DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK Endah Setyowati, M.Si
PENGERTIAN Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dalam cara-cara tertentu sehingga perilaku dan prestasinya dipengaruhi oleh perilaku dan prestasi karyawan lainnya. (Gibson) Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. (Robbin)
Tipe-tipe Kelompok 1. Kelompok Formal, yaitu kelompok kerja yang ditandai dan didefinisikan oleh struktur organisasi. Kelompok formal antara lain: Kelompok Komando: Kelompok yang ditetapkan/diperintah langsung oleh organisasi. Contoh: Kelompok bagian personalia Kelompok Tugas: Kelompok yang terdiri dari mereka yang bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. Contoh: Interaksi karyawan administrasi perusahaan asuransi jika klaim asuransi terjadi kecelakaan 2. Kelompok Informal, yaitu suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial/kepentingan/persahabatan.
Faktor-faktor yang Membentuk Kelompok Alasan pemuasan kebutuhan (keamanan, status, penghargaan diri, sosialisasi diri) b. Alasan tujuan kelompok c. Alasan ekonomi d. Kedekatan dan daya tarik
Tahap-tahap Pengembangan Kelompok (Bruce W. Tucman) Pembentukan (Forming) Tahap ini dicirikan oleh banyaknya ketidakpastian mengenai maksud dan tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok. Perilaku bagaimana yang diterima. Individu mulai berfikir mereka bagian dari suatu kelompok. 2. Keributan (Storming) Tahap ini dicirikan dengan adanya konflik dalam kelompok artinya anggota menerima baik eksistensi kelompok tetapi melawan adanya kendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap individualitas. 3. Penormaan (Norming) Tahap ini dicirikan oleh hubungan karib dan saling tertarik (kekohesian). 4. Pelaksanaan (Performing) Tahap ini dicirikan oleh kelompok yang telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik. Anggota sudah memahami satu sama lain. 5. Penundaan (Adjourning) Tahap ini dicirikan oleh kepedulian untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga respon anggota beraneka ragam, ada yang puas, ada juga yang tidak.
Model Perilaku Kelompok Kondisi eksternal yang dikenakan pada kelompok itu Sumber daya anggota kelompok Struktur kelompok Proses kelompok Tugas kelompok Kinerja dan Kepuasan
Pengambilan Keputusan Kelompok Keuntungan dari kelompok: Informasi dan pengetahuan lebih lengkap Keanekaragaman yang meningkat Penerimaan baik suatu pemecahan masalah meningkat Legitimasi yang meningkat Kerugian dari kelompok: Menghasilkan waktu (membatasi manajemen untuk bertindak dengan cepat dan menentukan jika diperlukan) Tekanan tidak sesuai Dominasi oleh beberapa orang, keefektifan keseluruhan kelompok akan tertekan Tanggung jawab yang kembar arti dalam keputusan kelompok, tanggungjawab tiap anggota menjadi kurang
Efek Kekohesifan pada Produktifitas Kelompok Kekohesifan adalah derajat sejauh mana anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap tinggal dalam kelompok. Sinergi adalah tindakan dari dua substansi atau lebih yang menghasilkan suatu efek yang berbeda dari penjumlahan individual substansi-substansi itu.
Produktifitas sedang ke rendah Hubungan antara Kekohesifan Kelompok, Norma Kerja dan Produktifitas Kekohesifan Tinggi Rendah Produktifitas tinggi Produktifitas sedang Produktifitas rendah Produktifitas sedang ke rendah Tinggi Norma Kinerja Rendah
Faktor-faktor yang Meningkatkan Kohesifitas Kelompok (Fred Luthans, 2006) Kesepakatan tujuan kelompok Frekwensi interaksi Ketertarikan pribadi Kompetensi antar kelompok Evaluasi berdasarkan keinginan sendiri Faktor-faktor yang Menurunkan Kohesifitas Kelompok (Fred Luthans, 2006) Ketidaksepakatan tujuan kelompok Jumlah anggota yang besar Pengalaman tidak menyenangkan Kompetisi antar anggota kelompok Dominasi oleh satu orang anggota atau lebih