PENDEKATAN HUMANISTIK NOVENDAWATI WAHYU SITASARI PERTEMUAN 6 NOVENDAWATI WAHYU SITASARI PSIKOLOGI
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa teori-teori, dan prinsip dalam pendekatan humanistik
HUMANISTIC PSYCHOLOGY CARL R.ROGERS ABRAHAM H.MASLOW Sulis/Psi.Umum1/Humanistik
HUMANISME Versi Amerika dari Existentialism Berpandangan optimistik terhadap manusia Cenderung menekankan hal-hal yang baik pada manusia Berisi banyak teori yang seringkali sulit dimasukkan satu kelompok Dua Tokoh yang terkenal adalah Rogers dan Maslow
CARL RANSOM ROGERS Lahir 8 Januari 1902 di Chicago, AS Ph.D dalam Clinical Psychology di Columbia University, 1931 Bekerja di Rochester Society for the Prevention of Cruelty to Children, ia mempelajari teori dan terapi ala Otto Rank, lalu mengembangkan teorinya sendiri 1942 : menulis buku “Counseling & Psychotherapy” 1945 : mendirikan counseling center di Univ.of Chicago 1951 : menulis buku “Client Center Therapy” yg berisi teorinya 1961 : on Becoming A Person”
TEORY ROGERS ACTUALIZATION Dorongan, arah hidup semua makhluk hidup ORGANISMIC VALUING Kemampuan setiap organisme mengetahui apa yang baik baginya melalui kemampuan indera, kecerdasan dll POSITIVE REGARD Salah satu yang dianggap baik (arah organismic valuing) Rangkuman dari rasa sayang, perhatian, belas kasih, dsb POSITIVE SELF – REGARD Self esteem, self worth, self image Diperoleh melalui positive regard yang diterima dari orang lain selama perkembangan
TEORI ROGERS SOCIETY Masyarakat bentukan manusia dengan segala kompleksitasnya Secara intrinsik tidak buruk tetapi akibat sampingnya mengganggu Self Actualization CONDITIONS OF WORTH Tuntutan masyarakat agar kita berperilaku ttt, supaya dipandang berharga (worth) CONDITIONAL POSITIVE REGARD Positive regard yg diterima secara bersyarat Tidak selalu sejalan dengan positive regard
TEORI ROGERS INCONGRUITY Kesejangan antara Real Self dan Ideal Self Makin besar kesenjangan, makin besar incongruity dan makin menyengsarakan Rogers : inilah neurosis (terpisah dari diri yang sesung-guhnya) THREATENING SITUATION Akibat dari incongruity Misal: tidak juara kelas, sehingga ujian dirasakan seba- gai threatening situation ANXIETY Akibat menghadapi threatening situation Sinyal untuk menghindar dari threatening situation
TEORI ROGERS DEFENSES Bentuk penghindaran dari threatening situation Mirip dengan konsep Freud Dua bentuk defense dari Rogers : Denial dan Perceptual Distortion Membuat makin incongruent jika tak terkendali menjadi psikosis (self dan non self kacau) DENIAL Gabungan dari konsep ‘denial’ dan ‘repression’ dari Freud PERCEPTUAL DISTORTION Mirip dengan Rasionalisasi dari Freud Mencari faktor luar untuk membuat threatening situation menurun Kadang berwujud nyata sebagai kesalahan persepsi secara fisik
FULLY FUNCTIONING OPENNES TO EXPERIENCE Lawan defensiveness Keterbukaan menerima kenyataan, termasuk perasaan- nya sendiri.Perasaan ini penting karena menunjukkan organismic valuing.Tanpa terbuka kepada perasaan sen-diri tidak dapat terbuka terhadap actualization EXISTENTIAL LIVING Dapat memisahkan masa lalu, sekarang dan masa de- pan. Fokus pada kehidupan sekarang dan disini (here & now) ORGANISMIC TRUSTING Membiarkan diri dibimbing organismic valuing Mempercayai real self, melakukan apa yang dirasa baik dan yang muncul secara alamiah
FULLY FUNCTIONING EXPERIENTIAL FREEDOM Merasa bebas membuat keputusan bila harus memilih Menyadari adanya batasan yang ada di dunia ini Bertanggung jawab atas pilihan yang dibuat CREATIVITY Sebagai akibat adanya ‘freedom’ Kontribusi kepada aktualisasi orang lain, bahkan kepada kehidupan itu sendiri. Berwujud kreativitas dalam seni, ilmu pengetahuan, kasih sayang dalam keluarga atau melakukan sesuatu sebaik-baiknya.
TERAPI ROGERS NON DIRECTIVE Terapis tidak mengarahkan klien Disadari bahwa “non directive” adalah pengarahan juga bagi klien.Lalu berubah nama menjadi : CLIENT CENTER Tetap klien sendiri yang harus membuat kesimpulan dan memutuskan untuk dirinya sendiri ROGERIAN THERAPY Nama lain dari metodenya Rogers : supportive, non reconstructive REFLECTION Satu-satunya teknik Rogerian yang dikenal Melibatkan pikiran dan perasaan
TERAPI ROGERS CONGRUENCE tulus dan jujur terhadap klien EMPATHY kemampuan merasakan apa yang dirasakan klien RESPECT penerimaan, unconditional positive regard terhadap klien
CARL.R.ROGERS ACTUALIZATION SOCIETY ORGANISME VALUING COND.OF WORTH POSITIVE REGARD COND.POSITIVE REGARD POSITIVE SELF REGARD COND.POSITIVE SELF REGARD REAL SELF IDEAL SELF INCONGRUENCE = NEUROSIS THREATENING SITUATIONS ANXIETY PSYCHOSIS DEFENSES INCREASED INCONGRUENCE
ABRAHAM HAROLD MASLOW Lahir 1 April 1908, di New York, AS 1934 : Ph.D dalam bidang Psikologi Bekerja di Brooklyn College dan berkenalan dengan tokoh Seperti Adler, Fromm, Horney, Psikolog-psikolog aliran Freudian dan Gestalt 1951 : Berkenalan dengan Kurt Goldstein yg memperke- nalkan ide “Self Actualization” Buku- bukunya : Toward A Psychology of Being Motivation and Personality, The Further Reaches of Human Nature
HIERARCHY OF NEEDS AKTUALISASI DIRI KEBUTUHAN HARGA DIRI KEBUTUHAN KASIH SAYANG KEBUTUHAN RASA AMAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS/BIOLOGIS
HIERARCHY OF NEEDS Kebutuhan lebih tinggi hanya muncul bila kebutuhan lain yg lebih rendah sudah terpenuhi Kebutuhan 1-4 : Deficit motivation/Deficit Needs (D – Needs) : Kebutuhan muncul, karena defisiensi.Bila sudah terpenuhi, tidak terasa lagi Prinsip Homeostatis (mencari pemenuhan kebutuhan) Instinctoid : ada secara genetis, seperti insting Bisa regresi dan Fiksasi Neurosis
HIERARCHY NEEDS AKTUALISASI DIRI Growth Motivation / Being Needs (B – Needs) Kebutuhan muncul karena pertumbuhan, bukan karena kekurangan. Tidak berlaku prinsip homeostatis : sekali tercapai, seterusnya bertahan Hanya dicapai +/- 2 % manusia seperti Lincoln, Gandhi, Einstein, Thomas Jefferson