Ervid Miftah Pradipta (L2C009139) SHIP POLUTTION Oleh : Ervid Miftah Pradipta (L2C009139) Noor Hidayati (L2C009141)
REFERENSI Robert Clark., 2001. Marine Pollution. University of Oxford Press. 248 halaman.
REFERENSI Jürgen Basedow and Ulrich Magnus. 2007. Pollution of the Sea – Prevention and Compensation. Springer.
PENGERTIAN Semua orang tahu apa polusi dan ini merupakan “sesuatu yang buruk”, tetapi bagi tes keilmiahan dari polusi laut, penilaian harus secara kuantitas. Dalam hal apa polusi itu buruk? Seberapa burukkah? Buruk buat siapa?
Untuk menjawab pertanyaan tsb, kita harus mempertimbangkan: Material apa yang dibuang masuk ke laut atau estuaria. Apa efek bahan-bahan tersebut? Implikasinya terhadap manusia? Apa yang sedang dilakukan, yang bisa dilakukan, dan harusnya dilakukan untuk mereduksi efek? Apa konsekuensi dengan tidak membuang bahan ini ke laut? Lebih baik atau buruk?
Kategori bahan pencemar Sampah terdegradasi Pupuk Sampah/Polusi yang dihamburkan Sampah konservatif : logam berat, pestisida, radioaktif Sampah padat : dredging, hasil tambang
Asal Bahan Pencemar Masukan Langsung Estuaria Kota pantai Industri di pantai Sungai Kapal/Perkapalan Masukan dari lepas pantai Dredging Lumpur Industri lepas pantai Masukan dari atmosfer
PENCEMARAN LAUT AKIBAT KAPAL Pencemaran laut akibat dari perkapalan ini dapat terjadi karena dua hal yaitu : 1. Bahan pencemar itu sengaja dibuang ke laut (unsur kesengajaan) 2. Akibat Tumpahan minyak dari kapal tanker
Tumpahan minyak dari kapal tanker tumpahan minyak diakibatkan oleh kegiatan penambangan lepas pantai, kebocoran dan kecelakaan kapal tanker, kebocoran saluran pipa minyak, dan lainnya, telah menimbulkan kerusakan yang hebat pada tingkat lokal baik bagi tumbuhan, hewan ataupun pada manusia (secara tidak langsung).
Dampak Buruk dari pencemaran ini Rusaknya Estetika laut Adanya kerusakan biologis Pertumbuhan bakteri laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa toksik dalam komponen minyak bumi, juga senyawa toksik yang terbentuk dari proses biodegradasi. Pengaruh lainnya adalah penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan toksik pada slick (lapisan minyak di permukaan air)
Penanggulangan Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia dispersan. Setiap teknik ini memiliki laju penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu.
In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan air sehingga mampu mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi, yang dijumpai dalam teknik penyisihan secara fisik. Cara ini membutuhkan ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang tahan api. penyisihan minyak secara mekanis melalui dua tahap yaitu melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer. bioremediasi yaitu mempercepat proses yang terjadi secara alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya seperti CO2 , air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkunga kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan. Sayangnya, cara ini hanya bisa diterapkan pada pantai jenis tertentu, seperti pantai berpasir dan berkerikil, dan tidak efektif untuk diterapkan di lautan.
menggunakan sorbent yang bisa menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan. Penggunakan dispersan kimiawi yaitu dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat aktif permukaan) (lebih jauh lihat : Dispersan Kimiawi, Salah Satu Solusi Pencemaran Minyak di Laut ).