Manajemen Kanker Secara Komperhensif Manajemen penurunan morbiditas dan mortalitas kanker Manajemen kehidupan pada penderita kanker
Pendahuluan Kanker Penyakit infeksi Insidensi rendah Pengobatan mahal Kesembuhan rendah kecuali pada stadium dini Deteksi dini lebih efektif Penyakit infeksi Insidensi tinggi Pengobatan murah Kesembuhan tinggi Deteksi dini tidak perlu ex: Influensa
Deteksi Dini dengan Skrining Definisi skrining:“the presumptive identification of unrecognized disease or defect by the application of procedures which can be applied rapidly to sort out well persons who probably have a disease. Skrining pada kelompok berisiko tinggi kanker Prosedur skrining available, dapat diterima dan mudah dilakukan (mis: sadari, sakuri) Bukan untuk diagnosis kanker Skrining (+) pemeriksaan lanjutan (mahal dan invasif) Kanker (+) diharapkan pada stadium dini
Example of Early detection methods of cancer Breast cancer Self Breast Examination Ultrasound Mammography Cervical cancer Pap smear VIA (vaginal inspection using acetic acid) Tumor marker
Melakukan Skrining: Penyakit yang membebani status kesehatan masyarakat Ada tahap awal yang dapat dideteksi Ada uji untuk mendeteksinya Ada uji yang mudah diterima masyarakat Jika pengobatan awal lebih bermanfaat Ada fasilitas untuk mendiagnosa lebih lanjut dan pengobatan Menetapkan kelompok berisiko tinggi Kapan skrining perlu dilakukan Seberapa sering perlu dilakukan skrining Contoh: Kanker payudara diskrining pada wanita usia > 35 tahun Kanker leher rahim diskrining pada wanita usia > 35 tahun setiap 2 tahun sekali
Results of Screening and Facts of Disease Total (screening test result) Screening (+) A (true +) B (false +) A+B Screening (-) C (false -) D (true -) C+D Total (disease occurrence) A+C B+D A+B+C+D True positive excellent True negative excellent False negative small portion but result disaster False positive big portion result stress and not necessary examination
Merencanakan Program Skrining Tetapkan prioritas: Prioritas jenis kanker Prioritaskan pada tindakan preventif yang terbukti lebih efektif (misal: berhenti merokok) Lakukan promosi kesehatan: Promosi kesehatan di pelayanan primer masih lemah Lakukan pelatihan Libatkan profesi kesehatan lainnya: perawat, petugas promkes, bidan, dll
Merencanakan Program Skrining (lanjutan) Susun strategi prevensi secara sistematik: Lakukan register kanker siapa yang high risk group? Lakukan call-recall system Buat program intervensi yang sesuai Laksanakan intervensi yang berkualitas: Tetapkan tujuan dan indikator Lakukan pengukuran Monitoring dan adaptasi program
Increase Breast Cancer Screening among low income women. Table 2. Ecological Programming for a Health Department Intervention to Increase Breast Cancer Screening among low income women. Level Strategies Individual Mass media campaign to increase knowledge of the risk of breast cancer, the benefit of breast cancer screening, and how to get screening Interpersonal Community volunteers to alert women with the similar message, encourage discussion of breast cancer and how to avoid and make early detection Organizational Outreach activities to some organizations, as mosques, churches, worksites to alert women Community Create coalition of providers and community to build a coordination screening, referral, diagnostic and treatment system
Manajemen penderita kanker
Mendorong sistem penanganan kanker yang paripurna: Semua pasien dapat mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas Pendidikan profesi kesehatan yang baik Membangun pelayanan kanker sesuai kebutuhan pasien Komunikasi multidisiplin Memperhatikan aspek psikososial pasien Membangun register kanker untuk monitor pengobatan Menyusun panduan pengobatan Membangun sistem rujukan (primer-sekunder-tersier)
Contoh manajemen kasus kanker paru Berbagai kombinasi: Pembedahan: sedapat mungkin mengangkat tumor Radioterapi Kemoterapi Imonuterapi, hormonoterapi, (menunjang terapi utama) terapi gen (dalam penelitian)
Terapi paliatif kanker Meningkatkan kualitas hidup penderita sebaik mungkin Biasanya pada stadium lanjut Bertujuan mengatasi keluhan bukan mengobati Jenis tindakan paliatif: Radioterapi, Kemoterapi, Medikamentosa, Fisioterapi, Intervensi bedah, Cryotherapy Psikososial
Contoh Bentuk layanan Paliatif di RS Kanker Dharmais: Penanggulangan nyeri Penanggulangan gejala fisik: gangguan saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih, beraktivitas, dan lain-lain Bimbingan psikososial dan spiritual Kunjungan rumah berkala Layanan rehabilitasi medik Bimbingan perawatan Asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan Membantu penyediaan sarana / alat bantu kesehatan: suction Membantu penyediaan tenaga perawat dan pelaku rawat Membantu kesiapan menghadapi akhir hayat dengan tenang dalam iman Memberikan dukungan masa duka cita Layanan Kedokteran Komplementer Layanan konsultasi, telepon / Hotline Service
Rehabilitation “Rehabilitation is intended to enable people to continue to live full lives as part of society” (WHO, 2005) Meningkatkan kualitas hidup (quality of life):fisik, emosi, sosial, kognitif Dapat dilakukan untuk mendukung terapi yang bersifat “pengobatan” maupun “paliatif” Rehabilitasi Multidisipliner dan Intensive negara maju Rehabilitasi berbasis komunitas negara berkembang
Rehabilitasi kanker Rehabilitasi medik: Operabel: preventif dan restoratif Non operabel: supportif dan paliatif Layanan hospis (di rumah sakit dan di rumah) Rehabilitasi psikologis dan sosial Membuat kelompok penderita kanker Dijenguk kerabat (dapat berdampak + atau -)
Sekian dan Semoga Bermanfaat