KONSEP DASAR ILMU
1. PENGERTIAN ILMU a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm (Arab), science (Inggris), watenschap (Belanda), dan wissenschaf (Jerman). (Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur’an (Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 26.) b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of well-attested theories which explain the patterns regularities and irregularities among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur di antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati. (R. Harre, The Philosophies of Science, an Introductory Survey (London: The Oxford University Press, 1995), hal. 62.)
c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi suatu “ilmu”, menurut Archie J. Bahm dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects. (Archie J. Bahm, What’s Science, (TTP: TP, TT), hal. l ) d. Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.)
e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90)
2. HAKEKAT ILMU ILMU AKTIFITAS (SEBAGAI PROSES) PENGETAHUAN METODE (SEBAGAI PROSEDUR) PENGETAHUAN (SEBAGAI PRODUK)
ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES) Proses pemikiran yang berpegang pada kaidah-kaidah logika 1. Rasional Ilmu Sbg Aktifitas Proses mengetahuan dan memperoleh pengetahuan 2. Kognitif Mencapai kebenaran Memperoleh pemahaman Memberikan penjelasan Melakukan penerapan dengan melalui peramalan atau pengendalian 3. Teknologis
ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR) Pengamatan - Percobaan Pengukuran - Survey Deduksi - Induksi Analisis - Lainnya 1. Pola Prosedural Menentuan Masalah Perumusan Hipotesis (bila Perlu) Pengumpulan Data Penurunan Kesimpulan Pengujian Hasil 2. Tata Langkah Ilmu Sbg Metode Ilmiah 3. Berbagai Teknik Daftar pertanyaan Wawancara Perhitungan Pemanasan Lainnya 4. Aneka Alat Timbangan Meteran Perapian Komputer Lainnya
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK) Ilmu Sbg Pengetahuan Ilmiah Obyek Material 1. Segi Obyek Pengetahuan Obyek Formal Ilmu Sbg Pengetahuan Ilmiah Empiris Sistematis Obyektif Analitis Verifikatif 2. Segi Sifat Pengetahuan
3. DIMENSI ILMU 1. Cabang Ilmu Dimensi Ilmu Dimensi ekonomik Dimensi linguistik Dimensi matematis Dimensi politik Dimensi psikologis Dimensi sosiologi 1. Cabang Ilmu Dimensi Ilmu 2. Pengetahuan reflektif-abstrak Dimensi filsafati Dimensi logis Dimensi Kebudayaan Dimensi sejarah Dimensi kemanusiaan Dimensi rekreasi Dimensi sistem Dimensi lainnya 3. Aspek realitas
5. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH Ilmu Teoritis Ilmu Praktis 1. Ragam Ilmu Pembagian Sistematis Pengetahuan Ilmiah Ilmu Matematis Ilmu Fisis Ilmu Biologis Ilmu Psikologis Ilmu Sosial Ilmu Linguistik Ilmu Interdipliner 2. Jenis Ilmu
ARTI FILSAFAT Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang keseluruhan. Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT Untuk menjajagi kemungkinan adanya pemecahan terhadap problema filsafat. Pengkajian filsafat dapat membawa pada perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar seseorang, yang dapat mempengaruhi arah kehidupan pribadi maupun profesinya Pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan dari dogmatisme, toleransi terhadap pandangan berbeda, serta kemandirian secara intelektual
SIFAT KAJIAN FILSAFAT Luas, Sadar bahwa selain ada pendangan diri sendiri ada pandangan lain yang mempunyai argumen kokoh. Mendalam, Filsafat mengajak untuk terus menguji dan mempersoalkan kembali dogma yang telah kita anggap benar. Kritis, Tidak menerima sesuatu begitu saja hanya berdasarkan otoritas, menolak mengikuti pendapat umum.
PERMASALAHAN FILSAFAT Permasalahan filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran dan hubungan logis diantara ide-ide dasar yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan empiris. IDE DASAR, Mencakup pelbagai keyakinan dan teori yang kita pegang dengan sadar, pelbagai konsekuensi dan asumsi keyakinan yang dipercayai begitu saja serta berbagai konsep yang berdiri sendiri. Sifatnya umum (general) dan pervasif (luas) MAKNA, Suatu kegiatan memberikan arti pada sesuatu
PERMASALAHAN FILSAFAT KEBENARAN, ada tiga macam teori kebenaran : Teori Korespondensi, Kebenaran yang dilihat dari kenyataan yang ada, sepadan dengan kenyataan Teori Koherensi, Kebenaran adalah jika pernyataan atau kepercayaan berhubungan dengan penyataan-pernyataan atau kepercayaan-kepercayaan lain. Teori Pragmatis, Kebenaran adalah pemecahan yang memuaskan atau praktis atas situasi problematis. HUBUNGAN LOGIS, ada tiga jenis hubungan logis Dua keyakinan yang tidak selaras, sehingga keyakinan tersebut tidak bisa sama-sama benar Sebuah keyakinan mengandaikan keyakinan yang lain, sehingga keyakinan pertama harus benar agar keyakinan yang kedua benar. Sebuah keyakinan memiliki suatu konsekuensi logis, sehingga keyakinan itu menghasilkan konsekuensi benar atau salah
OBJEK FILSAFAT Objek Materia, yaitu lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu Objek Forma, yaitu sudut tertentu yang menentukan ciri suatu ilmu Objek Materia Filsafat adalah ADA dan yang mungkin ADA Objek Forma Filsafat adalah Mencari keterangan yang sedalam-dalamnya
PERSIAPAN UNTUK BERFILSAFAT Harus mempunyai 4 sikap batin Keberanian untuk menguji secara kritis terhadap keyakinan kita. Kesediaan untuk mengajukan hipotesa tentatif dan memberi tanggapan awal Tekad untuk mendapatkan kebenaran Kemampuan untuk memisahkan kepribadian seseorang dalam diskusi (objektif) Berfilsafat adalah keterampilan yang harus dikembangkan dengan praktek Dengan belajar filsafat maka kita juga berfilsafat. Dalam berfilsafat orang tidak berpegang pada pendapatnya sendiri saja Sewaktu mengkritik klaim-klaim filsafat, usahakan mengukur seberapa kuat kritik anda.
ALUR BERFILSAFAT Menyadari adanya masalah Meragu-ragukan dan menguji secara rasional anggapan-anggapan Memeriksan penyelesaian-penyelesaian yang terdahulu Menyarankan hipotesa berupakan pembuktian yang memperkuat atau membantah. Melakukan verifikasi terhadap hasil penjabaran yang telah dilakukan Menarik kesimpulan.
KESALAHPAHAMAN DALAM FILSAFAT Filsafat tidak bertujuan bersaing dengan sains, terkadang keduanya mempunyai kesamaan pada tujuan dan objek penelitian, namun jenis pengetahuannya yang berbeda. Filsafat tidak bertujuan bersaing dengan teologi, keduanya tertarik membahas tentang keberadaan illahi, namun berbeda pada tujuannya. Filsafat tidak secara aktif menganjurkan perubahan pribadi maupun sosial Filsafat tidak hanya membahas sesuatu yang tak teramati atau misterius, namun juga yang teramati berupa data-data empiris.
PERBANDINGAN FILSAFAT TIMUR DAN FILSAFAT BARAT Barat lebih menekankan pada dunia empiris sehingga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pesat, sedangkan Timur menekankan segi dalam dari jiwa dan realitas di belakang dunia empiris. Barat lebih menekankan pada pemuasan duniawi yang menimbulkan kompetisi. Sedangkan timur lebih menekankan kesederhanaan dan harmonisasi. Barat memberi tekanan pada realitas dan nilai waktu. Timur yang baik itu diperoleh melalui pencarian zat yang satu, dalam diri dan diluar diri dan dengan mencapai nirwana. Barat cenderung mengeksploitasi alam, sedangkan Timur lebih menekankan keharmonisan dengan alam. Barat lebih menekankan pada Know What dan Know Why. Sedangkan Timur lebih pada Know How