Tim Keperawatan Gerontik ASKEP PADA LANSIA Tim Keperawatan Gerontik STIKES HANG TUAH SBY
Keperawatan Gerontik Tujuan ASKEP lansia Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup Menolong & merawat lansia yang menderita sakit atau gangguan tertentu Mencari upaya semaksimal mungkin u/ kemandirian lansia
FOKUS Peningkatan kesehatan (health promotion) Pencegahan penyakit (Preventif) Mengoptimalkan fungsi mental Mengatasi gangguan kesehatan
Faktor yang mempengaruhi pengkajian pada lansia Interelasi antara aspek fisik & psikososial : terjadi pe ↓ kemampuan thd stress, masalah psikis me ↑ & perubahan fisik Penyakit & ketidakmampuan status fungsional Penurunan efisiensi mekanisme homeostatic Kurangnya standar u/ norma kesehatan
Penyesuaian pengkajian pd lansia Ruang yang adekuat Kebisingan minimal Suhu cukup hangat Hindari cahaya langsung Posisi duduk yang nyaman Dekat dengan kamar mandi Privasi yang mutlak Bersikap sabar, relaks, Beri kesempatan pada klien u/berfikir Waspadai tanda – tanda keletihan Lakukan pengkajian selama puncak energi
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA
Perubahan fisiologis Persepsi kesehatan mempengaruhi kualitas kesehatan Integumen : pigmentasi, kering, keriput Distribusi lemak : menurun pd ekstremitas, meningkat pd perut Mata : katarak, pe ↓ adaptasi gelap Gastro : pe ↓ enzim digestif, sekresi saliva, peristaltic Kardio : pe ↑ sistolik, perub DJ istirahat Perkemihan : pe ↓ filtrasi renal, inkontinensia Muskuloskeletal : pe ↓ massa & kekuatan otot, demineralisasi tulang
Pengkajian status fungsional Indeks Katz : menilai 6 fungsi ;mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan. Tingkat Kemandirian Lansia : A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan mandi B : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari fungsi tambahan C : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan D : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan E : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan F : kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Kriteria Tergantung: Makan: bantuan dalam makan, tidak makan, makan perparentral, Mandi : Bantuan > 1 bagian tubuh, bantu masuk dan keluar KM, tidak sendiri Berpakaian : Tidak memakai baju sendiri, atau sebagian masih tidak menggunakan pakaian Kekamar kecil : Pakai bedpan/pispot, bantuan saat masuk dan menggunakan toilet Berpindah : naik-turun tempat tidur/kursi, tidak pindah > 1 Kontinen : Inkontinensia, kateter, urinal/ bedpan secara teratur
Perubahan Kognitif Dimensia : Alzheimer, multi infark Delirium : sindrom otak menyerupai dimensia ireversibel, disertai perubahan perhatian & kesadaran Penyalahgunaan zat : alkohol
Pengkajian Status Kognitif SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire) : mendeteksi adanya & tingkt kerusakan intelektual. Menilai : orientasi, memori, kemampuan matematis MMSE (Mini Mental State Exam) menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali & bahasa Depresi Beck : berisi gejala dan sikap yang berhubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejala.
Perubahan psikososial Post Power syndrom Isolasi sikap terjadi krn nilai pribadi / budaya yg menentang dan menolak lansia. Isolasi penampilan o/k penampilan yg tdk dpt diterima / fx lain yg termasuk menampilkan diri sendiri pada orang lain. Fx kontribusi lain adalah citra tubuh, hygiene, tanda penyakit yang terlihat dan kehilangan fungsi (Ebersole & Hess, 1990). Isolasi perilaku o/k perilaku yg tdk dpt diterima pd semua klpo usia & terutama pd lansia, perilaku yg tdk dpt diterima scr social menyebabkan seseorang menarik diri (konfusi, dimensia, alkoholisme, dan inkontinensia) Isolasi geografis tjd krn jauh dari keluarga, kejahatan di kota dan barier institusi.
Pengkajian sosial APGAR Keluarga Adatation, partnership, growth, affection, resolve Digunakan jika masih di keluarga jika di panti keluarga diganti teman Pertanyaan yang dijawab selalu(2), kadang-kadang(1), hampir tidak pernah (0) Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, nilai 4 – 6 disfungsi keluarga sedang.
Sekarang & masa lalu
KEAMANAN RUMAH Penerangan adekuat Jalan bersih bebas dari kabel/ keset yg koyak Alas kaki stabil Kursi, TT dg penopang cukup tinggi sesuai u/ duduk & bangkit Kain / keset di depan kamar mandi Pegangan kokoh pada tangga dan kamar mandi
Masalah Keperawatan Ketegangan peran pemberi asuhan Gangguan interaksi social Kerusakan memori Koping individu tak efektif Strees relokasi Distress spiritual Inkontinensia fungsional Perubahan pola seksualitas
Distress Spiritual Kead ind/klpk mengalami/beresiko mengalami gangg dlm sist keyakinan atau nilai yg memberikan kekuatan, harapan & arti kehidupan B/d penyakit terminal,kehilangan org terdekat, keyakinan yg ditentang keluarga, hambatan dlm plks Mayor : mengalami suatu gangg dlm sistem keyakinan
Minor Mempertanyakan makna kehidupan, kematian & penderitaan Menunjukkan keputusasaan Tidak melaksanakan ritual keagamaan Ragu thd keyakinan Perasaan kekosongan spiritual
Intervensi Tunjukkan sikap tidak menghakimi Nyatakan pentingnya keb spiritual Berikan privasi & ketenangan Selalu bersedia & berkeinginan u/ mendengarkan keluhan klien Ajarkan ritual keagamaan Hubungi pemuka agama
Apakah sex masih diperlukan di usia tua
Perubahan pola seksualitas Indv mengalami suatu perubahan dalam kesehatan seksual. Kesehatan seksual merupakan integrasi aspek somatik, emosional, intelektual & sosial dari seksualitas dlm cara mencapai & meningkatkan kepribadian, komunikasi & cinta
Faktor yg berhubungan : Penyakit, obat – obatan Masalah pasangan, depresi, nyeri Menopouse Kriteria hasil : Menceritakan masalah fungsi seksual Mengidentifikasi stresor dlm hidup Mengekspresikan peningkatan kepuasan Melanjutkan aktivitas seksual sebelumnya
Intervensi Berikan dorongan u/ bertanya ttg seksualitas Gali hubungan pasien dengan pasangan Anjurkan u/ ikut klub Ajarkan keuntungan fisik & psikologis ttg aktivitas fisik teratur (3x seminggu, 30’) Ajarkan tehnik u/ mengurangi konsumsi oksigen, nyeri,beban berlebihan pd jantung
Ketegangan peran pemberi asuhan Indv mengalami beban fisik, emosional, sosial & finansial dlm proses pemberian asuhan u/ orang lain Batasan : Melaporkan ttg ketdkcukupan waktu & energi Perasaan depresi, marah Kesulitan melakukan aktivitas pemberian asuhan yg dibutuhkan
Intervensi Memberikan empati Bicarakan pengaruh ttg jadwal yg ada & tanggung jawab pd kes fisik, emosi Bantu u/ mengidentifikasi bantuan aktivitas yg diperlukan Identifikasi sumber bantuan yg ada Buat jadwal pengasuhan
Kerusakan interaksi sosial Indv mengalami respon negatif, ketidakadekuatan, ketidakpuasan dari interaksi Mayor : Tdk mampu mempertahankan hubungan Ketidakpuasan dengan jaringan sosial
Minor Isolasi sosial Menghindari orang lain Menyalahkan orla Perasaan ttg penolakan, tdk dimengerti Orla melaporkan ttg interaksi bermasalah
Intervensi Berkomunikasi dengan lansia harus dengan kontak mata Ajak lansia untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan fisiknya Menyediakan waktu untuk berbincang dengan lansia Beri kesempatan lansia untuk mengekspresikan perasaannya Hargai pendapat lansia
Pencegahan potensi kecelakaan Anjurkan memakai alat bantu misal : tongkat Latih lansia u/ berpindah dari TT ke kursi Biasakan menggunakan pengaman TT Jika lansia mengalami masalah fisik ex : rematik, latih u/ berjalan & menggunakan alat bantu Usahakan ada yg menemani jika bepergian
terimakasih