PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PADA PEKERJAAN TERTENTU
TUJUAN PEMBERIAN PERTOLONGAN Menyelamatkan nyawa korban Meringankan penderitaan korban Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah Mempertahankan daya tahan korban Mencarikan pertolongan lebih lanjut
PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PADA PEKERJAAN TERTENTU Pemberian pertolongan terhadap korban kecelakaan pada pekerjaan dalam ruangan tertutup dan terbatas. Pemberian pertolongan terhadap korban kecelakaan yang Kontak dengan bahan kimia. Pemberian pertolongan terhadap kecelakaan akibat listrik
PRINSIP DASAR TINDAKAN PERTOLONGAN Pedoman tindakan Penolong harus memahami dan terampil Tindakan pertolongan harus berurutan Amankan korban dan beri tanda tempat kejadian Cari bantuan sambil memberikan pertolongan Ciri-ciri gangguan Mengenali ciri-ciri gangguan pada korban Kesiapan pertolongan Personil Buku petunjuk/buku pedoman panduan Kotak P3K & kotak khusus dokter Alat angkut & transportasi Alat perlidungan Peralatan darurat
PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN TERTUTUP DAN TERBATAS Menilai situasi Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain Memperhatikan sumber bahaya (fisik, kimia) Memperhatikan jenis pertolongan Memperhatikan adanya bahaya susulan
Mengamankan Tempat Kejadian PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN TERTUTUP DAN TERBATAS Mengamankan Tempat Kejadian Memperhatikan penyebab kecelakaan Utamakan keselamatan diri sendiri dengan menggunakan APD Singkirkan sumber bahaya yang ada Hilangkan faktor bahaya (misal dengan menghidupkan exhaus ventilasi) Singkirkan korban dengan cara aman dan memperhatikan keselamatan diri sendiri.
Memberikan pertolongan PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN TERTUTUP DAN TERBATAS Memberikan pertolongan Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas tindakan Berikan pertolongan sesuai status korban
Faktor yang menimbulkan kondisi bahaya PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA Faktor yang menimbulkan kondisi bahaya Derajat racun Sifat fisik Sifat dasar Tata cara kerja Tempat jalan masuk Kerentanan individu
Penggaruh bahan kimia terhadap tubuh : PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA Penggaruh bahan kimia terhadap tubuh : Iritasi Korosif Alergi Kekurangan oksigen Keracunan sistemik Kanker Merusak janin Pengaruh teradap generasi mendatang Pneumoconiosis Efek bius
PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA Pada prinsipnya sama dengan pertolongan terhadap korban kecelakaan pada pekerjaan dalam ruangan tertutup dan terbatas : Menilai situasi Mengamankan tempat kejadian Memberikan pertolongan
Hal-hal yang perlu diperhatikan : Menilai situasi PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA Hal-hal yang perlu diperhatikan : Menilai situasi Mengenali bahaya bahan kimia yang mengancam penolong dan orang lain. Memperhatikan sumber bahaya bahan kimia Memperhatikan jenis pertolongan Memperhatikan adanya bahaya susulan
Mengamankan Tempat Kejadian PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA Mengamankan Tempat Kejadian Memperhatikan penyebab kecelakaan Bahan kimia bentuk gas atau uap, penolong memakai alat pernafasan. Singkirkan sumber bahaya yang ada atau singkirkan korban dengan cara aman.
Memberikan pertolongan PEMBERIAN PERTOLONGAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA Memberikan pertolongan Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas tindakan Berikan pertolongan sesuai status korban Menghilangkan kontak & mendinginkan kulit. Terkontaminasi kuli & pakaian diguyur dengan air waktu melepas pakaian. Kena kulit cuci dengan sabun Kena mata cuci dengan boor water/air Tertelan usahakan muntah Sesak nafas segera longgarkan pakaian dan beri O2.
Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan Pada Cedera Akibat Listrik Voltage (Kekuatan listrik) Amper (Arus Listrik) Type Arus (searah/bolak-balik) Lama Kontak Area Kontak Jalan Arus Banyaknya Jaringan Resistance Kandungan Air Dalam Jaringan
Akibat Sengatan listrik Arus searah dan Bolak-balik Akibat arus searah : Perubahan elektrolit. Akibat Arus bolak-balik Kejang otot Berkeringat Kerusakan jaringan Voltage dan freq. 100 v & 60 Hz menyebabkan ventrical vibrilation Voltage tinggi dapat menyebabkan paralysis pernafasan Arus diatas 20 mA dapat menyebabkan kontraksi otot pernafasan dada, dlll.
Jaringan Penghantar Listrik Jaringan konduktor Pembuluh darah Otot Jaringan tidak konduktor Tulang Kulit kering Syaraf tepi
Gejala dan tanda Cidera (luka bakar akibat listrik masuk dan keluar) Mati klinis (hilang kesadaran, henti nafas, henti jantung) Kerusakan jaringan (kulit/sub kutis, saraf, otot, tulang patah, mata, ginjal, saluran pencernaan, pembuluh darah, jantung/irama, konduksi, infark) Kejang (kontraksi otot tidak teratur) Gelisah, nyeri otot, kelumpuhan, gangguan penglihatan.
Pemberian Pertolongan Menilai situasi Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain Memperhatikan sumber bahaya Memperhatikan jenis pertolongan Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan Mengamankan Tempat Kejadian Memperhatikan penyebab kecelakaan Utamakan keselamatan diri sendiri Singkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan aliran dan matikan sumber listrik) Hilangkan faktor bahaya misal dengan menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan sumber listrik dengan bahan non konduktor) Singkirkan korban dengan cara aman dan memperhatikan keselamatan diri sendiri (dengan alat pelindung seperti; sarung tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).
Pemberian Pertolongan Memberikan pertolongan Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas tindakan Berikan pertolongan sesuai status korban Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi Jantung paru Selimuti korban Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan). Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
OTAK SELALU MENDAPATKAN O2 PRINSIP RESUSITASI OTAK SELALU MENDAPATKAN O2 Oksigen TUBUH ENERGI SEL (MLL DARAH) Zat Lain (Makanan, Air)
ABC KEHIDUPAN 3 Unsur masuknya O2 ke otak Jalan nafas (Air Way) Pernafasan (Breathing) Aliran Darah (Circulation)
ABC RESUSITASI Membuka jalan nafas (Air Way) Mempertahankan pernafasan (Breathing) Mempertahankan aliran Darah (Circulation)
RESUSITASI PARU Baringkan korban terlentang Longgarkan pakaian Bersihkan mulut, hidung dan tenggorokan Bebaskan jalan nafas dengan menengadahkan kepala Pada Mulut ke mulut, tutup hidung korban dan Pada mulut ke hidung, gunakan ibu jari tangan untuk menahan dagu dan menekan bibir bawah agar mulut tertutup. Ambil nafas dan berikan 4 kali hembusan dengan cepat sehingga dada korban mengembang Lanjutkan pertolongan nafas 12 – 15 kali permenit Jika sudah bernafas awasi pernafasan
RESUSITASI JANTUNG PARU Baringakan korban terlentang diatas dasar yang keras dan kuat Kepala korban ditengadahkan Tentukan titik kompresi (2 jari diatas ujung tulang dada/titik temu lengkung iga). Letakkan tumit tangan diatas titik kompresi Kuncilah jari-jari tangan satu dengan jari tangan lainnya. Dengan kedua tangan tegak lurus terhadap tulang dada lakukan tekanan dengan bantuan BB 80 x/menit kedalaman 4 – 5 cm. Bila penolong 1 orang : lakukan 2 x nafas buatan dan disusul 15 x pijatan jantung Bila penolong 2 orang : lakukan bersama-sama dengan perbandingan 1 : 5. Lakukan 4 siklus, bila nadi (-) teruskan RJP.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Kapan tidak dilakukan RJP : Ada lebam mayat Ada kaku mayat Ada pembusukan Korban terpotong-potong Kapan menghentikan RJP : Korban pulih Diganti tenaga terlatih Kelelahan Dokter mengatakan untuk menghentikan Henti jantung lebih 30 menit
KESALAHAN DALAM RJP SEBAB AKIBAT Penderita tidak berbaring Pada Bidang keras RJP Kurang efektif Penderita tidak horizontal Bila kepala lebih tinggi, darah ke otak akan kurang Tekan dahi tekan dagu kurang baik Jalan nafas terganggu Kebocoran saat melakukan pernafasan buatan Pernafasan buatan tidak efektif Lubang hidung kurang tertutup Letak tangn kurang tepat, arah, tekanan kurang Patah tulang, luka dalam paru Tekanan terlalu dalam atau terlalu cepat Jumlah yang dialirkan kurang Rasio RJP dan pernafasan buatan tidak baik Oksigenasi darah kurang