SISTEM GERAK DAN OTOT TEAM TEACHING: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd. Nita Nuraini, M.Pd. Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.
Gerak vertebrata: melibatkan otot dan tulang Gerak invertebrata: gerak amoeboid, gerak silia, dan gerak flagela.
Gerak amoeboid Gerak amoeboid merupakan gerak yang dilakukan oleh spesies Amoeba. Gerak yang dilakukan menggunakan kaki semu (pseudopodium). Fungsi lain pseudopodia adalah untuk mengelilingi dan menangkap mangsa, suatu proses yang disebut fagositosis. Teori gerak amoeboid “perubahan kekentalan sitoplasma”. Terbagi atas ektoplasma (bagian tepi) dan endoplasma (bagian tengah): plasmagel dan plasmasol.
Amoeba bergerak: plasmasol bagian tengah pseudopodium sampai ujung sebagian berbelok ke kiri,kanan dan sisanya ke depan (seperti air mancur) sampai menjadi plasmagel. sisa plasmasol tetap mengalir sampai ujung pseudopodium membentuk tudung hialin. Gerak plasmasol terus berlangsung karena bagian posterior sel akan terus mengalami perubahan dari plasmagel menjadi plasmasol (zona pengumpulan).
SILIA & FLAGEL
Gambar Melintang Silia & Flagel
Gerak silia tidak simetris (gerak awal cepat dan kuat dan kaku. Gerak balik lambat, lemah dan lentur sampai ke posisi semula) Gerak silia ini akan menyebabkan air terdorong sejajar dengan permukaan yang bersilia tersebut.
4 macam gerakan silia Gerakan pendulum: gerakan silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang antaranya garis lengkung. Gerak undulasi: gerak silia pada saat menangkap mangsa atau bergerak yang seperti gelombang (naik-turun mirip gerakan ular). Geraka fleksural: gerakan silia pada saat menangkap mangsa (bergerak dengan lentur). Gerakan corong: gerakan silia pada saat menangkap mangsa dimana silianya membentuk corong).
Gerak Flagela Flagela bergerak simetris dengan undulasi mirip gerakan ular, sehingga air akan didorong sejajar dengan sumbu flagela.
Video Gerak Corong
GERAK OTOT
Komponen Miofibril
Sifat dan fungsi otot Otot: organ efektor yang mampu merespon berbagai stimulus (tekanan, panas, cahaya) dan menghasilkan pergerakan tubuh secara keseluruhan Pada vertebrata, otot terbagi atas: otot fasis dan otot tonik
Sifat-sifat otot, antara lain: Kontraksibilitas Elastisitas Iritabilitas/eksitabilitas Otomatisitas/ritmisitas Konduktivitas Periode refaktor lama
Rangsang & Kontraksi Otot Rangsang Mekanik Rangsang Kimia Rangsang Elektrik
Berdasarkan intensitas, rangsang dibagi menjadi 5 yaitu: Rangsang subminimal tidak ada kontraksi Rangsang minimal mampu menimbulkan kontraksi Rangsang submaksimal kontraksi minimal sampai maksimal Rangsang maksimal kontraksi maksimal Rangsang supramaksimal kontraksi tetap maksimal
All or None Contraction jika SATU SERABUT OTOT dirangsang tidak berkontraksi sama sekali atau berkontraksi maksimal
Grading Contraction OTOT (BERKAS OTOT) yang dirangsang akan mempunyai kuat kontraksi yang dipengaruhi oleh: Intensitas Frekuensi Lamanya pemberian rangsang *Otot (berkas otot) = ratusan sampai ribuan serabut otot
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kontraksi otot antara lain: Treppe (Staircase Effect) Summasi Tetani (tetanus) Fatigue Rigor dan Rigor Mortis
Hukum Starling “Kuat kontraksi otot berbanding lurus dengan panjang awal otot tersebut.” Artinya, apabila otot mendapat gaya atau tarikan maka otot tersebut akan memanjang.
Perubahan yang terjadi saat otot berkontraksi Perubahan Bentuk, bentuk dan ukuran mengalami perubahan (otot tampak lebih gemuk dan pendek) Perubahan Kimia, kandungan fosfat anorganik dan asam laktat bertambah, CO2 dan air terbentuk, glikogen dan fosfat organik berkurang. Perubahan Panas/thermis, panas yang dihasilkan akan bertambah melebihi panas istirahat, panasnya disebut initial heat
Initial Heat: Heat of activation and maintenance Heat of shortening Heat of relaxation Heat of recovery
Perubahan Arus Listrik Otot berkontraksi terjadi perubahan listrik. timbul dari proses depolarisasi yang merambat sepanjang serabut otot akibat potensial membran yang melebihi harga ambang (arus aksi)
Hutang Oksigen Otot mampu beraktivitas dalam keadaan anaerob menggunakan energi glikolisis, hasilnya asam laktat akan meningkat dalam otot. Apabila aktivitas telah selesai maka sebagian kecil (1/5) asam laktat akan dioksidasi dan sebagian besar (4/5) akan dikonversi kembali menjadi karbohidrat (biasanya glikogen), sehingga dapat dikatakan bahwa dalam keadaan darurat (kurang oksigen) otot akan “menghutang” oksigen dan apabila keadaan darurat ini telah terlampaui maka hutang oksigen akan segera “dibayar” (Soewolo, 2000).
Sistem Produksi Energi Energi yang digunakan pada otot, antara lain: ATP Fosfokreatin Glikogen (0,5-1% dari berat otot) *sebagian kecil glikogen didapat dari hasil Glikolisis* Kaya Energi
Pemanfaatan energi dalam proses kontraksi otot: ATP ADP + Pi (asam fosfat) + Energi digunakan untuk kontraksi Fosfokreatin Kreatin + Pi + Energi digunakan saat resintesis ATP Glikogen Asam Laktat + Energi digunakan saat resistensis fosfokreatin 1/5 Asam Laktat + O2 H2O + O2 + Energi digunakan saat resistensis glikogen
NEUROMUSCULAR JUNCTION
MEKANISME KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT