KEWIRAUSAHAAN Created by: Kelompok 1
OLEH : Drs. Joko Widodo, M.M NIP. 19600217 198603 1 003 KEWIRAUSAHAAN OLEH : Drs. Joko Widodo, M.M NIP. 19600217 198603 1 003 UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2011
MATERI PEMBELAJARAN
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II KEWIRASWASTAAN DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS 2.1 Pengertian Kewiraswastaan (Enterpreneurship) 2.2 Pengertian Wiraswasta (Enterpreneur) 2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta (Enterpreneur Mental Attitude) 2.4 Bagan Kewiraswastaan
BAB III KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF HISTORIS 3.1 Pada Masa Pra Kolonial 3.2 Pada Masa Kolonial 3.3 Pada masa Pasca Kolonial
BAB IV PERAN WIRASWASTA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI 4.1 Peran Wiraswasta Dalam Pembangunan Ekonomi 4.2 Keadaan Wiraswasta Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN Dirintis oleh Suparman Sumahawijaya (1967) bapak Wiraswasta Indonesia dengan tujuan untuk mengubah pola pikir dan mental manusia Indonesian yang konvensional menjadi lebih maju. Kenapa di kembangkan di Indonesia ??? Banyak tenaga kerja Rendahnya produktivitas Lapangan pekerjaan yang terbatas Kurang mengoptimalkan kekayaan SDA Ketidakstabilan ekonomi
KEWIRASWASTAAN DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS BAB II KEWIRASWASTAAN DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS
2.1 PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN (ENTREPRENEURSHIP) Robert Cantillon (1755): berasal dari Perancis, secara harfiah berarti “perantara”. Suparman Sumahamijaya (1967): suatu seni, siasat, dan silat dilakukan dalam usaha dan kerja. Dalam arti seni, siasat, dan silat menghadapi dan melawan resiko dalam dunia bisnis (kerugian, seperti produk tidak laku, rusak, hilang, tidak dibayar, dll). Daod Yoesoef (1981): merupakan suatu profesi yang khas, merupakan gabungan dari pengetahuan (knowledge) dan seni (art).
Inpres Nomor 4 Tahun 1995: Semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik, serta untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewiraswastaan merupakan suatu profesi (pekerjaan) yang dilakukan secara profesional di bidang dunia usaha (bisnis) dan seorang wiraswasta harus memiliki: Hak / kebebasan untuk bekerja (mandiri) Kemampuan khusus (profesional) Lingkungan bisnis
Komponen yang terkandung di dalam kewiraswastaan: Pandangan Hidup (Way of Life) Pandangan hidup wiraswasta Indonesia adalah Pancasila, yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. a. Motif untuk mencari keuntungan (profit motive) b. Motif untuk berbuat sosial kepada sesama (social motive) Wiraswasta (Entrepreneur) M. Amin Azis (1978): wiraswasta adalah manusia yang melakukan semua atau beberapa fungsi kewiraswastaan. Sikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) Sifat / ciri positif yang harus dimiliki oleh wiraswasta yang terdiri dari beberapa nilai kewiraswastaan.
2.2 Pengertian Wiraswasta ( Entrepreneur ) Gabungan kata dari kata wira (=utama, gagah, luhur, berani, teladan) dan swasta (=berdiri atas kemampuan sendiri). Wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri (Suparman Sumahamijaya, 1981). Wiraswasta adalah berasal dari dua kata yaitu wira dan swasta yang artinya adalah manusia teladan didalam berdikati (berdiri di atas kaki sendiri) (Moh. Afieq, 1979) Wiraswasta adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai peluang bisnis ; mengumpulkan sumber daya yang di perlukan untuk memperoleh manfaat dari peluang tersebut; dan memulai kegiatan yang sesuai untuk meraih keberhasilan (M. Syafie Idrus)
Tabel Perbedaan antara Kewiraswastaan / Wiraswasta dengan Entrepreneurship / Entrepreneur No. Ditinjau Kewiraswastaan/ Wiraswasta Entrepreneurship/ entrepreneur 1. Tahun kelahiran Diperkenalkan di indonesia tahun 1970-an Dikemukakan pada tahun 1755 2. Penemu istilah Suparman Sumahamijaya Robert Cantillon 3. Kewarganegaraan Indonesia Irlandia (tinggal di Paris) 4. Buku sumber Membina Sikap Mental Wiraswasta Essai sur la Nature du Commerce en General 5. Sistem ekonomi Pancasila Kapitalis/liberal/klasik 6. Landasan Idiil : Pancasila Strukturil : UUD 1945 Operasionil : UU dan PP dibidang usaha Declaration of Independence Sedangkan persamaannya adalah bahwa kedua-duanya mengandung komponen-komponen sikap mental wiraswasta
2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) suatu kecenderungan didalam diri wiraswasta untuk bertingkah laku kewiraswastaan di dalam menanggapi objek dunia usahanya dengan mendasarkan diri pada pengetahuan dan perasaannya tentang nilai – nilai kewiraswastaan . Komponen – komponen di dalam sikap mental kewiraswastaan : a. Komponen kognitif Pengetahuan serta pemahaman seorang wiraswasta terhadap dunia b. Komponen afektif Perasaan – perasaan seseorang wiraswasta terhadap dunia usaha yang dihadapi c. Komponen konatif Kecenderungan bertindak kewiraswastaan di dalam menanggapi dunia usahanya dengan bekal beberapa keterampilan - keterampilan berfikir kreatif - keterampilan dalam pembuatan keputusan - keterampilan kepemimpinan - keterampilan manajerial - keterampilan bergaul dengan sesama
d. Komponen nilai – nilai kewiraswastaan d. Komponen nilai – nilai kewiraswastaan Ciri khas (profil dari seorang wiraswasta) a. Mempunyai gagasan (ide) b. Mempunyai inisiatif (prakarsa) c. Mempunyai daya cipta (kreatifitas) d. Mempunyai tujuan hidup yang jelas e. Mempunyai keberanian menghadapi resiko f. Selalu bekerja sama g. Tidak rendah diri (malu) dan malas h. Mempunyai keterampilan wiraswasta dan keahlian menjual e. Komponen objek Objek yang dihadapi wiraswasta adalah dunia usaha (bisnis), maka wiraswasta harus mempunyai pengetahuan yang luas dalam mengenali dunia usaha yang digelutinya.
Sikap mental wiraswasta Bagan Kewiraswastaan Sikap mental wiraswasta Kognitif DUNIA Afekif USAHA Konatif (BISNIS) Nilai-nilai kewiraswastaan
BAB III KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF HISTORIS
Menurut Tome pires :trayek utama dan komoditas penting meliputi: 3.1 Pada masa prakolonial Wiraswasta berkembang baik di daerah penghasil rempah dan kota pelabuhan. Example: Malaka, Maluku, Banten, Jepara, Gresik, dan sebagainya Menurut Tome pires :trayek utama dan komoditas penting meliputi: malaka ke pantai timur sumatera malaka ke sunda(jawa barat)
Malaka Ke Jawa Tengah Dan Jawa Timur Jawa barat ke barat sumatera Jawa tengah dan jawa timur ke sumatera selatan Jawa ke bali, lombok, sumbawa Bali, lombok, sumbawa ke timor Timor, sumba ke maluku Jawa dan maluku ke kalimantan selatan Sulawesi selatan ke maluku
Pada masa pra kolonial sudah lahir wiraswasta di bidang: perdagangan (rempah-rempah, hasil bumi dan hutan, pertambangan, binatang, dll) Wiraswasta Indonesia: Orang Batak minangkabau golongan santri orang arab di jawa golongan non pribumi Hambatan kegiatan wiraswasta lingkungan kerajaan: Keterbatasan teknologi Pengawasan dari golongan bangsawan
Wiraswasta Dunia Modern Di Inggris revolusi industri akhir abad XVIII Mesin uap: James Watt Mesin pemintal: Richard A
3.2 Pada Masa Kolonial Kedatangan VOC menguasai komoditi & lalu lintas perdagangan Pembagian kegiatan perdagangan oleh VOC: a. golongan wiraswasta barat b. golongan wiraswasta Cina c. golongan wiraswasta pribumi
Organisasi ekonomi masa pergerakan nasional Masa penjajahan jepang KUMIAI Kesimpulan: ada kesengajaan dari pihak penjajah untuk membunuh segala potensi ekonomi rakyat Indonesia dengan melaksanakan politik kelas dan monopoli
3.3 Pada Masa Pasca Kolonial ORDE LAMA ORDE BARU
A. ORDE LAMA Warisan kolonial masih terasa, disebabkan : * Beberapa sektor usaha masih dikuasai oleh swasta asing (seperti perkebunan dan industri) * Kegiatan perdagangan dikuasai oleh golongan non pribumi (China) Kebijakan ekonomi pemerintah, antara lain : Politik demokrasi atau ekonomi terpimpin RPNSB Nasionalisasi perusahaan swasta asing Kebijakan pemerintah tersebut gagal
B. ORDE BARU Pertumbuhan dan perkembangan wiraswasta cukup baik Kebijakan pemerintah : DEBIROKRATISASI DEREGULASI ex : deregulasi perbankan tgl 1 Juni 1983 PAKET KEBIJAKSANAAN 27 OKTOBER 1988 (PAKTO 27) PAKET DEREGULASI 21 NOPEMBER 1988 (PAKNO 21)
PERAN WIRASWASTA dalam PEMBANGUNAN EKONOMI BAB IV PERAN WIRASWASTA dalam PEMBANGUNAN EKONOMI
4.1 Peran Wiraswasta Dalam Pembangunan Ekonomi Scumper berpendapat: Motor penggerak perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang bernama inovasi atau interpreneur. (Budiono, 1982). Everett E. Hagen berpendapat: Industrialisasi (modernisasi) di negara-negara sedang berkembang itu tergantung pada atau merupakan bagian dari perkembangan para wiraswasta. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi untuk berhasil: Ia menyukai keadaan di mana ia mengambil tanggung jawab sendiri untuk menemukan pemecahan masalah Kecenderungan untuk menentukan tujuan prestasi dan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan (David Mc. Clelland, 1972).
4.2 Keadaan Wiraswasta Indonesia Peran wiraswasta dalam pembangunan ekonomi di Indonesia Membuka kesempatan kerja Membantu pemasukan pendapatan negara Membantu pemanfaatan sumber daya alam potensial Menambah jumlah barang dan jasa yang ada di pasar. 4.2 Keadaan Wiraswasta Indonesia Keadaan wiraswasta Indonesia ditunjukkan pada tabel berikut:
Kondisi Psikologis/ Motivasi/ Need No Kondisi Psikologis/ Motivasi/ Need Pribumi Non Pribumi 1 Untuk berprestasi 42/dbn 43/dbn 2 Untuk mengikuti pendapat orang lain 44/dbn 40/dbn 3 Untuk melakukan sesuatu secara rapi 36/dbn 4 Untuk menonjolkan diri 39/dbn 45/dbn 5 Untuk berdiri sendiri 47/dbn 57/dan 6 Untuk bekerja sama dengan orang lain 41/dbn 53/dan 7 Untuk memahami tingkah laku orang lain 35/dbn 30/dbn 8 Untuk meminta pertolongan orang lain 32/dbn 9 Untuk menguasai orang lain 62/dan 59/dan 10 Untuk mawas diri 54/dan 11 Untuk berbuat baik kepada orang lain 51/dan 61/dan 12 Untuk mencari sesuatu yang baru 46/dbn 56/dan 13 Untuk bertahan pada satu pekerjaan 64/dan 14 Untuk mendekati lawan jenis 58/dan 15 Untuk mengkritik orang lain 16 Untuk berpegang teguh pada pendiriannya Keterangan: dbn = di bawah normal, dan = di atas normal
Karakteristik para wirswasta di Indonesia: Kurang mempunyai keterampilan berwisatawan, seperti: keterampilan membuat bermacam-macam produk dari bahan mentah yang sama, keahlian menjual, pembukuan, keterampilan berorganisasi (manajemen) Dimana semua ini juga berhubungan dengan rendahnya gagasan (ide), prakarsa (inisiatif) dan daya cipta (kreativitas) yang dimiliki oleh para wiraswasta Indonesia Faktor Penyebab: Faktor perjalanan sejarah bagi negara-negara bekas jajahan Faktor pendidikan yang tidak menunjang perkembangan wiraswasta Faktor kebijaksanaan pembangunan yang kurang memberi kesempatan bahgi lahirnya tenaga-tenaga wiraswasta sejati. (Deddi Anggadiredja)
Faktor penyebab jumlah wiraswasta di Indonesia sangat sedikit menurut Deddi Anggadiredja: Faktor perjalanan sejarah bagi negara-negara bekas jajahan Faktor pendidikan yang tidak menunjang perkembangan wiraswasta Faktor kebijaksanaan pembangunan yang kurang memberikan kesempatan bagi lahirnya tenaga-tenaga wiraswasta
Beberapa Faktor Pembatasan Belanda Terhadap Wiraswasta Kita Menurut Joechen Roepke: Belanda telah memperkuat orde tradisional yang feodal atau membekukan struktur sosial yang bersifat hirearki dan otoriter, khususnya dengan cara mengintrol orang indonesia secara tidaklangsung melalui kaum ningrat mereka sendiri. Sebagian besar dari kegiatan inovatif, khususnya dari wiraswasta pribumi, dianggap tidah sah oleh orang belanda.
Dampak Negatif Kedua Cara Diatas Banyak orang tua yang berfikir kolot (feodal) yang selalu mengharapkan anaknya untuk menjadi ;pegawai negeri daripada menjadi seorang wiraswasta, dan sebagian besar merasa malu dengan mengakui dirinya sebagai wiraswasta karena usahanya masih kecil.
TERIMA KASIH THANK YOU MATUR NUWON SYISYEK