ASUMSI – ASUMSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA OLLY AURORA
KAB adalah merupakan salah satu kajian dalam ilmu komunikasi KAB adalah merupakan salah satu kajian dalam ilmu komunikasi. Hammer (1995) meminjam pendapat Hall, mengatakan bahwa KAB memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai salah satu kajian dalam ilmu komunikasi karena : Secara teoritis memindahkan fokus dari satu kebudayaan kepada kebudayaan yang dibandingkan Membawa konsep tingkat makro kebudayaan ke tingkat mikro kebudayaan Menghubungkan kebudayaan dengan proses komunikasi Membawa perhatian kita kepada peranan kebudayaan yang mempengaruhi perilaku.
Asumsi : Situasi dimana suatu teori dapat diterapkan dan hanya dengan asumsi orang akan mampu memberikan batas- batas bagi penerapan sebuah teori Asumsi sebuah teori komunikasi merupakan seperangkat pernyataan yang menggambarkan sebuah lingkungan yang valid, tempat di mana sebuah teori dapat diaplikasikan
Dalam rangka memahami kajian KAB maka kita mengenal beberapa asumsi, yaitu : KAB dimulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan X Kebudayaan Y Komunikasi Y Komunikasi yang efektif X Perbedaan antarbudaya
Dalam KAB terkandung isi dan relasi antarpribadi Watzlawick, Beavin dan Jackson (1967) menekankan bahwa isi (content of communication) komunikasi tidak berada dalam sebuah ruang yang terisolasi. Isi (content) dan makna (meaning) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dua hal yang esensial dalam membentuk relasi (relation). Seorang teman akrab Anda, Nuel, berkata : “Apakah Anda dapat mengambil buku-buku saya di atas meja itu?” Permintaan yang sama dilakukan oleh atasan Anda, dia mungkin berkata “Ayo segera angkat buku-buku saya di atas meja itu dan serahkan kepada saya secepatnya!”
Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi Pengalaman sosial dalam berkomunikasi, terutama berkomunikasi antarbudaya, dengan bermacam-macam orang dari latar belakang budaya yang berbeda-beda akan membuat Anda semakin berpengalaman, berpendapat, dan mungkin memberikan evaluasi secara kognitif tentang gaya personal maupun gaya suatu kelompok tertentu.
KAB bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian Gudykunstt dan Kim (1984) menunjukan bahwa orang-orang yang kita tidak kenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas relasi antar pribadi. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni : Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun non verbal Initial contact and imppression, yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang muncul dari kontak awal tsb Closure , mulai membuka diri Anda yang semula tertutup melalui atribusi dan pengembangan kepribadian implisit.
Komunikasi berpusat pada kebudayaan Edward T. Hall mengatakan : “komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi.” Dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-simbol komunikasi. Hanya dengan komunikasi maka pertukaran simbol-simbol dapat dilakukan, dan kebudayaan hanya akan eksis jika ada komunikasi
Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan KAB Tujuan KAB akan tercapai bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya menggambarkan upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk memperbaharui relasi antara komunikator dengan komunikan, menciptakan dan memperbaharui sebuah manajemen komunikasi yang efektif, lahirnya semangat kesetiakawanan, persahabatan, dsb.
PROSES KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Hakikat Proses KAB Pada hakikatnya proses komunikasi antarbudaya sama dengan proses komunikasi lain, yakni suatu proses yang INTERAKTIF dan TRANSAKSIONAL serta DINAMIS KAB yang interaktif adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan dalam dua arah namun masih berada pada tahap rendah (Wahlstrom). Apabila ada proses pertukaran pesan itu memasuki tahap tinggi, misalnya saling mengerti, memahami perasaan dan tindakan bersama maka komunikasi tersebut telah memasuki tahap transaksional (Hybels dan Sandra, 1992).
Komunikasi transaksional meliputi tiga unsur penting yakni : (1) keterlibatan emosional yang tinggi, yang berlangsung terus menerus dan berkesinambugan atas pertukaran pesan; (2) peristiwa komunikasi meliputi seri waktu, artinya berkaitan dengan masa lalu, kini dan yang akan datang; dan (3) partisipan dalam KAB menjalankan peran tertentu. Baik komunikasi interaktif maupun transaksional mengalami proses yang bersifat dinamis, karena proses tsb berlangsung dalam konteks sosial yang hidup, berkembang dan bahkan berdasarkan waktu, situasi dan kondisi tertentu.
Unsur-unsur Proses KAB Komunikator Komunikan Pesan Media Efek atau umpan balik Suasana ( setting dan context) Gangguan
Model KAB
FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Fungsi-Fungsi Pribadi dan Sosial dari Komunikasi
1. Fungsi Pribadi Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunujukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu. MENYATAKAN IDENTITAS SOSIAL Dalam proses KAB terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas diri atau identitas sosial.
MENYATAKAN INTEGRITAS SOSIAL Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Prinsip utama dalam proses pertukaran pesan KAB adalah : saya memperlakukan Anda sebagaimana kebudayaan Anda memperlakukan Anda bukan sebagaimana yang saya kehendaki.
KOGNITIF / MENAMBAH PENGETAHUAN Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan MELEPASKAN DIRI/JALAN KELUAR Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi
2. Fungsi sosial PENGAWASAN Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks budaya yang berbeda. Akibatnya kita turut mengawasi perkembangan sebuah peristiwa dan berusaha mawas diri seandainya peristiwa itu terjadi pula dalam lingkungan kita.
MENJEMBATANI Dalam proses komunikasi antarpribadi, termasuk komunikasi antarbudaya, maka komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya merupakan jembatan atas perbedaan diantara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
SOSIALISASI NILAI Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. MENGHIBUR
Praktek KAB mengandung fungsi-fungsi pribadi dan sosial, namun dalam KAB, salah satu fungsi utama adalah mengurangi tingkat ketidakpastian dan kecemasan. Gudykunst (1988) mengakui bahwa kebudayaan berpengaruh dalam proses komunikasi yang mengakibatkan munculnya situasi dan kondisi yang cemas dan tidak pasti.
Kecemasan dan ketidakpastian akan terjadi jika Anda berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda budaya (suku bangsa, bahasa, agama, tingkat pendidikan, jabatan dll) Setiap ketidakpastian merupakan hasil dari ketidakmampuan orang untuk meramalkan perilaku orang lain, sedangkan kecemasan dihasilkan oleh antisipasi kita terhadap perilaku negatif yang mungkin timbul dalam komunikasi antabudaya.
Untuk mengerti dan memahami orang lain maka kita perlu memahami tiga tingkatan kemampuan untuk “mengerti” orang lain, yakni kemampuan untuk : (1) menggambarkan; (2) meramalkan; (3) menjelaskan (Berger, Garder, Parks, Shulman, dan Miller, 1976)
Sumber Liliweri, alo. 2013. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar