ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE Lm. Syahrir Lm. Syahrir
KONSEP MEDIS Defenisi Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana berbagai organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. (Farrer, 2001) . Lm. Syahrir
Retensio Urine adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan, sehingga terjadi penumpukan urine di dalam kandung kemih atau ada sisa urine > 100cc setelah buang air.(Smeltzer.2001; Wilkinson.2000) Lm. Syahrir
Etiologi Peregangan atau trauma dari dasar kandung kemih dengan edema trigonum akibat penekanan kepala janin, episiotomi. Efek dari epidural anesthesia Trauma traktus genitalis, khususnya pada hematoma yang besar Hipotonia pada tonus otot destrusor (Taber, Ben-zion. 1994) Lm. Syahrir
Manifestasi Klinis Ketidaknyamanan daerah pubis Distensi kandung kemih Kesulitan untuk berkemih Sering berkemih sedikit-sedikit dengan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna (adanya residu urine > 100cc) Pancaran urine melemah Inkontinensia/menetes (Muhariman,skh.2010.http://muharimanskh.blogspot.com) Lm. Syahrir
Patofisiologi Trauma dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Kandung kemih dapat mengalami hiperemi dan edema, sering kali disertai daerah-daerah kecil hemorhagi. Uretra dan meatus urinaria dapat juga mengalami edema. Penurunan keinginan untuk berkemih disebabkan karena kombinasi trauma akibat persalinan, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir yang berakibat kandung kemih kurang sensitif terhadap tekanan cairan intravesikal dan efek konduksi enestesi. Selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina atau episiotomi dapat menurunkan atau mengubah reflex berkemih. Lm. Syahrir
Penurunan reflex berkemih disertai diuresis pasca partum dapat menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebihan dan keadaan ini dapat menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Distensi kandung kemih yang berlebih dapat juga menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih secara normal. Apabila distensi berlanjut dalam jangka waktu lama, dinding kandung kemih dapat mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Pengosongan kandung kemih yang adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam waktu 5-7 hari setelah bayi lahir. (Bobak.1995; Pritchard.1991) Lm. Syahrir
Web Of Caution ( Penyimpangan KDM) Lm. Syahrir
Penatalaksanaan Menjelaskan pada ibu nifas tentang resiko retensio urine dan tindakan yang dilakukan. Bila retensi urine kurang tidak perlu pemasangan kateter tetap Bila retensi urine setelah 2 kali lebih dari 500 cc Menganjurkan untuk minum air putih 6 sampai 8 gelas per hari. Mengajarkan pada ibu untuk melakukan latihan kegel setiap hari. Melakukan latihan blader training selam 24 jam sebelum melepas kateter tetap. Setelah pelepasan kateter tetap Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk rujukan ke fisioterapi Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan (Disusun oleh: Tim Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi RSK St. Vincentius A Paulo) Lm. Syahrir
Komplikasi Komplikasi yang terjadi pada ibu nifas dengan retensio urine adalah resiko terjadinya perdarahan akibat distensi kandung kemih yang menyebabkan penurunan kontraksi uterus. Lm. Syahrir
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan specimen urine (pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, Keton, Nitrit ) Uroflometri Lm. Syahrir
KONSEP ASKEP Pengkajian Biodata/Identitas Pasien Keluhan Utama Riwayat Penyakit kesehatan Riwayat Persalinan Sekarang Lm. Syahrir
Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Di rumah, di rumah sakit) Pola nutrisi Pola eliminasi Pola istrahat tidur/seksual Data Psiko Sosial Spiritual Lm. Syahrir
Pemeriksaan Fisik Vital Sign Perut Vulva Lm. Syahrir
2. NANDA International Diagnoses 2012-2014 & Nursing Care Plan Lm. Syahrir
Implementasi Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi / pelakasanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Lm. Syahrir
Evaluasi Nyeri yang menetap atau bertambah Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit demi sedikit, perasaaan ingin berkemih, menetes setelah berkemih. Perubahan warna urine Tidak menunjukan infeksi berulang Lm. Syahrir
THANKS YOU VERY MUCH Lm. Syahrir