ASUHAN KEPERAWATAN LABIOPALATOSKIZIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
PERAWATAN DINI PASIEN CELAH BIBIR DAN LELANGIT
Paskalis Lukimon (Ners)
“Labioskizis dan labioplatoskizis, atresia rekti dan anus, hiscprung”
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
KESEHATAN TENTANG DIARE.
Palatum Kelompok : Devi Yunita Astuti Melda Kartika Ilham Rezki
ORAL HIGIENE OLEH I GD SATRIA ASTAWA, S.Kep.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep SpKom
LUKA BAKAR.
ASKEP PADA KLIEN POST PARTUM.
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
1. Adalah Gangguan pada pertumbuhan tulang-tulang dan jaringan ikat sekitar hidung sehingga menyebabkan penutupan satu atau kedua saluran hidung LABIOSKIZIS.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Ns. SITI KHOIRUN NISA, S.Kep.
PROSES KEPERAWATAN MENU UTAMA
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
TEKNIK MENYUSUI DAN CARA PENYIMPANAN ASI
Asuhan Keperawatan CONGENITAL HIPJOINT DISLOCATION
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Santi susanti nim :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BERENCANA
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
ASKEP PADA KLIEN POST PARTUM.
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
Ns. Paskalis Lukimon, S.Kep
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
Oleh : KELOMPOK C13 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2014
PRISKILA APRILIA HAMBER
3 1 2.
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ATRESIA ESOFAGUS Kelompok 2 Heti hartati Indah rohyani Riska maelani
Kelompok 1 Sherly yulita Armona Sari Silvia Elki Cicilia Sri Wahyunita
Luka dan Perawatan luka
Asuhan Bayi baru lahir normal
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
PELATIHAN KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
CLEFT PALATE AND/OR LIP
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT BAYI LAHIR Oleh dr Retno Purwati Rahayu.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA
TRAUMA ABDOMEN.
TEAM PROMKES RSUD DR. ADJIDARMO
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
M. Siauta. CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa mampu melakukan tindakan Irigasi Lambung CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN LABIOPALATOSKIZIS Oleh: Atik Pramesti W

APA LABIOPALATOSKIZIS???

DEFINISI Labioskisis kongenital anomali berupa kelainan bentuk pada struktur wajah. Palatoskisis celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.

Etiologi 1. Faktor keturunan 75% resesif dan 25% bersifat dominan. 2.Kelainan kromosom. Sel normal = 46 kromosom :22 pasang kromosom non-sex (kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) menentukan jenis kelamin  Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 ( 3 untai kromosom 13 ) jumlah total kromosom tiap sel= 47.

FAKTOR EKSTERNAL / LINGKUNGAN : 1.Faktor usia ibu 2.Obat-obatan. Asetosal, Aspirin, Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam Flufetamat, Ibuprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroid 3.Nutrisi defisiensi Zn dan B6, vitamin C pada waktu hamil, kekurangan asam folat. 4.Penyakit infeksi Sifilis, virus rubella 5.Radiasi 6.Stres emosional 7.Trauma, (trimester pertama)

Klasifikasi  1. Berdasarkan organ yang terlibat a. Celah di bibir (labioskizis) b. Celah di gusi (gnatoskizis) c. Celah di langit (palatoskizis) d. Terjadi di bibir dan langit-langit(labiopalatoskizis) 2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk a.Unilateral Incomplete. celah sumbing disalah satu sisi bibir dan tdk memanjang kehidung. b.Unilateral Complete. sumbing hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang ke hidung. c.Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

GEJALA DAN TANDA 1.TERJADI PEMISAHAN LANGIT± LANGIT  2.TERJADI PEMISAHAN BIBIR   3.TERJADI PEMISAHAN BIBIR DAN LANGIT± LANGIT. 4. DISTORSI HIDUNG 5. ADANYA RONGGA PADA HIDUNG 6. SUKAR MENGHISAP / MAKAN

KOMPLIKASI 1.Gangguan bicara dan pendengaran 2.Terjadinya otitis media 3.Aspirasi 4.Distress pernafasan 5.Risiko infeksi saluran nafas 6.Pertumbuhan dan perkembangan terhambat

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.Foto rontgen 2.Pemeriksaan fisik 3.MRI untuk evaluasi abnormal

PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK 1. Tergantung pada beratnya kecacatan 2. Prioritas pertama pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat 3. Mencegah komplikasi 4. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan 5. Pembedahan: pada labio sebelum kecacatan palato; perbaikan dg pembedahan usia beberapa minggu untuk mencegah kolaps maxilaris, merangsang pertumbuhan tulang, dan membantu dalam perkembangan bicara dan makan, dapat dilakukan sebelum pembedahan perbaikan. 6.Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bln - 2 th, tergantung pada derajat kecacatan. Awal fasilitas penutupan adalah untuk perkembangan bicara.

PENATALAKSANAAN a. Dilakukan bedah elektif melibatkan beberapa disiplin ilmu. tetapi waktu yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.  b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten nyaitu umur > 10 mgg, BB > 10 pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui  c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasti dikerjakan sedini mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat bicaraotak belum membentuk cara bicara. Pada umur 8-9 tahun dilaksanakan tindakanoperasi penambahan tulang pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli ortodensi mengatur pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah supaya normal. 

PENATALAKSANAAN d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang muka. e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak memiliki kerusakan horseshoe´yang lbar. Dalam hal ini, suatu kontur seperti balon bicara ditempl pada bagianbelakang gigi geligi menutupi nasofaring dan membantu anak bicara yang lebih baik. f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena langit-langit sangat penting untuk pembentukan bicara, perubahan struktur, juag pada sumbing yang telahdiperbaik, dapat mempengaruhi pola bicar secara permanen.

Prinsip perawatan secara umum 1. Lahir ; bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) untuk membantu masuknya makanan ke lambung. 2. Umur 1 minggu; pembuatan feeding plate u/ membantu menutup langit-langit dan mengarahkan pertumbuhan. 3. Umur 3 bulan; labioplasty atau tindakan operasi untuk bibir, alanasi (untuk hidung) dan evaluasi telinga. 4. umur 18 bulan - 2 tahun; palathoplasty; tindakan operasi langit-langit bila terdapat sumbing pada langit-langit. 5. Umur 4 tahun : dipertimbangkan repalatorapy /pharingoplasty. 6. umur 6 tahun; evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran. 7.umur 11 tahun; (cangkok tulang pada pinggir alveolar untuk memberikan jalan bagi gigi caninus). 8. umur 12-13 tahun; final touch; perbaikan2 bila diperlukan. 9. umur 17-18 tahun; orthognatik surgery bila perlu

ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian • Data Umum Riwayat Kesehatan Riwayat kehamilan Pemeriksaan Fisik a. Kerusakan dalam menghisap b. Menelan c. Makan d.Terjadi penurunan bernapas e.Mudah tersedak f. Distres pernapasanan dan dispnea

Diagnosa keperawatan Pra Pembedahan a. Resiko aspirasi b.d ketidakmampuan mengeluarkan sekresi secara spontan karena sumbing palatum dan bibir sehingga terjadi ketidakmampuan dalam menghisap b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kesukaran menelan oleh karena kecacatan pada daerah palatum

Diagnosa keperawatan Pasca Pembedahan a.Resiko infeksi b.d adanya insisi luka akibat proses pembedahan b. Perubahan membran mukosa oral b.d insisi akibat pembedahan c. Perubahan proses keluarga b.d kehilangan yang dikaitkan dengan kelahiran anak dengan kecacatan

Resiko aspirasi b.d ketidakmampuan mengeluarkan sekresi secara spontan karena sumbing palatum dan bibir shg terjadi ketidakmampuan dalam menghisap DEFINISI Resiko aspirasi : Suatu kondisi dimana anak beresiko untuk masuknya sekret, benda padat atau cairan ke dalam saluran trakeobronkeal TUJUAN rencana yang dapat dilakukan adalah mencegah agar tidak terjadi aspirasi dengan mempertahankan kepatenan jalan napas dan saluran cerna.

Kriteria Pengkajian Fokus Data Subyektif riwayat masalah dlm menelan/aspirasi Data Obyektif Kemampuan menelan Regurgitasi nasal Batuk satu/dua detik setelah menelan

INTERVENSI 1. Atur posisi kepala dengan mengangkat kepala waktu minum. Rasional : Semua Bayi baru lahir memiliki tonus otot sfingter kardiak esofagus yg buruk shg mempermudah terjadinya regurgitasi . 2. Gunakan DOT dg puting yg panjang dan lembut dg lubang yg besar. Rasional : Bayi tdk dapat menghisap dg baik bila menggunakan puting susu yg normal 3. Jangan tempatkan puting melalui celah Rasional : penghisapan penting u/ perkembangan otot guna meningkatkan kemampuan bicara selanjutnya 4. Berikan tekanan yg lembut pd bagian dasar botol Rasional :guna membantu bayi mengontrol aliran susu dg menggunakan lidah dan palatumnya

5. Sendawakan bayi setiap selesai menyusu Rasional : sering banyak udara yg ikut tertelan saat makan. 6. jika pemberian makan melalui dot tidak berhasil gunakan spuit berujung karet untuk meneteskan susu formula ke bagian belakang lidah Rasional : Pemberian tekanan lembut pd bagian bawah botol dpt membantu bayi mengontrol lidah dan palatumnya. 7. Monitor status pernapasan selama pemberian makan seperti frekuensi napas, irama, serta tanda-tanda adanya aspirasi. Rasional :Untuk memantau kalau bayi tidak dapat bernapas karna aspirasi.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kesukaran menelan oleh karena kecacatan pada daerah palatum Definisi Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh : Kondisi ini dialami oleh bayi yg tidak mengalami puasa atau beresiko mengalami penurunan BB yg b.d tidak cukupnya masukan Kriteria Mayor Individu mempunyai ketidakcukupan masukan makanan Kriteria Minor BB 10%-20% dibawah normal Lipatan kulit trisep , lingkar lengan tengah dan lingkar otot pertengahan lengan < 60% dr ukuran standar penurunan albumin serum

INTERVENSI 1. Monitor kemampuan menelan dan menghisap. Rasional : mengetahui kemampuan menelan menghisap bayi. 2. Timbang berat badan setiap hari. Rasional : mengetahui status nutrisi anak setiap harinya. 3. Jangan diangkat dot selama bayi menghisap. Rasional : Mencegah terjadinya cedera. 4. Sendawakan dengan sering selama pemberian makan. Rasional : Karena cenderung menelan banyak udara. 5. Kolaborasi tindakan pembedahan : Rasional : Untuk memperbaiki bagian mulut yang rusak.

Resiko infeksi b.d meningkatnya kerentanan bayi sekunder akibat luka terbuka post pembedahan labioplasty DEFINISI Suatu kondisi dimana individu beresiko terkena agen oportunis atau patogenis (virus, bakteri, jamur, protozoa atau parasit lain) dari berbagai sumber dari dalam ataupun dari luar tubuh Tujuan Mempertahankan kesterilan dari luka akibat insisi dengan mencegah terjadinya infeksi.

KRITERIA PENGKAJIAN FOKUS Data Subyektif - Data Obyektif Adanya luka pembedahan Kriteria Hasil Keluarga menyebutkan faktor risiko yg berkaitan dg infeksi dan tindakan kewaspadaan yg dibutuhkan Indikator: 1. Mendemonstrasikan teknik mencuci tangan yg tepat saat plg 2. Menjelaskan ttg metode penularan infeksi 3. Menjelaskan ttg peranan nutrisi dalam mencegah infeksi

INTERVENSI 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dg semua klien atau spesimen. Rasional : mencuci tangan dapat mengurangi risiko kontaminasi silang. 2. Lakukan monitor adanya tanda infeksi seperti bau, keadaan luka, keutuhan jahitan,kemerahan, inflamasi. Rasional : Mencegah terjadinya infeksi. 3. Lakukan monitor tanda-tanda vital Rasional : keadaan infeksi mempengaruhi perubahan ttv. 4. Lakukan perawatan luka pasca operasi dengan teknik aseptik. Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi. 5. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi antibiotik. Rasional : pemberian antibiotik pada rentang waktu yang tepat membantu mempertahankan kadar terapeutik obat. 6. Kaji status nutrisi klien guna memberikan asupan protein dan kalori yg sesuai u/ penyembuhan Rasional : asupan protein dan kalori meningkatkan daya tahan tubuh

Perubahan membran mukosa oral b.d insisi akibat pembedahan DEFINISI Suatu kondisi dimana seorang anak mengalami atau berada pada kerusakan jaringan pada mukosa oral BATASAN KARAKTERISTIK KRITERIA MAYOR (Harus terdapat) Kerusakan membran mukosa oral KRITERIA MINOR (Mungkin terdapat) Drainase purulen Lesi oral edema

TUJUAN mempertahankan keutuhan mukosa oral agar gangguan integritas mukosa oral dapat teratasi. KRITERIA HASIL Anak akan menunjukkan integritas rongga mulut. Anak akan menunjukkan bebas dari plak yang membahayakan untuk mencegah infeksi Bebas dari rasa tidak nyaman oral selama pemasukan makan dan minuman

INTERVENSI 1. Monitor adanya keutuhan kulit, perdarahan. Rasional : Mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit. 2. Bersihkan daerah insisi dengan menggunakan normal saline dan bersihkan sisi makan didaerah mulut. Rasional : Menurunkan resiko infeksi 3. Hindari menangis dengan keras. Rasional : Karena dapat menyebabkan tegangan pada jahitan. 4. Lakukan pergerakan aktif atau pasif . Rasional : Untuk memperbaiki sirkulasi. 5. Lakukan pembilasan mulut dengan air bersih sebelum dan sesudah pemberian makan. Rasional : Mencegah terjadinya aspirasi saat pemberian makan dan agar daerah mulut tetap bersih..

6. Pertahankan alat pelindung bibir. Rasional : Untuk melindungi garis jahitan. 7. Lakukan perawatan luka pasca pembedahan secara aseptik. Rasional : Menurunkan resiko infeksi 8. Bersihkan daerah garis sutura dan oleskan salep antibiotika. Rasional : Karena inflamasi atau infeksi akan mempengaruhi penyembuhan dan efek kosmetik dari perbaikan pembedahan.

Perubahan proses keluarga b Perubahan proses keluarga b.d kehilangan yang dikaitkan dg kelahiran anak dengan kecacatan DEFINISI Suatu keadaan dimana dukungan keluarga yg biasa diterima, mengalami risiko atau mendapat suatu stressor yang mengancam fungsi yg sebelumnya efektif BATASAN KARAKTERISTIK KRITERIA MAYOR (Harus terdapat) Tidak dapat menyesuaikan diri scr konstruktif terhadap krisis Tdk dpt berkomunikasi scr terbuka & efektif diantara anggota klg KRITERIA MINOR (Mungkin terdapat) Tidak terpenuhinya kebutuhan emosional pd semua anggota klg Tidak terpenuhinya kebutuhan spiritual pd semua anggota klg Tidak dpt mengekspresikan perasaan dlm rentang yg lebar

INTERVENSI 1. Tingkatkan partisipasi keluarga dalam perawatan. Rasional : Untuk memberikan rasa aman dan nyaman. 2. Jelaskan dan demontrasikan kepada keluarga cara perawatan, pemberian makan dengan alat, cara mencegah infeksi, cara mencegah aspirasi, cara pengaturan posisi, dan cara membersihkan mulut setelah makan. Rasional : Meningkatkan kemandirian keluarga dalam perawatan 3. Ciptakan lingkungan RS yg mendukung dan pribadi u/ klg Rasional : memberikan dukungan kepada keluarga dalam memenuhi kebutuhannya

ada pertanyaan