Analisis teknik meresensi buku menurut Hernowo Pertemuan 13 RESENSI Analisis teknik meresensi buku menurut Hernowo
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menguraikan tehnik resensi. C2 Menghasilkan sebuah resensi atas buku/hasil karya berdasarkan tehnik yang dikuasainya. C3
II RESENSI 2.1. Teknik Resensi “Gunting dan Rekatkan”, Cutting and Glueing Tehnik ini diawali dengan membaca berbagai buku dan mencatat berbagai hal menarik/penting. Semakin banyak membaca buku, tidak saja semakin banyak hal yang didapatkan, tapi juga semakin kaya pengalam batin kita. Yang digunting dan direkatkan kembali adalah apa yang sudah kita peroleh selama membaca buku. Ini merupakan cara meresensi buku yang dapat dilakukan oleh seorang pemula. Manfaat meresensi buku seperti ini adalah dapat memberikan peluang sangat besar kepada seseorang untuk berlatih menulis dengan bantuan "bahasa" orang lain. Inilah juga yang dapat membuat seseorang jadi melakukan kegiatan membaca buku secara efektif (ada efeknya terhadap pengembangan diri).
II RESENSI 2.2.Teknik Menentukan Fokus, Focusing: Tehnik ini memusatkan pada satau hal yang menarik perhatian peresensi. Fokus perhatian pada pengarang: - latar belakang pendidikan si penulis - mengapa dia menulis buku ini? Dengan tema ini? - Apa keistimewaannya? - Apakah ada yang dapat dipelajari dari pengalamannya menulis? Fokus perhatian pada desain sampul: - Bagaimana desain sampul digarap dengan sangat menarik atau jutsru diabaikan. Fokus perhatian pada organisasi buku: - Bagaimana ide-ide disusun dalam urutan bab-bab tertentu Intinya penggunaan teknik "focusing" akan sangat membantu peresensi dalam membedah buku, apalagi jika dia memahami dengan baik anatomi buku.
2.3. Tehnik Membandingkan, Comparing II RESENSI 2.3. Tehnik Membandingkan, Comparing Ini teknik tertinggi dalam meresensi buku. Mereka yang akan memakai teknik ini sebaiknya sudah menguasai kedua teknik sebelumnya. Kenapa? Sebab, kedua teknik ini akan mempertajam dan memuluskan penggunaan teknik membandingkan, "comparing". Karena membandingkan, peresni perlu membaca buku-buku lain, baik dengan tema sejenis maupun buku lain yang ditulis pengarang yang sama. Yang perlu "diikat" oleh seorang peresensi jadi cukup banyak dan terukur. Dan sewaktu seorang peresensi meggabung-gabungkan apa-apa yang mau "diikat", dia perlu menganalisis lebih jeli dan, itu tadi, terukur
3.1.Bacalah ketiga artikel berikut ini: III MEMBACA RESENSI 3.1.Bacalah ketiga artikel berikut ini: a) Mengikat Makna http://www.mizan.com/portal/template/BacaArtikel/kodeart/631 b) Tips Menulis dan Mengirimkan Resensi Buku http://www.eramoslem.com/ks/bp/52/17173,1,v.html c) Mengikat Jejak http://www.ekuator.com/index.p?see=fullmengikatmakna&id=14 Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa perbedaan mendasar teori resensi Gorys Keraf dan Hernowo yang terdapat dalam artiel di atas? Rumuskan hakikat resensi menurut kata-kata Anda sendiri dalam satu kalimat.
IV TUGAS 4.1. Bacalah resensi musik berikut ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah: ”Jazz Aneka warna di Java Jazz” http://mediaindo.i2.co.id/resensi/details.asp?id=50 Apa saja yang diulas peresensi dalam artikel tersebut? Adakah sisi-sisi positif apa yang ditonjolkan peresensi? Apa komentar peresensi tentang kelemahan penyelenggaraan konser musik yang diulas?
4.2. Menulis Resensi Sebuah hasil karya non- buku IV TUGAS 4.2. Menulis Resensi Sebuah hasil karya non- buku Buatlah satu resensi salah satu karya film, CD musik, atau VCD/DVD yang menarik perhatian Anda. Tuangkan resensi Anda dalam karangan 250-300 kata.
IV TUGAS 4.3. Menulis Resensi Pertunjukan Seni Tulislah sebuah resensi pendek (250 kata) tentang salah satu pertunjukan seni (konser musik, pentas drama, pantomim, dan lain-lain) yang Anda lihat dalam setahun terakhir.
Penutup Belajar bahasa tidak saja membuka cakrawala kita tentang kata, tata gramatika, tapi juga menguak berbagai peristiwa sejarah, sosial, politik, hukum, budaya, ekonomi, penindasan atau kekuasaan, bahkan konyolnya sebuah bangsa di balik munculnya sebuah pernyataan, kalimat atau kata.