PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SMA 17 Februari 2009 Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar 1. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Pengembangan Bahan Ajar
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Bahan ajar disusun dengan tujuan: Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Manfaat bagi guru Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya. Menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan. Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Manfaat bagi Siswa Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya Pengembangan Bahan Ajar
Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak, Pengulangan akan memperkuat pemahaman Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Jenis Bahan Ajar Bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Pengembangan Bahan Ajar
ALUR ANALISIS PENYUSUNAN BAHAN AJAR Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator BAHAN AJAR Kegiatan pembelajar Materi Pembelajaran Pengembangan Bahan Ajar
D. Penyusunan Bahan Ajar Cetak Susunan tampilan, Bahasa yang mudah, Menguji pemahaman, Stimulan, Kemudahan dibaca, Materi instruksional, Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Evaluasi dan Revisi Komponen kelayakan isi mencakup: Kesesuaian dengan SK, KD Kesesuaian dengan perkembangan anak Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar Kebenaran substansi materi pembelajaran Manfaat untuk penambahan wawasan Kesesuaian dengan nilai moral,dan nilai-nilai sosial Pengembangan Bahan Ajar
Komponen Kebahasaan mencakup Keterbacaan Kejelasan informasi Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat) Pengembangan Bahan Ajar
Komponen Penyajian mencakup Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai Urutan sajian Pemberian motivasi, daya tarik Interaksi (pemberian stimulus dan respond) Kelengkapan informasi Pengembangan Bahan Ajar
Komponen Kegrafikan mencakup Penggunaan font; jenis dan ukuran Lay out atau tata letak Ilustrasi, gambar, foto Desain tampilan Pengembangan Bahan Ajar
Modul adalah seperangkat bahan ajar mandiri yang disajikan secara sistematis sehingga memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya tanpa tergantung pada orang lain/dengan bimbingan fasilitator/guru. Modul bagian pemelajaran yang spesifiik dan lengkap berkait dengan satu/sejumlah kompetensi. Suatu modul harus dapat di-asses secara terpisah-pisah dan dapat dipahami secara mandiri (Skillshare, 1991).
Pengembangan Bahan Ajar Atwi Suparman (1991), Bahan belajar mandiri mempunyai empat ciri pokok: Mempunyai kalimat yang mampu menjelaskan sendiri, Uraian jelas, tidak perlu penjelasan tambahan pengajar/sumber lain. Dapat dipelajari siswa sesuai kecepatan belajarnya. Terdapat petunjuk kapan siswa boleh terus, kapan harus mengulang. Siswa yang cepat dapat terus tanpa menunggu siswa yang lambat. Sebaliknya, siswa yang lambat tidak perlu merasa tertinggal dan memburu kecepatan siswa yang lebih cepat. Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Dapat dipelajari siswa menurut waktu dan tempat yang dipilihnya. Mampu membuat siswa aktif melakukan sesuatu pada saat belajar, seperti mengerjakan latihan, tes atau kegiatan praktik. Pengembangan Bahan Ajar
Karakteristik modul (Dikmenjur, 2003) Self-instructional Siswa mampu memelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. modul harus ada: Tujuan yang jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Materi pemelajaran dikemas dalam unit-unit kecil/spesifik, akan memudahkan siswa belajar secara tuntas. Pengembangan Bahan Ajar
Memuat contoh dan ilustrasi yang mendukung penjelasan/uraian materi. Memuat soal latihan, tugas, dsb yang memungkinkan siswa memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya. Kontekstual, materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
Pengembangan Bahan Ajar Memuat rangkuman materi pemelajaran. Memuat instrumen penilaian/assessment yang memungkinkan siswa melakukan self-assessment. Memuat balikan (feedback) atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi. Memuat referensi yang mendukung materi pemelajaran dimaksud. Pengembangan Bahan Ajar
Self-contained yaitu seluruh materi pemelajaran dari satu kompetensi/sub kompetensi yang dipelajari terdapat dalam satu modul secara utuh. Tujuan memberikan kesempatan pada peserta didik mempelajari materi secara tuntas. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu kompetensi, maka harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Pengembangan Bahan Ajar Stand-alone Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus secara bersama-sama digunakan dengan media lain. Jika peserta didik masih tergantung pada media lain, maka modul tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri. Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Adaptif Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan iptek, dapat menyesuaikan perkembangan iptek, serta memiliki daya lentur (fleksibel) untuk digunakan di berbagai perangkat keras (khususnya untuk modul multimedia). Pengembangan Bahan Ajar
User friendly Modul hendaknya bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan hendaknya bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa sederhana, mudah dimengerti, menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly (terutama modul multimedia).
LANGKAH PENYUSUNAN MODUL 1. Analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi/sub kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar berupa modul. Guru perlu membaca dan mencermati kembali SK, KD, materi pokok dan uraian materi pokok, sehingga dapat ditetapkan kompetensi yang akan dicapai, strategi pencapaian kompetensi, dan sistem dalam mencapai kompetensi.
2. Penentuan judul modul didasarkan. KD dan materi pokok. Satu 2. Penentuan judul modul didasarkan KD dan materi pokok. Satu kompetensi dapat dijadikan judul modul jika tidak terlalu luas. Jika KD terdapat 4 materi pokok, kompetensi tsb dapat dijadikan satu modul, jika lebih, sebaiknya 2 modul. Pemecahan satu KD menjadi 2 bukan memecah kompetensi, tetapi memudahkan pembelajaran. Judul modul tidak harus sama dengan materi, yang penting esensi dari kompetensi. Judul modul dapat dengan kalimat tanya, pernyataan yang menumbuhkan semangat/memotivasi siswa.
3. Penentuan peta kedudukan modul untuk mengetahui posisi/atau kedudukan dalam keseluruhan modul per mata pelajaran. Dapat dilakukan dengan pendekatan prosedural (horizontal) dan hierarkhial (vertikal) atau kombinasi dua pendekatan. Penerapan pendekatan ini sangat tergantung dari karakteristik materi dari setiap mata pelajaran.
4. Penulisan modul menggunakan format modul tertentu 4. Penulisan modul menggunakan format modul tertentu. Bagian esensial modul: Ikhtisar (Overview), Tes awal (Pre-test), Tujuan (Objectives), Sumber-sumber belajar (Learning Resources), Aktivitas Pemelajaran atau Petunjuk (Learning Activities or Study Guide), Aktivitas Pengayaan (Enrichment activities), Latihan evaluasi mandiri (Self-Evaluation Exercise), dan Tes akhir (Post-test) (Angelia D. Amonceda).
FORMAT MODUL Halaman Sampul (Cover) Halaman Judul Kata Sambutan Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Deskripsi Modul Peta Kedudukan Modul Prasyarat Glosarium (Daftar Istilah) Petunjuk Penggunaan Modul Tujuan Akhir (Terminal Performance Objective) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Daftar Cek Kemampuan
Pengembangan Bahan Ajar Terima kasih Pengembangan Bahan Ajar