tim histologi veteriner 2014

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TELUR ASIN HERBAL Oleh: Iwan Setiyatmoko, S. Pt THL/TBPP Kec
Advertisements

Pembuatan dan pengiriman spesimen PA
Resep Makanan & Minuman Indonesia
Pengantar Histologi & Mikroteknik
Sistem Osmosis Tujuan : - Mempelajari proses osmosis yang terjadi pada sel. - Mempelajari pengaruh osmosis terhadap perubahan bentuk sel. Pendahuluan Osmosis.
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
TUGAS DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
Teknologi Pengolahan Hortikultur Nata de Banana Skin
Universitas Airlangga Surabaya
Pembuatan Preparat Utuh (whole mounts) Embrio Ayam
PEMERIKSAAN BAKTERI, KHAMIR DAN JAMJUR PREPARAT TETES GANTUNG Preparat tetes gantung atau preparat basah memungkinkan pemeriksaan organisme hidup yang.
SISTEM SIRKULASI.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
ANALISA Na BENZOAT PRINSIP: Sampel dijenuhi dgn lar NaCl, shg asam benzoat dlm sampel diubah menjadi NaBenzoat yg larut dgn Penambahan NaOH. NaBenzoat.
DARAH drg.Fidya, MSi.
Mikhania C.E., S.Farm, M.Si, Apt
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
PEMURNIAN Lanjutan.
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
Kuliah FTS CSP tanggal 5 Februari 2012
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Manfaat Limbah Pisang (Kulit, Bonggol, dan Jantungnya)
KULIAH MPP Dra Ita Ulfin,MSi
Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit
SIFAT SIFAT DAGING.
ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING
PENGOLAHAN KELAPA.
Gelatin.
11 Manfaat Asam Jawa bagi Kesehatan
Teknologi Pengawetan Kulit Mentah .
KAFEIN - BENZOAT Dwi Larasatie Nur Fibri, STP, M.Sc
MENERAPKAN PENGETAHUAN TERHADAP PRODUK KOSMETIKA (KOSMETIKA MODERN)
PENGENCERAN SEMEN.
PENGAWETAN DAGING DENGAN METODE PENGERINGAN
TEPUNG TELUR.
SISTEM SIRKULASI.
2 Cisauk Junior high School
14 TP IKAN PENGGARAMAN 2 UMBY 2015.
Unsur, Senyawa & Campuran
Praktikum higienE makanan
Praktikum FTS Steril Kelompok J PEMBUATAN SEDIAAN AMPUL (SEDIAAN VOLUME KECIL DOSIS TUNGGAL) AMPUL FENITOIN.
SUPPOSITORIA FARMASEUTIK.
PENGOLAHAN DENGAN FERMENTASI
TEKNOLOGI HASIL TERNAK KULIT DAN SISA GELATIN
HCN – FITAT - FORMALIN Dwi Larasatie Nur Fibri, STP, M.Sc
Pewarnaan kuman.
HITUNG ERITROSIT.
TEST KUALITATIF PROTEIN
URINALISIS FESES TRANSUDAT EKSUDAT RETIKULOSIT
Sistem Perdaran Darah.
Tugas Teknik pengecoran
PEMERIKSAAN BAKTERI DENGAN PEWARNAAN
Pemisahan golongan IIIB
PEWARNAAN (STAINING) A. PENGERTIAN PEWARNAAN:
Praktikum FTS- Cair Semi Padat Krim Vitamin C Kelompok 5 Grassella (I ) Rizki Wahyudi (I ) Armi Rusmariani (I ) Erlinda (I )
Praktikum mikrobiologi
Anggi Kusuma Wardani Pertanian/THP
PH METER : PROSEDUR KALIBRASI PEMELIHARAAN TROUBLE SHOOTING
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)
Praktikum Kimia Anorganik
SABUN TRANSPARAN Penyusun Sartika Dewi (25) Siska Ira Apriliawati (27)
LAPORAN PRAKTIKUM ADSORPSI ISOTHERMAL DARI LARUTAN
PATOLOGI ANATOMI Eri Juniarta PT. Berliando Mitra Abadi.
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
Preparasi mikroteknik jaringan (histokimia) batang padi
OLEH: AHMAD SAPRIN NIM. F1C
Fiksasi, dehidrasi, dan clearing
Infiltrasi, embedding, dan sectioning
Transcript presentasi:

tim histologi veteriner 2014 Histoteknik Dasar tim histologi veteriner 2014

Histoteknik adalah metoda membuat sajian histologi dari spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi sajian yang siap untuk dianalisis. Sumber Jaringan: Manusia Hewan

Rangkaian Proses Pengawetan (Fixation); Dehidrasi (Dehydration); Pembeningan (Clearing); Pembenaman (Infiltration/Impregnation/Embedding); Pengecoran (Blocking/Casting); Pengirisan Jaringan (Sectioning); Pewarnaan (Staining); Perekatan (Mounting); Pelabelan (Labelling)

1. Pengawetan Efek fiksasi terhadap jaringan yang diproses: Menghambat proses pembusukan dan autolisis Pengawetan jaringan Pengerasan jaringan Pemadatan koloid Differensiasi optik Pengaruh terhadap pewarnaan Cara melakukan fiksasi: Supravital/intravital; Merendam dalam larutan fiksatif.

Volume larutan pengawet. Jenis larutan pengawet. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fiksasi jaringan histologi adalah: Tebal irisan. Volume larutan pengawet. Jenis larutan pengawet.

Kelompok Zat Pengawet Formaldehyde Picrates Mercurials Formaldehyde (Formalin), Paraformaldehyde, Glutaraldehyde, Picrates Picric Acid  Bouin’s Solution Mercurials Helly ‘s Fluid (Zenker Formol) Oxidizing Agents Osmium tetroxide Alcohol Methanol, Alcohol (etanol) Potassium Dichromate Muller

JENIS CAIRAN FIKSATIF FORMALIN MULLER BOUIN CARNOY ZENKER FORMAL (CAIRAN HELLY) ETANOL ASAM ASETAT-ALKOHOL-FORMALIN (TELLYESNICZKY) dll

FORMALIN Yg digunakan adalah bentuk monomer: dibuat dengan menetralkan/alkalis larutan Mengakibatkan crosslink protein Formal saline, formal calcium, 10% neutral buffered formalin, buffer formalin sukrosa Kelebihan dan kekurangan

Human, 10% Formalin, HE 612x

BOUIN Mengandung asam pikrat, meledak kalau kering Mudah dikenali saat pemotongan  warna kuning Mempunyai daya penetrasi yang cepat dan merata Jaringan mengalami pengerutan

Rat, Bouin’s Solution,HE, Testis 400x

Zenker Formol (Cairan Helly) Mengandung merkuri klorida Daya fiksasinya cepat dan kuat, tetapi kecepatan penetrasinya berkurang setelah meresap sejauh beberapa milimeter pertama dan potongan jaringan yang melebihi ketebalan 5 mm pada umumnya cenderung untuk menjadi keras (rapuh), overfixed di bagian pinggir sementara di bagian tengah menjadi lunak karena underfixed Fiksatif ini sangat baik untuk fiksasi sumsum tulang dan limpa, mitochondria.

Rat, Helly Fluid, HE 162x

Etanol Cytological fixatives Etanol 95% Digunakan untuk Pap test, swab Mempertahankan antigenisitas  cocok IHC

LARUTAN CARNOY mengawetkan substansia Nissl dan glikogen daya penetrasi yang cepat Fiksasi ini sering digunakan apabila suatu diagnosis perlu ditegakkan dengan cepat, misalnya untuk diagnosis kanker pada saat pembedahan. Fiksasi umumnya selesai setelah 1-2 jam,sedangkan potongan kecil selesai difiksasi dalam 15 menit. efek pengerutan: kuat

Mus musculus, Carnoy, Liver

Pasca fiksasi, jaringan yang keras mendapat perlakuan khusus Tulang: dekalsifikasi  formic acid 8% Kulit: teknik lendrum Cuci dengan air kran mengalir/alkohol 90% Fenol 4% dalam akuades (v/v) selama 1 -3 hari

dehidrasi Tahapan dehidrasi Cara I Cara II Alkohol 70% 3 hari ( 3x ganti) Alkohol 95% 3 hari ( 3x ganti) Alkohol 100% 3 hari ( 3x ganti) Cara II Alkohol 70%, 80%, 90%, masing-masing 1 hari; Alkohol 95% 2 hari ( 2x ganti); Alkohol 100 % 2 hari ( 2x ganti). Sukrosa 20% (untuk cryostat): Sukrosa 20% selama 2 hari; Metanol: jarang digunakan tetapi dapat digunakan seperti etanol; Aseton : 3 x 20 menit.

PEMBENINGAN (CLEARING) Bahan yang digunakan : Cedar wood oil; Chloroform; Benzene/benzol; Benzyl benzoat; Methyl benzoat; Xylene/xylol; Toluene

Cedar Wood Oil Keuntungan Sifat clearing-nya paling baik. Tak mengeraskan jaringan Jaringan yang halus sangat baik. Kadang digunakan untuk jaringan keras (kulit dan jaringan ikat padat) Dapat disimpan dalam waktu lama (berbulan-bulan)

Chloroform Keuntungan : Kerugian Paling sering dipakai Bersifat toleran (dapat disimpan semalaman tanpa menjadi keras) Kerugian Titik akhir tak dapat dilihat dengan mata Saat menjadi bening dan transparan tak jelas Cara mengatasi : waktu pembeningan diperpanjang Lebih mahal dari xylene dan benzene tetapi lebih murah dari cedar wood oil.

Benzyl Benzoate Metoda : Benzyl benzoat I selama 24 jam hingga jaringan tenggelam. Jaringan menjadi bening dan transparan. Benzyl benzoat II selama 2-3 jam. Benzol-Paraffin selama ½ - 1 jam. Campuran benzol dan paraffin cair dengan perbandingan sama. Masukkan ke dalam paraffin cair.

Methyl Benzoate Metode : Methyl benzoat I sampai jaringan tenggelam. Daya penetrasi lebih cepat dari benzol benzoat; Jaringan mudah rapuh. Methyl benzoat II selama 1-2 jam. Benzol-Paraffin. Campuran benzol dan paraffin dengan perbandingan sama. Masukkan ke dalam paraffin cair.

Benzene dan Xylene Keuntungan Kerugian Metode Waktu clearing cepat : ½ - 1 jam. Benzene lebih lambat dari xylene tetapi kerapuhan jaringan lebih berkurang dibanding xylene Kerugian Karsinogenik Metode Direndam dalam xylol 2 kali @ 1 menit hingga bening dan transparan Volume 50 – 1000 kali volume jaringan Setelah itu masukkan ke dalam paraffin cair

Toluene Sama dgn xylene tetapi lebih lambat Menimbulkan sedikit pengerasan dan distorsi jaringan Mudah menguap

PEMBENAMAN Impregnasi adalah proses pengeluaran cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan menggantikannya dengan paraffin. Dilakukan dengan menggunakan paraffin oven Clearing agent yang tersisa dapat mengkristal dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan mikrotom jaringan akan robek. Teknik Pembenaman Paraffin/ paraplast I selama 2 jam; Paraffin/ paraplast II selama 1 jam; Paraffin/ paraplast III selama 2 jam. Setelah pembenaman, proses dilanjutkan dengan pengecoran (blocking).

PENGECORAN (BLOCKING/CASTING) Alat Cetak : Besi potongan berbentuk L (Leuckhart) Susun 2 buah potongan besi si atas lembaran logam sehingga membentuk ruang kubus; Tuangkan sedikit paraffin cair di bagian pinggir agar tidak bocor; Letakkan jaringan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris; Tuangkan paraffin secukupnya agar menutupi jaringan seluruhnya; Hindarkan terbentuknya air bubble. Histoplate dari plastik (casette) dan piringan logam (mold). Spatula untuk melekatkan blok paraffin. Beri label identitas jaringan saat blocking.

PENGIRISAN JARINGAN (SECTIONING) Persiapan: - Microtome knive vs Microtome blade (disposable) Letakkan pisau pada mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok paraffin yang akan dipotong pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel blade yang panas. Letakkan holder berikut blok preparat pada tempatnya di mikrotom. - Siapkan coated slides: Albumin (putih telur); Gelatin; SuperFrost Poly-L-Lysine - Waterbath berisi air hangat 55oC; - Sengkelit.

Teknik Pemotongan ketebalan + 5 – 10 m (disesuaikan kebutuhan) Atur jarak preparat yang dipegang oleh holder ke arah pisau sedekat mungkin; Gerakkan rotor (putaran) pada mikrotom secara ritmis, Buang pita-pita paraffin awal yang tanpa jaringan; Setelah potongan mengenai jaringan, potong blok preparat secara hati-hati; pindahkan secara hati-hati dengan sengkelit ke atas air di dalam waterbath yang diatur pada suhu 55oC; Setelah pita paraffin terkembang dengan baik, tempelkan paraffin ke kaca objek; Simpan kaca objek berisi potongan paraffin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.

Pewarnaan (Staining)

Pertimbangan Pewarnaan Unsur yang akan didemonstrasikan Pigmen pengganggu Mis: melanin → bleaching Fixing fluid/fixatives Muller fluid → jaringan dicuci dgn air mengalir selama 24 jam Zenker → lugol’s iodine → larutan hypo

Jenis Pewarnaan Hematoxylin & Eosin (Rutin) Khusus Sitologik PAS, PTAH, Impregnasi perak Sudan → lipid Sitologik Pap test Blood smear Swab mucosa Imunohistokimia

Hematoxylin dan Eosin Paling banyak digunakan → rutin HE dapat menunjukkan sebagian besar struktur histologi Demonstrasi nuklei adalah penting Variasi dalam hasil

Hematein (oxidized hematoxylin) adalah zat warna Nucleus mengandung RNA dan DNA (bersifat asam) Hematoxylin mewarnai nuclei Afinitas hematein thd nuclei adalah jelek bila tanpa mordant. Mordant adalah penghubung haematoxyllin dan DNA Logam: Al, Fe, tungsten, molybdenum, lead Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang terwarnai dan hasil akhir pewarnaan Klasifikasi didasarkan jenis mordant yg digunakan Al; Iron; Tungsten haematoxyllin, etc & tanpa mordant

Natural ripening vs artificial ripening Artificial ripening: penggunaan mordant (Al, Fe, atau Pb) Warna pertama adalah merah gelap, menjadi biru (blueing) bila diperlakukan dgn alkali lemah (air kran atau lithium carbonate) Methods are regressive Progressive causing pale nuclei or colour cytoplasm Counterstain (IHC)

Hematoxylin Penggunaan Pewarnaan Nuclei Struktur selain nuclei Jenis formula hematoxylin untuk pewarnaan nuclei Dellafield (1885) Ehrlich (1886) Heidenhains (1896) Harris (1900) Mayer (1903) Weigert (1904) Carazzi (1911) Cole (1943)

Haematoxyllin Mixtures Connective tissue Mallory phosphotungstic acid haematoxyllin Elastic fibers Verhoeff’s method Myelin Kultschitzky Loyez Spielmeyer Weigert Copper and lead Mallory Parker Mucin Mayer’s mucihematein

PEWARNAAN (STAINING) Formula Hematoxylin Mayer Haematoxylin kristal 1 gr Akuades 1000 ml Sodium Iodate 0,2 gr Ammonium/potassium alum 50 gr Citric acid 1 gr Chloral hydrate 50 gr Cara pembuatan Hematoxylin Mayer Larutkan ammonium/potassium alum di dalam akuades. Tambahkan hematoxylin dan campurkan secara baik (aduk). Tambahkan sodium iodate, citric acid dan chloralhydrate. Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik. Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.

Eosin Zat warna xanthene Ikatan Van der Waals Paling cocok dikombinasikan dgn alum haematoxyllin Memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk membedakan antara sitoplasma dari tipe sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda Differensiasi terjadi selama dehidrasi oleh alkohol Jenis eosin Eosin Y (yellowish), water soluble Eosin B (Bluish) Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)

Eosin Y water soluble Paling banyak digunakan Zat warna asam sehingga berikatan dgn protein (basa) Dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat metakromatik Terdapat dalam 2 bentuk Monomer: merah Dimer : oranye-merah Hasil pewarnaan Sitoplasma: merah Eritrosit : oranye-merah Nukleus piknotik: ungu Nucleolus: merah

Eosin Formula Eosin Working Eosin Solution Eosin-alkohol Stok 1% Eosin y ws 1 gr Distilled water 20 ml Larutkan dan tambahkan alkohol 95% 80 ml Working Eosin Solution Eosin-alkohol stok 1 bagian Alkohol 80% 3 bagian Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan asam asetat glasial 0,5 ml untuk setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.

Mewarnai Preparat Deparafinisasi dengan xylol (2 x 2 menit); Hidrasi dengan alkohol 100% (2x2 menit) – 95% (2 menit) – 90%(2 menit) – 80% (2 menit) – 70% (2 menit) – air kran (3 menit); Jaringan yang difiksasi dengan larutan yang mengandung merkuri klorida mengandung presipitat merkuri yang berwarna hitam. Deposit merkuri dapat dihilangkan sebelum pewarnaan. Irisan diinkubasi dalam larutan iodine 0,5% dalam etanol 70% selama 5 – 10 menit. Irisan dibilas dengan air lalu diinkubasi dalam sodium thiosulphate 5% selama 5 menit dan dicuci dengan air kran mengalir. Inkubasi dalam larutan hematoxylin Mayer selama beberapa menit; Cuci dalam air mengalir selama 15-20 menit; Observasi di bawah mikroskop, Counterstaining dengan eosin working solution selama beberapa menit. Dehidrasi dalam serial alkohol dengan gradasi meningkat Inkubasi dalam xylol 2x2 menit. mounting dengan entelan/balsam kanada. labelling

Acid Alcohol Rinse Mengurangi warna biru hematoxyllin (to differentiate nuclear staining) 0.25 % acid rinse Akuades 975 ml HCl 25 ml HCl 1% dalam alkohol 70% (v/v)

Blueing Air kran (yang alkalis) Lithium carbonate Jakarta: pH air kran adalah 7.8 Lithium carbonate Lithium carbonate……………….... 0,5 gr Akuades……………………………… 1000 ml Campurkan dengan baik.

Terima kasih