digital library
Blended Learning Versus E-Learning
KERANGKA SISTEM INFORMASI, PENGINDEKSAN DAN INDEKS, KATALOG SEBAGAI INDEKS KOLEKSI PERPUSTAKAAN, WAKIL DOKUMEN RINGKAS DALAM SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI.
DOKUMENTASI DAN KEARSIPAN KELAS A Sistem Temu Kembali Informasi
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem Berbasis Web.
Bambang Wispriyono Luki Wijayanti
PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL
Manajemen Perpustakaan
Koleksi Perpustakaan Sekolah
METADATA UNTUK TEMU BALIK INFORMASI 2 M. A. Ade Saputra, ST., MT. IPT IV-A Rabu, 6 Maret 2019.
Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan PTS di Lingkungan LL DIKTI Wilayah VI Hotel QUEST - Semarang, juli 2019 TEST START 23/10/2019 LLDIKTI WILAYAH.
Transcript presentasi:

Otomatisasi Perpustakaan, Perpustakaan Hibrida dan Perpustakaan Digital Pertemuan VIII & IX

Otomatisasi Perpustakaan Library automation atau library automation system adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan dan menyajikan informasi

Secara lebih spesifik, sistem otomatisasi perpustakaan mengandung sedikitnya empat sub-sistem utama yaitu: Katalog Online Sub sistem sirkulasi untuk mengelola transaksi peminjaman Sub sistem akuisisi untuk mengelola administrasi pengadaan koleksi Sub sistem serial untuk mengelola koleksi yang berseri (jurnal, majalah, surat kabar dsb) (Pendit: Perpustakaan digital dari A-Z, hal. 222)

Perpustakaan Hibrida Perpustakaan, adalah ruangan, ataupun bagian sebuah gedung atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo-Basuki, 1991: 3)

Istilah perpustakaan hibrida (Hybrid library) pertama kali dikemukakan oleh Chris Rusbridge dalam artikel yang dimuat dalam di D-Lib Magazine pada tahun 1998. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan suatu perpustakaan yang koleksinya terdiri atas bahan cetak dan bahan noncetak

Perpustakaan hibrida adalah campuran bahan-bahan cetakan seperti buku, majalah, dan juga bahan-bahan berupa jurnal elektronik, e-book dan sebagainya

Perpustakaan hibrida merupakan continuum antara perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital, dimana informasi yang dikemas dalam media elektronik maupun cetak digunakan secara bersamaan. Tantangan pengelola perpustakaan hibrida adalah mendorong pemakai untuk menemukan informasi dalam berbagai format.

Perpustkaan Digital Pendit dalam perpustakaan digital: perspektif perpustakaan perguruan tinggi, yaitu ”organized colections of digital information” (2007:29). Batasan lain yang lebih luas disampaikan arms seperti dikemukakan deegan (2002:20) yaitu: “A managed collection of information, with associated services, where the information is stored in digital formats and accessible over network. A crucial part of this definition is that the information is managed.”

Federasi perpustakaan di amerika serikat juga memberi batasan sebagaimana dikutip oleh deegan (2002:20) sebagai berikut: “Digital libraries are organizations that provide the resources, including the specialized staff, to select, structure, offer intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and ensure the persistence over time of collections of digital works so that they are readily and economically available for use by defined community or set of communities”.

Batasan terakhir memberi makna yang lebih luas dari dua terdahulu, yaitu bahwa perpustakaan digital menyediakan sumber-sumber digital disamping pegawai dengan tatakerja dan tujuan kerja serta masyarakat yang diharapkan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan

Selanjutnya tedd dan large, seperti dikutip pendit (2007:30),menyebut ada tiga karakter untuk menyebut perpustakaan sebagai perpustakaan digital yaitu: 1) memakai teknologi yang mengintegrasiakan kemampuan menciptakan, mencari, menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dalam sebuah jaringan digital yang tersebar luas.

Lanjutan 2) memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan berbagai data, baik di lingkungan internal maupun sksternal. 3) merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumberdaya jasa untuk memenuhi kebutuhan informai masyarakat tersebut karenanya peprustakaan digital merupakan integrasi institusi museum, arsip, dan sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat dan menyedikan informasi secara meluas ke berbagai komunitas

Mukaiyama (1997) mengemukakan setidaknya ada 7 (tujuh ) teknologi yang menjadi perhatian utama dalam mewujudkan perpustakan digital yaitu: 1) contents processing technology. Teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, menemukan kembali informasi digital, baik informasi primer maupun sekunder secara efektif.

2) information access technology. Teknologi yang memungkinkan menyediakan akses ke berbagai jenis informasi tanpa batasan waktu dan tempat. 3) human-friendly, intelellgenet interface. Antarmuka yang memungkinkan peningkatan produktivitas intelektual dalam bentuk fasilitas yang juga memungkinkan berbagai pengguna melakukan berbagai carian informasi

4) interoperability. Teknologi yang memungkinkan berbagi teknologi yang berbeda-beda saling bertemu dalam lingkungan yang heterogen. 5) scalability. Teknologi yang memperluas sebaran informasi dan mmapu meningkatkan jumlah pengguna serta memungkinkan aksesnya.

6) open system development 6) open system development. Teknologi yang memungkinkan penggunaan standard international dan standar de facto tetapi tidak mengorbankan kinerja keseluruihan. Standardisasi tidak boleh menyebabkan sistem terlalu lambat. 7) highly system development. Luasnya cakupan informasi dan cepatnya pertumbuhan perpustakaan digital dengan perkembangan masyarakat, maka diperlukan teknologi yang dengan cepat bisa disesuaikan dengan perkembangan sistem sosial

Suryandari (2007:234-235) menjelaskan proses digitalisasi bahan-bahan perpustakaan sebagai berikut: Scanning, Editing dan Uploading

Scanning Yaitu proses menscan atau menindai bahan-bahan tercetak dan mengubahnya menjadi berkas digital.

Editing Adalah proses mengolah bahan berkas pdf dalam komputer dengan memberikan password, catatan kaki, daftar isi dan sebagainya. Tentu, pemberian password ataupun catatan kaki disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku di institusi yang bersangkutan. Proses OCR (optical character recognition) juga dimasukkan dalam kategori editing. Proses OCR adalah proses mengubah gambar menjadi teks.

Uploading Merupakan proses pengisian metadata serta mengupload berkas dokumen ke dalam perpustakaan digital. Berkas yang diupload ini merupakan berkas PDF yang berisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga lampiran yang telah melalui proses editing. Dengan demikian file tersebut telah dilengkapi dengan password daftar isi, catatan kaki dan sebagainya

Baik para mahasiswa maupun dosen dan peneliti di era digital saat ini semakin dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola pengetahuan yang sudah mereka miliki, agar dapat secara sistematis mengembangkan pengetahuan berikutnya. Dalam tuntutan seperti ini, maka mereka harus punya kemampuan bekerja berdasarkan aturan dan metode yang menentukan pertukaran pengetahuan ilmiah yang efisien dan efektif. Persoalannya bukan lagi bagaimana memahami sistem perpustakaan dan menggunakan koleksinya, tetapi juga bagaimana berurusan dengan berbagai materi ilmu yang menampilkan dirinya dalam bentuk elektronik dan digital.

Pada saat informasi digital melimpah ruah seperti sekarang ini maka para mahasiswa, pengajar dan peneliti akan menjadi pustakawan bagi diri mereka sendiri dan pengetahuan mereka akan berkembang seumur hidup sesuai kehendak bebas mereka.

Program perpustakaan seharusnya menyediakan prosedur yang sedemikian rupa membantu mereka berkembang dari pihak yang hanya bisa memakai koleksi yang tersedia di perpustakaan, menjadi pihak yang punya kemampuan menyusun strategi pencarian informasi sesuai dengan bidang pengetahuan yang didalaminya

Teknologi saat ini memungkinkan perpustakaan dan pustakawan menawarkan bantuan bagi pengguna untuk memanfaatkan sumberdaya digital, sehingga kunjungan mereka (baik kunjungan ke lokasi fisik maupun kunjungan ke situs Internet) bisa lebih efektif dan efisien.Aplikasi perpustakaan digital akhirnya melahirkan peran baru bagi perpustakaan dan pustakawannya.

Potensi teknologi telematika dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat pengguna, dan konsentrasi para pustakawan di era digital ini bukanlah pada upaya ‘mengejar teknologi’ melainkan pada bagaimana menjadi mitra yang sesungguhnya dalam kehidupan perguruan tinggi yang sedang berubah cepat. Melalui penerapan konsep perpustakaan digital dan perubahan peran inilah para pustakawan sebenarnya sedang memastikan diri bahwa profesi mereka tetap diperlukan

Contoh sistem perpustakaan digital di Perguruan Tinggi di Indonesia Nama PerTi Sistem yang dipakai Potensi Kerjasama UI/UNRI LONTAR Mampu melakukan harvesting secara efektif ITB/ITS GDL Mampu melakukan harvesting UGM Sipus Mengembangkan Yogya for all, menjadi node untuk perpustakaan di Yogya Unibraw LENTERA Dikembangkan bersama PT lain di Malang, mampu bertukardata secara multilateral IPB SIPISIS Berbasis CDS/ISIS yang dipakai oleh sebagian besar PT, dikembangkan untuk merintis katalog induk (Union Catalogue) PT Lain Senayan