PENATAAN RUANG DESA PANTAI Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PENATAAN RUANG DESA PANTAI
Potensi Letak geografi yang strategis Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Potensi Letak geografi yang strategis Keadaan fisik yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penempatan berbagai kegiatan serta perkembangannya Ketersediaan potensi fisik yang dapat membantu kelancaran dan efektifitas pergerakan Dapat menguasai potensi-potensi fisik yang dapat memenuhi kebutuhan strategi keamanan dan pertahanan
Permasalahan Morfologi dan Tata Desa Sosial Ekonomi Fisik NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Permasalahan Sosial Tingkat pendidikan rendah Tingkat kesehatan rendah (manfaat kesehatan belum disadari) Pola sosial budaya, misalnya dalam upacara kenduri lebih bersifat pemborosan konsumtif Ekonomi Sumber mata pencaharian terbatas (perikanan, pertanian, penggaraman) dan masyarakat rata-rata perpenghasilan rendah Proses produksi sederhana Subsisten Fisik Fasilitas fisik terbatas Penyediaan air bersih rendah Pengembangan fisik tidak terkendali Pola pemilihan lahan pantai Kerusakan fisik (pengikisan, longsor, dll) Gangguan kelestarian (flora, fauna, ekosistem pantai)
Tipologi Perkembangan Daerah Pantai Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Tipologi Perkembangan Daerah Pantai Tipe Intensif Tipe Ekstensif Perkembangan pantai intensif tersebar karena sarana perhubungan yang belum memadai. Perkembangan pantai yang ekstensif dan kontinyu karena sarana penghubung yang telah baik.
Pola Perkembangan Daerah Terbangun (BUA) Daerah Pantai Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pola Perkembangan Daerah Terbangun (BUA) Daerah Pantai Kota Pantai 2. Desa Laut/ Pantai Perkembangan intensif ke daerah belakang (hinterland), yang berpengaruh adalah laut, jalan dan sungai. bermata pecaharian nelayan orientasi ke laut cenderung linier
Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M 4. Daerah Pantai yang dikembangkan untuk kegiatan khusus 3. Daerah Rekreasi Pantai Pangkalan pertahanan laut Industri dan penumpukkan produk hutan/laut Pertimbangan strategi ekonomi politik Orientasi utama kelancaran hubungan keluar (laut) maupun ke pedalaman Orientasi pergerakan ke pedalaman Orientasi ke laut untuk rekreasi saja
Konsep Pengembangan dan Penguasaan Tanah Pantai Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Konsep Pengembangan dan Penguasaan Tanah Pantai Pola Pengembangan Clustered (memusat) Fasilitas sosial ekonomi, jaringan jalan dan jaringan utilitas.
Untuk cagar alam atau hutan lindung. Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pola Penguasaan 1. Memencarkan dari satu titik, dengan bentuk kerucut 2. Pemilikan memanjang pada jarak tertentu oleh pemerintah (x Km) 3. Penguasaan Selektif Untuk cagar alam atau hutan lindung.
Tanah milik berbatasan langsung dengan pantai Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Konsep Pengembangan dan Pengendalian Daerah Pantai yang Telah Berkembang Tanah milik berbatasan langsung dengan pantai
Tanah milik yang terpisah jalan dari pantai Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Tanah milik yang terpisah jalan dari pantai
Penguasaan dan pengembangan daerah yang belum terbangun Morfologi dan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Penguasaan dan pengembangan daerah yang belum terbangun