Penatalaksanaan Luka Akut dan Luka Kronis
Penatalaksanaan Luka Akut Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu dan waktu penyembuhan luka. Luka akut yang sering ditemui adalah luka setelah operasi, luka kecelakaan atau trauma dan luka bakar. Faktor yang dapat menyebabkan infeksi pada luka akut adalah: Lama waktu terbuka setelah kejadian Peningkatan trauma kulit sekitarnya Kontaminasi bakteri Benda asing Pencucian yang tidak adekuat
Penutupan Luka akut Dalam perkembangan ilmu bedah ada 6 macam cara menutup luka yaitu: Secara sekunder (per sekundam) Secara primer Skin graft Flap lokal Flap jauh Flap bebas (free flap) bedah mikro
Balutan Luka Prinsip perawatan setelah tindakan pembedahan pada luka akut sangat menentukan keberhasilan dalam perawatan. Jenis balutan yang dianjurkan pasca pembedahan adalah balutan yang tidak menempel saat dibuka, mencegah trauma pada dasar luka, mengurangi nyeri saat pergantian balutan, menyerap cairan, mencegah infeksi. Contoh modern draising yang digunakan transparant film dressing, hydrocolloid, calcium alginate dan vaselin zalf.
Penatalaksanaan Kronis Luka akut adalah luka yang sulit sembuh akibat terganggunya penyembuhan luka oleh faktor sistemik, lokal, dan faktor lain sehingga luka tidak sembuh sesuai dengan waktu penyembuhan luka yang normal. Luka kronis terjadi karena penyembuhan primer yang tertunda dan terus berulang dalam kurun waktu tertentu. Hal yang perlu diperhatikan saat merawat luka kronis adalah sbb: Pekajian berkelanjutan Persiapan dasar luka merupakan kegiatan spesifik yang wajib dilakukan pada luka kronis Kebutuhan penanganan dengan prinsip steril atau bersih Peningkatan kualitas hidup pasien Pendidikan kesehatan pasien dan keluarga Perbaikan aktivitas sehari-hari pasien hingga kemampuan optimal
Persiapan dasar luka International Wound Bed Preparation Advisory Board (IWBPAB) banyak mengembangkan konsep dasar luka. Menurut Schultz (2003) persiapan dasar luka adalah penatalaksanaan luka sehingga dapat meningkatkan penyembuhan dari dalam tubuh sendiri atau memfasilitasi efektifitas terapi lain. Prof Vincent Falanga (2003) memperkenalkan management luka kronis dengan “TIME” T = Tissue atau manajemen jaringan I = Infection- Inflammation Control M = Moisture Balance Management (Managemen Pengaturan Kelembapan Luka) E = Epithelization Advancement Management (managemen tepi luka)
Seni Membalut modern Tujuan pemilihan balutan: Menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penyembuhan luka Meningkatkan kenyamanan klien Melindungi kulit dan kulit sekitar Mengurangi nyeri dengan mengeluarkan udara dari ujung saraf (kondisi oklusif) Mengontrol dan mencegah perdarahan Mempertahankan suhu pada luka Menampung eksudat Immobilisasi bagian tubuh yang luka Aplikasi penekanan pada area perdarahan atau vena yang statis Mencegah dan menangani infeksi pada luka Mengurangi stress yang ditimbulkan oleh luka dengan menutup secara tepat
Jenis dan Kegunaan Balutan BASIC WOUND THERAPY Jenis dan Kegunaan Balutan Manajemen warna dasar luka Jenis balutan yang dapat mengatasi warna dasar luka (merah-kuning-hitam) Hydrogel Madu Aloe vera Bromelain Coconut oil 2. Manajemen eksudat Jenis balutan yang dapat mengatasi eksudat (sedikit, sedang, banyak dan sangat banyak, contoh: tranparant film, hydrocolloid lembaran atau powder, calcium alginate, hydrocelullose, polyurethane foam, absorben dan kantong stoma.
3. Manajemen Infeksi Jenis balutan yang dapat mengatasi infeksi,contohnya: Silver ionized Codexomer iodine Hydrophobic atau DACC Metronidazole Madu
Jenis-jenis Dressing Modern RSUD CILEUNGSI B-BRAUN Jenis-jenis Dressing Modern Hydrocolloid Transparant Film Calcium Alginate Foam Dressing Silver Ionized Dressing Cadexomer Iodine Hydrophobic Metronidazole powder
Terima kasih