Sistem Informasi Manajemen (Pertemuan-6) Oleh: Bambang Moertijoso
Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan. Masalah beda dengan persoalan. Persoalan biasanya sudah ada jawabannya, sedangkan masalah belum ada jawaban.
Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan Kerangka dasar pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon ada tiga tahap, yaitu: Pemahaman Perancangan Pemilihan
Pemahaman Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
Perancangan Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
Pemilihan Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan
Hubungan Model Simon dengan SIM Pemahaman Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. SI harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
Perancangan SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
Pemilihan SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Pengambilan keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya.
Sistem tertutup Dalam pengambilan keputusan dianggap: Mengetahui semua alternatif dan akibat atau hasil masing-masing alternatif. Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan, dsbnya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukai. Memilih alternatif yang memaksimumkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan, atau kegunaan.
Sistem terbuka Sistem pengambilan keputusan terbuka memandang keputusan sebagai terjadi dalam lingkungan yang kompleks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan proses pengambilan keputusan selanjutnya mempengaruhi lingkungan.
Sistem terbuka (lanjutan) Sistem keputusan terbuka menganggap pengambil keputusan: Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Pengertian Pengambilan Keputusan Pembuatan keputusan dilatar belakangi adanya suatu masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Pembuatan keputusan sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi.
Masalah atau problem dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu: Masalah kolektif Masalah progresif Masalah kreatif
Masalah Kolektif Masalah kolektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan. Banyak terjadi dalam kegiatan pelaksanaan suatu rencana sehingga pembuatan keputusan dilakukan untuk memperbaiki atau meluruskan penyimpangan yang terjadi atau memperbaiki rencana bila rencana tersebut keliru.
Masalah Progresif Masalah Progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu. Misalnya: Suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas market sharenya. Suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya.
Masalah Kreatif Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Misalnya: Sebuah pabrik mobil yang ingin menciptakan kendaraan dengan energi tenaga matahari.
Efisiensi dan efektifitas Efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan biasanya dapat diduga dari jenis atau macam masalah yang sering dihadapi. Perusahaan yang sering menghadapi masalah korektif, menggambarkan cara kerja yang kurang efisien dan kurang efektif. Perusahaan yang lebih sering progresif dan kreatif menggambarkan perusahaan yang relatif sukses dan inovatif,
Tipe Pengambilan Keputusan Keputusan yang diprogram Keputusan yang tidak diprogram
Keputusan yang di Program Keputusan yang diprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Contoh: Penetapan gaji pegawai.
Keputusan yang tidak diprogram Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Contoh: Penanganan lini produk yang jatuh di pasaran.
Teknik Tradisional Teknik Modern Pembuatan Keputusan Teknik Tradisional Teknik Modern
Teknik Tradisional Diprogram: Kebiasaan Kegiatan rutin: Prosedur pengoperasian standard SO pengharapan umum Sitem tujuan saluran informasi yang disusun dengan baik Tidak Diprogram: Kebijakan intuisi dan kreatifitas Coba-coba Seleksi dan latihan para pelaksana
Teknik Modern Diprogram: Teknik-teknik Riset Operasi: Analisa matematik model-model simulasi komputer Pengolahan data elektronik Tidak Diprogram: Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada: Latihan membuat keputusan Penyusunan program komputer.
Kepastian (certainty) Ketidakpastian (uncertainty) Kondisi Keputusan Kepastian (certainty) Resiko (risk) Ketidakpastian (uncertainty)
Kepastian (certainty) Dalam kondisi kepastian (certainty) para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagai dasar keputusan. Dalam kasus ini, situasi di waktu yang akan datang dapat diperkirakan dengan pasti.
Resiko (risk) Dalam kondisi resiko (risk), manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia.
Ketidakpastian (uncertainty) Dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probabilitas, bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil. Umumnya menyangkut keputusan kritis dan paling menarik. Lebih tepat menggunakan metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan memperkirakannya.
TERIMA KASIH