tim histologi veteriner 2014 Histoteknik Dasar tim histologi veteriner 2014
Histoteknik adalah metoda membuat sajian histologi dari spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi sajian yang siap untuk dianalisis. Sumber Jaringan: Manusia Hewan
Rangkaian Proses Pengawetan (Fixation); Dehidrasi (Dehydration); Pembeningan (Clearing); Pembenaman (Infiltration/Impregnation/Embedding); Pengecoran (Blocking/Casting); Pengirisan Jaringan (Sectioning); Pewarnaan (Staining); Perekatan (Mounting); Pelabelan (Labelling)
1. Pengawetan Efek fiksasi terhadap jaringan yang diproses: Menghambat proses pembusukan dan autolisis Pengawetan jaringan Pengerasan jaringan Pemadatan koloid Differensiasi optik Pengaruh terhadap pewarnaan Cara melakukan fiksasi: Supravital/intravital; Merendam dalam larutan fiksatif.
Volume larutan pengawet. Jenis larutan pengawet. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fiksasi jaringan histologi adalah: Tebal irisan. Volume larutan pengawet. Jenis larutan pengawet.
Kelompok Zat Pengawet Formaldehyde Picrates Mercurials Formaldehyde (Formalin), Paraformaldehyde, Glutaraldehyde, Picrates Picric Acid Bouin’s Solution Mercurials Helly ‘s Fluid (Zenker Formol) Oxidizing Agents Osmium tetroxide Alcohol Methanol, Alcohol (etanol) Potassium Dichromate Muller
JENIS CAIRAN FIKSATIF FORMALIN MULLER BOUIN CARNOY ZENKER FORMAL (CAIRAN HELLY) ETANOL ASAM ASETAT-ALKOHOL-FORMALIN (TELLYESNICZKY) dll
FORMALIN Yg digunakan adalah bentuk monomer: dibuat dengan menetralkan/alkalis larutan Mengakibatkan crosslink protein Formal saline, formal calcium, 10% neutral buffered formalin, buffer formalin sukrosa Kelebihan dan kekurangan
Human, 10% Formalin, HE 612x
BOUIN Mengandung asam pikrat, meledak kalau kering Mudah dikenali saat pemotongan warna kuning Mempunyai daya penetrasi yang cepat dan merata Jaringan mengalami pengerutan
Rat, Bouin’s Solution,HE, Testis 400x
Zenker Formol (Cairan Helly) Mengandung merkuri klorida Daya fiksasinya cepat dan kuat, tetapi kecepatan penetrasinya berkurang setelah meresap sejauh beberapa milimeter pertama dan potongan jaringan yang melebihi ketebalan 5 mm pada umumnya cenderung untuk menjadi keras (rapuh), overfixed di bagian pinggir sementara di bagian tengah menjadi lunak karena underfixed Fiksatif ini sangat baik untuk fiksasi sumsum tulang dan limpa, mitochondria.
Rat, Helly Fluid, HE 162x
Etanol Cytological fixatives Etanol 95% Digunakan untuk Pap test, swab Mempertahankan antigenisitas cocok IHC
LARUTAN CARNOY mengawetkan substansia Nissl dan glikogen daya penetrasi yang cepat Fiksasi ini sering digunakan apabila suatu diagnosis perlu ditegakkan dengan cepat, misalnya untuk diagnosis kanker pada saat pembedahan. Fiksasi umumnya selesai setelah 1-2 jam,sedangkan potongan kecil selesai difiksasi dalam 15 menit. efek pengerutan: kuat
Mus musculus, Carnoy, Liver
Pasca fiksasi, jaringan yang keras mendapat perlakuan khusus Tulang: dekalsifikasi formic acid 8% Kulit: teknik lendrum Cuci dengan air kran mengalir/alkohol 90% Fenol 4% dalam akuades (v/v) selama 1 -3 hari
dehidrasi Tahapan dehidrasi Cara I Cara II Alkohol 70% 3 hari ( 3x ganti) Alkohol 95% 3 hari ( 3x ganti) Alkohol 100% 3 hari ( 3x ganti) Cara II Alkohol 70%, 80%, 90%, masing-masing 1 hari; Alkohol 95% 2 hari ( 2x ganti); Alkohol 100 % 2 hari ( 2x ganti). Sukrosa 20% (untuk cryostat): Sukrosa 20% selama 2 hari; Metanol: jarang digunakan tetapi dapat digunakan seperti etanol; Aseton : 3 x 20 menit.
PEMBENINGAN (CLEARING) Bahan yang digunakan : Cedar wood oil; Chloroform; Benzene/benzol; Benzyl benzoat; Methyl benzoat; Xylene/xylol; Toluene
Cedar Wood Oil Keuntungan Sifat clearing-nya paling baik. Tak mengeraskan jaringan Jaringan yang halus sangat baik. Kadang digunakan untuk jaringan keras (kulit dan jaringan ikat padat) Dapat disimpan dalam waktu lama (berbulan-bulan)
Chloroform Keuntungan : Kerugian Paling sering dipakai Bersifat toleran (dapat disimpan semalaman tanpa menjadi keras) Kerugian Titik akhir tak dapat dilihat dengan mata Saat menjadi bening dan transparan tak jelas Cara mengatasi : waktu pembeningan diperpanjang Lebih mahal dari xylene dan benzene tetapi lebih murah dari cedar wood oil.
Benzyl Benzoate Metoda : Benzyl benzoat I selama 24 jam hingga jaringan tenggelam. Jaringan menjadi bening dan transparan. Benzyl benzoat II selama 2-3 jam. Benzol-Paraffin selama ½ - 1 jam. Campuran benzol dan paraffin cair dengan perbandingan sama. Masukkan ke dalam paraffin cair.
Methyl Benzoate Metode : Methyl benzoat I sampai jaringan tenggelam. Daya penetrasi lebih cepat dari benzol benzoat; Jaringan mudah rapuh. Methyl benzoat II selama 1-2 jam. Benzol-Paraffin. Campuran benzol dan paraffin dengan perbandingan sama. Masukkan ke dalam paraffin cair.
Benzene dan Xylene Keuntungan Kerugian Metode Waktu clearing cepat : ½ - 1 jam. Benzene lebih lambat dari xylene tetapi kerapuhan jaringan lebih berkurang dibanding xylene Kerugian Karsinogenik Metode Direndam dalam xylol 2 kali @ 1 menit hingga bening dan transparan Volume 50 – 1000 kali volume jaringan Setelah itu masukkan ke dalam paraffin cair
Toluene Sama dgn xylene tetapi lebih lambat Menimbulkan sedikit pengerasan dan distorsi jaringan Mudah menguap
PEMBENAMAN Impregnasi adalah proses pengeluaran cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan menggantikannya dengan paraffin. Dilakukan dengan menggunakan paraffin oven Clearing agent yang tersisa dapat mengkristal dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan mikrotom jaringan akan robek. Teknik Pembenaman Paraffin/ paraplast I selama 2 jam; Paraffin/ paraplast II selama 1 jam; Paraffin/ paraplast III selama 2 jam. Setelah pembenaman, proses dilanjutkan dengan pengecoran (blocking).
PENGECORAN (BLOCKING/CASTING) Alat Cetak : Besi potongan berbentuk L (Leuckhart) Susun 2 buah potongan besi si atas lembaran logam sehingga membentuk ruang kubus; Tuangkan sedikit paraffin cair di bagian pinggir agar tidak bocor; Letakkan jaringan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris; Tuangkan paraffin secukupnya agar menutupi jaringan seluruhnya; Hindarkan terbentuknya air bubble. Histoplate dari plastik (casette) dan piringan logam (mold). Spatula untuk melekatkan blok paraffin. Beri label identitas jaringan saat blocking.
PENGIRISAN JARINGAN (SECTIONING) Persiapan: - Microtome knive vs Microtome blade (disposable) Letakkan pisau pada mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok paraffin yang akan dipotong pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel blade yang panas. Letakkan holder berikut blok preparat pada tempatnya di mikrotom. - Siapkan coated slides: Albumin (putih telur); Gelatin; SuperFrost Poly-L-Lysine - Waterbath berisi air hangat 55oC; - Sengkelit.
Teknik Pemotongan ketebalan + 5 – 10 m (disesuaikan kebutuhan) Atur jarak preparat yang dipegang oleh holder ke arah pisau sedekat mungkin; Gerakkan rotor (putaran) pada mikrotom secara ritmis, Buang pita-pita paraffin awal yang tanpa jaringan; Setelah potongan mengenai jaringan, potong blok preparat secara hati-hati; pindahkan secara hati-hati dengan sengkelit ke atas air di dalam waterbath yang diatur pada suhu 55oC; Setelah pita paraffin terkembang dengan baik, tempelkan paraffin ke kaca objek; Simpan kaca objek berisi potongan paraffin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
Pewarnaan (Staining)
Pertimbangan Pewarnaan Unsur yang akan didemonstrasikan Pigmen pengganggu Mis: melanin → bleaching Fixing fluid/fixatives Muller fluid → jaringan dicuci dgn air mengalir selama 24 jam Zenker → lugol’s iodine → larutan hypo
Jenis Pewarnaan Hematoxylin & Eosin (Rutin) Khusus Sitologik PAS, PTAH, Impregnasi perak Sudan → lipid Sitologik Pap test Blood smear Swab mucosa Imunohistokimia
Hematoxylin dan Eosin Paling banyak digunakan → rutin HE dapat menunjukkan sebagian besar struktur histologi Demonstrasi nuklei adalah penting Variasi dalam hasil
Hematein (oxidized hematoxylin) adalah zat warna Nucleus mengandung RNA dan DNA (bersifat asam) Hematoxylin mewarnai nuclei Afinitas hematein thd nuclei adalah jelek bila tanpa mordant. Mordant adalah penghubung haematoxyllin dan DNA Logam: Al, Fe, tungsten, molybdenum, lead Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang terwarnai dan hasil akhir pewarnaan Klasifikasi didasarkan jenis mordant yg digunakan Al; Iron; Tungsten haematoxyllin, etc & tanpa mordant
Natural ripening vs artificial ripening Artificial ripening: penggunaan mordant (Al, Fe, atau Pb) Warna pertama adalah merah gelap, menjadi biru (blueing) bila diperlakukan dgn alkali lemah (air kran atau lithium carbonate) Methods are regressive Progressive causing pale nuclei or colour cytoplasm Counterstain (IHC)
Hematoxylin Penggunaan Pewarnaan Nuclei Struktur selain nuclei Jenis formula hematoxylin untuk pewarnaan nuclei Dellafield (1885) Ehrlich (1886) Heidenhains (1896) Harris (1900) Mayer (1903) Weigert (1904) Carazzi (1911) Cole (1943)
Haematoxyllin Mixtures Connective tissue Mallory phosphotungstic acid haematoxyllin Elastic fibers Verhoeff’s method Myelin Kultschitzky Loyez Spielmeyer Weigert Copper and lead Mallory Parker Mucin Mayer’s mucihematein
PEWARNAAN (STAINING) Formula Hematoxylin Mayer Haematoxylin kristal 1 gr Akuades 1000 ml Sodium Iodate 0,2 gr Ammonium/potassium alum 50 gr Citric acid 1 gr Chloral hydrate 50 gr Cara pembuatan Hematoxylin Mayer Larutkan ammonium/potassium alum di dalam akuades. Tambahkan hematoxylin dan campurkan secara baik (aduk). Tambahkan sodium iodate, citric acid dan chloralhydrate. Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik. Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.
Eosin Zat warna xanthene Ikatan Van der Waals Paling cocok dikombinasikan dgn alum haematoxyllin Memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk membedakan antara sitoplasma dari tipe sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda Differensiasi terjadi selama dehidrasi oleh alkohol Jenis eosin Eosin Y (yellowish), water soluble Eosin B (Bluish) Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)
Eosin Y water soluble Paling banyak digunakan Zat warna asam sehingga berikatan dgn protein (basa) Dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat metakromatik Terdapat dalam 2 bentuk Monomer: merah Dimer : oranye-merah Hasil pewarnaan Sitoplasma: merah Eritrosit : oranye-merah Nukleus piknotik: ungu Nucleolus: merah
Eosin Formula Eosin Working Eosin Solution Eosin-alkohol Stok 1% Eosin y ws 1 gr Distilled water 20 ml Larutkan dan tambahkan alkohol 95% 80 ml Working Eosin Solution Eosin-alkohol stok 1 bagian Alkohol 80% 3 bagian Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan asam asetat glasial 0,5 ml untuk setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.
Mewarnai Preparat Deparafinisasi dengan xylol (2 x 2 menit); Hidrasi dengan alkohol 100% (2x2 menit) – 95% (2 menit) – 90%(2 menit) – 80% (2 menit) – 70% (2 menit) – air kran (3 menit); Jaringan yang difiksasi dengan larutan yang mengandung merkuri klorida mengandung presipitat merkuri yang berwarna hitam. Deposit merkuri dapat dihilangkan sebelum pewarnaan. Irisan diinkubasi dalam larutan iodine 0,5% dalam etanol 70% selama 5 – 10 menit. Irisan dibilas dengan air lalu diinkubasi dalam sodium thiosulphate 5% selama 5 menit dan dicuci dengan air kran mengalir. Inkubasi dalam larutan hematoxylin Mayer selama beberapa menit; Cuci dalam air mengalir selama 15-20 menit; Observasi di bawah mikroskop, Counterstaining dengan eosin working solution selama beberapa menit. Dehidrasi dalam serial alkohol dengan gradasi meningkat Inkubasi dalam xylol 2x2 menit. mounting dengan entelan/balsam kanada. labelling
Acid Alcohol Rinse Mengurangi warna biru hematoxyllin (to differentiate nuclear staining) 0.25 % acid rinse Akuades 975 ml HCl 25 ml HCl 1% dalam alkohol 70% (v/v)
Blueing Air kran (yang alkalis) Lithium carbonate Jakarta: pH air kran adalah 7.8 Lithium carbonate Lithium carbonate……………….... 0,5 gr Akuades……………………………… 1000 ml Campurkan dengan baik.
Terima kasih