System analysis adalah sebuah teknik pemecahan masalah dengan menguraikan permasalahan/system menjadi komponen-komponen serta mengkaji hubungan antara komponen dan bagaimana komponen berproses dan berinteraksi.

System design merupakan teknik pemecahan masalah sebagai tindak lanjut dari system analysis. Komponen-komponen hasil system analysis dibagi kepentingannya, dihilangkan yg tidak perlu, ditambah, diperbaiki dan disintesakan menjadi rancangan system yg baru.

Pendekatan terstruktur dalam system analysis ( input, prose, output ) menggunakan Data Flow Diagram ( D F D )

PROSES PENGECEKAN PERSEDIAAN KONSUMEN PEMESANAN TELLER MEMERIKSA BARANG APAKAH BRG ADA ? PEMBERIAN BARANG PROSES PENGECEKAN PERSEDIAAN FILE STOCK DATA STOCK PEMBAYARAN DATA STOCK GUDANG PENGISIAN ORDER ORDER ISI KASIR FILE KEUANGAN DATA KEUANGAN

System analysis dengan menggunakan pedekatan akselarasi : Menggunakan Prototype Dapat mengungkap kebutuhan User dengan memperlihatkan input dan output

Langkah-langkah dalam system analysis : Investigasi awal : menentukan Scope dan manfaat system, menentukan problem potensial. Negosiasi ruang lingkup dengan pimpinan puncak organisasi serta penilaian manfaat dari pengembangan system. Perencanaan proyek dan mempresentasikan kepada pimpinan. Analisa problem ( analisa system ) menemukan peluang-peluang perbaikan. Perancangan system. Diskusi dengan User. Pembuatan rekomendasi.

Requiment Discovery : Menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan, masalah yg dihadapi dan pembatas-ppembatas yg dihadapi dan dibutuhkan oleh User atau kelompok User. Membutuhksn kemsmpusn untuk menggali kebutuhan User tersebut.

Proses Requiment Discovery : Problem Discovery Analysis : mengerti masalah yang sebenarnya dan pembatas yang ada. Misal : problem anak sakit, apakah penyebabnya dan pembatas yg dimiliki oleh anak. Requirment Discovery : mencari kebutuhan User dengan cara wawancara, kuesioner dengan menggunakan sampel, observasi dsb.

c. Documenting and analysisi requirment : Mendokumentasikan requirmant yang ditemukan pada langkah B. pada tahap ini dokumentasi masih berupa konsep (Draft ). Alat-alat dokumentasi diantaranya : - Use Cases Diagram. - Decision Table. - Tabel atau gambar lain. Pembahasan dukumentasi dengan Stake Holders/User untuk menemukan : problem yg muncul dapat berupa requirmnt yang tidak lengkap, requirment yg berlebihan, duplikasi, konflik dan meragukan. iv. Memperbaiki dkumentasi dengan cara melengkapi requirment, menyederhanakan dsb.

d. Managing requirment : Requirment dapat berubah. Perlu dikelola dengan dibuatnyakebikjakan prosedur dan proses merubah sistem requirment ( apakah perubahan perlu dilakukan, bagaimana merubahnya, siapa yg berhak ).

Alat mendokumentasikan requirment Use case : Menjelaskan skenario dari langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyelesaian suatu kegiatan bisnis. Menjelaskan fungsi-fungsi yang harus ada dari sudut pandang User. Membutuhkan keterlibatan User.

Kegunaan Use case : Mengakomodasikan kegiatan User. Memperlihatkan secara menyeluruh fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh User. Alat untuk memvalidasi requirment.

Contoh Use case level tinggi : ACTOR INPUT USE CASE NAME USE CASE DESCRIPTION Anggota baru Pendaftaran anggota baru pendaftaran Bergabung dgn Organisasi dgn mendaftar Anggota lama Perubahan alamat Penyerahan alamat baru Perubahan alamat termasuk Email waktu Permintaan laporan secara otomatis Laporan penjualan Pencetakan laporan penjualan secara otomatis pada jam tertentu

Contoh requirment Use case USE CASE NAME PEMESANAN BARU ACTOR (S) ANGGOTA DESCRIPTION PEMASUKAN ORDER DARI ANGGOTA DAN PEMBERITAHUAN BAHWA BARANG SUDAH DIKIRIM DAN DITERIMA

Decision Tables : menggambarkan hubungan kondisi dan tindakan. Contoh : TINDAKAN / KEPUTUSAN STOCK MINIMAL ORDER DITERIMA MEMBUAT PESANAN MEMBUAT RENCANA PRODUKSI

Requirment Table : REQUIRMENT EXPLANATION Requirment Member Nomor identifikasi requirment Requirment Title Nama requirment Requirment Text Pernyataan tentang requirment