Petolongan Pertama Psikologis Psychological First Aid (PFA) Markas Pusat Palang Merah Indonesia 2015
Apa yang anda lakukan ??? a. Diamkan saja sambil menunggu dokter ? ATAU b. Melakukan sesuatu untuk membantu ?
Pertolongan Pertama Psikologis Merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam durasi singkat kepada seseorang yang baru saja mengalami bencana, krisis dan keadaan darurat untuk membantu keadaan pada saat itu.
Siapa Saja yang dapat memberikan Pertolongan Pertama Psikologis? Pertolongan Pertama Psikologis dapat dipelajari dan dilakukan oleh siapa saja, karena bersifat umum dan sederhana, dan bukan merupakan tindakan penanganan profesional.
Tujuan dan Manfaat PFA PFA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dasar, mengurangi tingkat stres yang dialami, dan memperkuat daya adaptasi alami ------sehingga bisa mencegah dampak gangguan yang lebih parah dan membantu proses pemulihan alami
Ingat ....!!! PFA bukan terapi atau bantuan profesional, dan tidak ditujukan untuk menyembuhkan atau menghilangkan gangguan-gangguan psikologis serius. PFA juga tidak ditujukan untuk menghilangkan reaksi-reaksi emosional yang wajar dalam kondisi tidak wajar.
Apa yang harus dilakukan sebelum melakukan PFA ? Sebelum ikut memberikan PFA (terutama di daerah bencana) pastikan bahwa persiapan-persiapan berikut ini sudah dilakukan: Memastikan bahwa diri kita sendiri berada dalam kondisi yang siap untuk menolong, baik siap secara jasmani maupun rohani Cari informasi yang diperlukan tentang kejadian yang terjadi, kapan dan siapa saja yang yang terkena serta apa dampaknya, bagaimana kondisi terakhir termasuk keamanan di sana. Apakah masih ada ancaman bahwa kejadian akan berulang (seperti misalnya gempa susulan) atau ada tempat-tempat tertentu yang tidak aman untuk dimasuki
Cari tahu siapa dan di mana tersedia kebutuhan-kebutuhan pokok/darurat, dan bagaimana para penyintas bisa mendapatkannya Persiapkan jaringan, identifikasi pihak-pihak yang bisa diajak untuk kerjasama atau koordinasi dan jalin hubungan baik dengan mereka. Libatkan orang-orang dan sumber daya setempat untuk mendukung pelaksanaan PFA.
PRINSIP-PRINSIP DASAR Dalam memberikan PFA ada prinsip-prinsip umum dasar yang perlu dipahami dan senantiasa dipegang, yaitu: Menempatkan kepentingan orang yang dibantu sebagai prioritas
Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri sebelum melakukan tindakan: “Apakah yang saya lakukan memang demi kepentingan terbaik orang yang dibantu? Apakah ada resiko mereka akan terpapar bahaya dan merasa tidak nyaman?”
2. Senantiasa bersikap Tenang dan Hormat
Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri sebelum melakukan tindakan: “Apakah saya sudah memperlakukan orang yang perlu dibantu selayaknya orang yang saya hormati? Apakah saya memiliki bias/prasangka tertentu? Apakah saya sudah bersikap selayaknya bagaimana saya sendiri ingin diperlakukan? “
3. Menghargai Hak-hak Orang Yang Dibantu
Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri sebelum melakukan tindakan: “Apakah saya sudah berlaku secara adil? Apakah hak-hak orang yang saya bantu sudah terpenuhi?”
4. Bertindak sesuai batas kompetensi dan kewenangan
Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri sebelum melakukan tindakan: “Apakah saya berwenang melakukan ini? Apakah perlu dilakukan rujukan? Apakah informasi yang saya miliki cukup akurat dan dapat dipertanggungjawabkan? ”
5. Bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kesehatan diri sendiri
Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri sebelum melakukan tindakan: “Apakah saya merasa aman dan nyaman melakukan ini? Apakah saya sudah beristirahat secara cukup? Apakah saya masih bisa menikmati aktivitas yang dilakukan ?”
HINDARI : Penggunaan kata-kata yang meggambarkan gangguan seperti stress, trauma dan sebagainya Menjanjikan hal-hal yang tidak benar atau tidak bisa ditepati Menasihati (kecuali diminta memberikan masukan), memaksakan kehendak Menghakimi,berprasangka Berpakaian, berkata atau bersikap tidak sesuai norma
Memaksakan bantuan, memaksa orang untuk berbicara Meminta uang atau imbalan dalam bentuk apapun juga dari penyintas Sibuk sendiri ketika menghadapi penyintas (membuka HP, tidak melihat/memperhatikan penyintas) Terbawa emosi berlebih seperti panik, marah , sedih dan sebagainya
LIMA LANGKAH MEMBERIKAN PFA
Penuhi Kebutuhan Yang Mendesak Mendengarkan Terima segala bentuk perasaan yang ditumpahkan penyintas Bantu dengan langkah lebih lanjut Arahkan dan tindak lanjuti
1. Penuhi Kebutuhan Yang Mendesak
Seorang penyintas terlihat sendirian, terdiam, pikirannya seperti kosong tidak memperhatikan keadaan sekelilingnya. Pakaiannya lusuh dan berantakan, bibirnya kering, dan badannya terlihat kurus tidak bertenaga serta kotor. Ia duduk lemas di bawah terik matahari. Ketika ditanya apa yang bisa dibantu ia menjawab tidak tahu.
Seorang penyintas di tenda pengungsian marah-marah minta agar segera bisa kembali ke rumahnya. walau daerah tempat tinggalnya belum dinyatakan aman. Ia menolak pemeriksaan dokter karena merasa baik-baik saja, walaupun dari pengamatan terlihat ada luka-luka kecil seperti lecet di tangan dan kakinya. Ia hanya memdesak untuk bisa pulang segera, karena karena khawatir akan benda berharganya belum sempat diamankan.
Seorang penyintas menangis dengan keras di tengah jalan karena kehilangan anggota keluarganya. Ketika diajak berkomunikasi ia tidak menanggapinya, hanya meneruskan menangis.
2. Mendengarkan
Cara menjadi Pendengar yang Baik: Tidak menyela pembicaraan. Hindari terlalu banyak bicara, beri kesempatan orang lain untuk bicara Menunda memberikan penilaian, kritik, nasehat Menunjukkan perhatian yang tulus dan penuh, pandangi orang yang anda dengarkan dengan lembut, jangan sibuk sendiri (misalnya mempergunakan telepon seluler anda). Bersikap tenang dan berempati terhadap pemberi pesan. Berempati adalah turut merasakan seperti seakan-akan berada dalam posisi orang yang kita dengarkan. Memberikan reaksi-reaksi singkat saat mendengarkan seperti menganggukkan kepala, mengatakan kata-kata singkat yang menunjukkan bahwa anda mendengarkan seperti “oke”, “oh..”, “baiklah” dan sebagainya
3. Terima segala bentuk perasaan yang ditumpahkan penyintas
Pahami konsep ini: Tidak pernah ada perasaan yang salah. Perasaan tidak mengikuti alur logika, sehingga tidak pernah bisa salah atau benar.
4. Bantu dengan langkah lebih lanjut
5. Arahkan dan tindak lanjuti
Cara Mendorong Survivor untuk Berbicara Penting sekali dalam membangun kesan pertama Ciptakan suasana yang hangat Bersikaplah jujur, tulus dan tidak dibuat-buat Tatap wajah lawan bicara dengan lembut dan tatap matanya sesekali Selalu berusaha untuk memahami survivor baik verbal maupun nonverbal Mendengarkan aktif
Tidak memberikan nasehat, saran, ceramah jika tidak diminta Jangan terlalu cepat memberi evaluasi Terima survivor apa adanya Berilah kebebasan bagi survivor untuk menampilkan diri sebagai orang yang tidak sempurna Bersikaplah tenang dan santai