REVIEW Ch. III : Detin Novitasari Indah Kumalasari Meliawati Ayu C

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
(PENGARUH USIA PERNIKAHAN
Advertisements

MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
SURVEI PENDUDUK ANTAR SENSUS
KOMUNITAS DESA.
Identitas Nasional.
STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK
NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU.
POPULASI & PEMBANGUNAN
Peran Analisis Demografi dalam Perencanaan Ketenagakerjaan
BONUS DEMOGRAFI ADALAH DIVIDEN DARI MELIMPAHNYA TENAGA MUDA YANG JUMLAHNYA BESAR SEBAGAI HASIL DARI PENURUNAN TINGKAT FERTILITAS DAN MORTALITAS YANG TINGGI.
SRI SULASMIYATI, S.SOS, MAP
TEORI DEMOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN
<<Roujin Mondai>> Pertemuan <<3>>
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Populasi Penduduk Dunia
KELOMPOK 10 ANALISIS DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DAFTAR ISI DATA A B TEORI A B ANALISIS A B c KESIMPULAN.
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
Kejujuran berarti integritas dalam segala hal
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PENDUDUK & KETENAGAKERJAAN
PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI JAMBI
<Sistem Perhubungan dan Telekomunikasi> Pertemuan <12>
NEGERI MATAHARI TERBIT NEGERI SAKURA MACAN ASIA
Oleh : Dr. Ir. Yayuk Yuliati, MS
Negara Maju Negara Berkembang
SUMBER DATA DEMOGRAFI (Bagian II)
KOMPOSISI penduduk.
KONDISI PENDUDUK INDONESIA
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB VI
Pertumbuhan,Persebaran,Proyeksi Penduduk Indonesia
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
Penduduk Dan Tingkat Pendidikan
Baru Penting Kalau Sudah Mati
Perdebatan antara Isolasi dan Restorasi.
Pardomuan B.M. Sianipar MOBILITAS.
Lutvia Resta Setyawati
DINAMIKA PENDUDUK Jumlah penduduk selalu berubah karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Tingkat kelahiran adalah.
MORTALITAS ( KEMATIAN)
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Perubahan Sosial Modrenisasi.
BUDAYA TIDUR MASYARAKAT MADURA
Dinamika Pembangunan Desa
<<Sistem Kependudukan>> Pertemuan <<2>>
TEKNIK ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL
“Sosiologi Perkotaan”
Struktur data dan persebaran penduduk
KONDISI PENDUDUK INDONESIA
ANTROPOSFER.
Identifikasi dan Analisis Potensi Daerah : Aspek Demografi
Optimalisasi Demographic Dividend
PEMBANGUNAN AGROPOLITAN BERBASIS AGRIBISNIS PETERNAKAN: SUATU KONSEP
NAMA : JURIYAH NIM : KELAS : EP-B
Summative Assessment Unit 3
<Soshika/Penurunan angka kelahiran > Pertemuan <4>
Perkembangan dewasa awal
ANTROPOSFER.
Profil negara maju jepang “negeri matahari terbit”
DINAMIKA PENDUDUK Jumlah penduduk selalu berubah karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Tingkat kelahiran adalah.
Pengelolaan Peraturan kependudukan, LH
Industrialisasi Dunia Ketiga Ahmad Rivaldi Ardianto( ) Desi Annisa Rahayu ( ) Firliantita Saskia( ) Ahmad Rivaldi Ardianto( )
Materi Kuliah SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
INTERAKSI DESA KOTA Aida Kuniawati, S.Pd, M.Si
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
Konsep dan Jenis Migrasi. Faktor Penyebab Migrasi Faktor pendorong Makin berkurangnya sumber daya alam Menyempitnya kesempatan kerja di tempat asal Adanya.
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PGO 6230
Negara Maju dan Berkembang
Pertemuan Ke- IIX Lingkungan Bisnis Global Oleh: Fikri Hudori Gatot Sugeng Syahbudin Adam.
Peran Analisis Demografi dalam Perencanaan Ketenagakerjaan Aris Ananta Jakarta: Program Studi Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Program Pascasarjana UI,
Transcript presentasi:

REVIEW Ch. III : Detin Novitasari Indah Kumalasari Meliawati Ayu C Geographical And Generational Variations Detin Novitasari Indah Kumalasari Meliawati Ayu C M. Diaz Praditya Rifani Agnes E W

Geographical Variations Japan as Conglomerate of Subnations Hanya sepertiga daratan Jepang yang dihuni penduduk. Padatnya penduduk berpengaruh pada gaya hidup masyarakat Jepang yang sejak kecil belajar menyesuaikan dengan lingkungan. Ada 4 kepulauan besar di Jepang yaitu Honshu (pusat metropolitan), Hokkaido (kepadatan penduduk terendah dan wilayah suku Ainu), Kyushu ( dekat dengan Semenanjung Korea, Asia dan kepulauan Pasifik Selatan), Shikoku (dekat Kyoto-Osaka-Kobe). Jepang juga memiliki 7 pulau kecil. Terdapat sekitar 2 juta penduduk yang tinggal di luar 4 kepulauan besar dan gaya hidup mereka didominasi lingkungan laut.

Geographical Variations Meskipun sering dianggap sebagai negara yang homogen penduduknya, Jepang ternyata mempunyai banyak subnation di dalam wilayahnya. Penyebabnya yaitu karena ada blok-blok teritori. Secara umum ada 8 blok region yang dipisahkan berdasarkan perbedaan iklim, geografis, budaya : Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku dan Kyushu. Adanya subnation menjadi sumber dari identitas regional dan ciri khas lokal. Sistem prefektur tahun 1871 untuk merespon keberadaan unit regional (bangsa) yang telah ada selama lebih dari 10 abad. Terdapat pula stereotip berdasarkan prefektur. Misalnya orang Hokkaido dikenal ramah dan murah hati, orang Niigata tidak terlalu banyak bicara tapi loyal dalam kondisi krisis sekalipun, orang Iwate cenderung sabar dan tahan uji.

Geographical Variations Eastern v. Western Japan Pada masa feudal, Edo (Tokyo sekarang) menjadi pusat kebudayaan wilayah bagian timur Jepang yang merupakan rezim samurai. Alhasil, Tokyo tetap menjaga budaya lokal samurai yang ditandai dengan formalitas dan hierarki, menjaga kehormatan. Sementara Osaka pada waktu itu menjadi pusat aktivitas komersial. Sehingga Osaka pun tetap memelihara gaya hidup pedagang yaitu mementingkan hal yang praktis, informalitas dan pragmatisme. Perbedaan lainnya yaitu hubungan antar rumah tangga di wilayah Timur bersifat vertikal sedangkan wilayah barat bersifat horizontal. Status wanita di wilayah barat lebih tinggi daripada di timur Jepang.

Geographical Variations Kyoto v. the rest (adorer v. hater) Kyoto dianggap menjadi representasi kebudayaan wilayah barat Jepang. Hubungan antar individu di Kyoto lebih bersifat non-intervensi, kebebasan bersama daripada loyalitas dan tanggungjawab. Perbedaan dalam hal mata pencaharian dan rasa masakan . Hubungan seperti rivalritas antara Kanto (wilayah Timur) dan Kansai (wilayah Barat). Pertikaian budaya ini telah berlangsung lama dan menjadi hiburan tersendiri yang secara rutin dibicarakan dalam acara TV di Jepang.

Geographical Variations Core v. Periphery Wilayah inti dari Jepang terletak di tiga pusat metropolitan, yaitu Tokyo-Yokohama, Osaka-Kyoto-Kobe dan Chukyo. Pembangunan yang pesat di wilayah kota mengakibatkan urbanisasi yang tinggi dan kesenjangan sosio-ekonomi yang besar di antara wilayah urban dan rural

Geographical Variations +: Koordinasi inter-organisasi di kota lebih mudah dikarenakan jarak yang dekat, kualitas hidup di pendesaan tinggi dikarenakan kepadatan pendudk yang rendah -: Kepadatan penduduk di kota sangat tinggi; kualitas hidup menurun, kemacetan, dll. Persepsi terhadap pendesaan menjadi negatif, semakin sedikit kaum muda yang bersedia tinggal di daerah rural

Geographical Variations Variasi-Variasi Lain Industri Lokal: Wilayah-wilayah di Jepang umumnya memiliki jiba sangyou, atau industri-industri lokal yang menggunakan sumber daya lokal untuk memproduksi produk khusus. Cth: Yuzen-zome kimono produksi Kyoto, tekstil produksi Hakata, dll. Budaya Populer: Tiap daerah di Jepang memiliki karakteristik budaya yang berbeda, seperti lagu rakyat, festival budaya, dan olahraga/permainan tradisional Bahasa: Bahasa Jepang terbagi menjadi tipe Barat dan Timur, yang masing-masing terbagi lagi menjadi berbagai dialek lokal. Gaya bahasa yang umum digunakan oleh media massa adalah gaya bahasa kelas menengah Tokyo, yang menyebabkan dialek tersebut dikenal sebagai dialek yang paling umum.

Geographical Variations Ideological Variations Sistematika penyaluran informasi Peraturan perbendaharaan bahasa baik media elektronik maupun cetak Dampak adanya aturan tersebut

Generational Variations The War Time Premodern life style, militaristic philosophy.

Generational Variations Post-War Generation emphasis on democracy and freedom,“rise of citizen moments”, high growth economy

Generational Variations Prosperity Generation ‘rise of enviromental movements”, growing control and regulation,“bubble economy”

Generational Variations Global Generation bureaucratization and commercialization, Rise of NGO, NPO and voluenter, Recession and rising unemployment

Demographic Crisis Saat ini Jepang sedang mengalami krisis demografi karena adanya perubahan pada penurunan angka kelahiran dan pertambahan angka harapan hidup. Penurunan angka kelahiran akan menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk usia produktif, sedangkan pertambahan angka harapan hidup menunjukkan bahwa penduduk usia non-produktif akan lebih banyak.

PENURUNAN USIA PRODUKTIF + KENAIKAN USIA NON-PRODUKTIF Demographic Crisis PENURUNAN USIA PRODUKTIF + KENAIKAN USIA NON-PRODUKTIF

Demographic Crisis Declining Birth Perubahan sikap perempuan dalam memandang pernikahan dan lebih memilih untuk tetap berkarier menjadi sebuah dampak dari adanya declining birth. Hal pertama yang mempengaruhi pemikiran wanita untuk memiliki banyak anak adalah pertama karena biaya pendidikan yang semakin tinggi, dan kedua banyak diantara mereka yang lebih memilih untuk melanjutkan karier dibandingkan menikah atau memiliki anak.

Demographic Crisis Pressure on The Welfare Structure Jepang telah membangun 3 system mengenai dana pension. Setiap system dana pension di hasilkan dari investasi yang dilakukan pekerja. System dana pensiun tidak hanya dilakukan oleh pemerintah namun juga oleh beberapa perusahaan dan lembaga tertentu. Kendala dari adanya system ini adalah dijumpainya kegagalan pada setiap pekerja karena mereka tidak mengikuti system dana pension dan lebih memilih untuk mengelola keuangan mereka secara pribadi

Isu Kontemporer Data yang dirilis Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menunjukkan jika jumlah kelahiran bayi di tahun 2014 adalah kelahiran terendah sejak dimulainya statistik penduduk tahun 1899. Bayi yang lahir di tahun 2014 ada 1.003.532 jiwa. Terjadi penurunan sebesar 26.000 bayi dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, angka kematian tahun 2014 merupakan angka tertinggi sejak era pasca perang yaitu sejumlah 1.273.000. Secara keseluruhan jumlah populasi Jepang menurun 270.000 orang. Mortalitas > natalitas sehingga pemerintah harus segera menangani isu yang sangat nyata yang ada di Jepang terkait penurunan penduduk.

Isu Kontemporer Jepang memiliki 6 kelompok minoritas yaitu Ainu, Burakumin, Chinese, Korean, Nikkeijin (imigran Jepang yang pulang kembali dan keturunannya) dan penduduk Okinawa. Adanya kelompok minoritas ini dapat memberikan pemahaman baru tentang Jepang dalam hal identitas, ras, etnisitas dan cerita bahwa selama ini Jepang dikenal sebagai negara homogen. Takeyuki Tsuda menjelaskan setidaknya ada 300.000 orang Brazil-Jepang yang ada di Jepang. Hal ini dikarenakan pemerintah Jepang mempermudah mereka masuk ke Jepang melalui visa khusus tanpa hambatan di tahun 1990 bagi return migrant yang merupakan keturunan Jepang.

Referensi Admin, ‘Japan Population Continues to Decline in 2014’, Japan Today (online), 6 June 2015, <http://www.japantoday.com/category/national/view/japans-population-continues-to-decline-in-2014>, diakses 29 September 2015 Gatzen, Barbara. 2015. Media and Communication in Japan, Current Issues and Future Research. http://www.japanesestudies.org.uk/discussionpapers/Gatzen.html J. Kingston, ‘Race, Ethnicity and Identity in Japan: A narrative of homogeneity through the prespective of six minority group’, The Japan Times (online), 19 April 2009,<http://search.japantimes.co.jp/culture/2009/04/19/culture/race-ethnicity-and-identity-in-japan/#.VgqHbOyqqkp>, diakses 29 September 2015 Kushikomi, ‘Each Prefecture Breeds A Different Personality Type’, Japan Today (daring), 24 July 2010,<http://www.japantoday.com/category/kuchikomi/view/each-prefecture-breeds-a-different-personality-type>, diakses 29 September 2015 V. Lau, ‘Japan’s Bitterest Feud: Kansai vs. Kanto’, CNN (daring), 29 April 2015, <http://edition.cnn.com/2015/04/28/travel/discover-japan-kansai-vs-kanto/>, diakses 29 September 2015