Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Karakteristik Manusia Masa Depan Manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggungjawab terhadap resiko dalam pengambilan keputusan, belajar terus menerus, mampu kolaborasi Berpikir kreatif-produktif, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, Belajar bgmn belajar, pengendalian diri
Konstruksi Pengetahuan Apa pengetahuan ?, konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman maupun lingkungan, bukan kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang ke pikiran orang lain, tetapi melalui proses interpretasi dan konstruksi melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. Proses mengkonstruksi pengetahuan Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada lainnya.
Proses Belajar menurut Teori Konstruktivistik Proses belajar konstruktivistik, bukan sebagai proses perolehan informasi yang berlangsung satu arah ke dalam diri siswa, melainkan pemberian makna oleh siswa melalui proses asimilasi dan akomodasi Peranan Siswa, Pembentukan pengetahuan dilakukan oleh si belajar, aktif melakukan kegiatan, berpikir, menyusun konsep dan memberi makna. Kemampuan awal menjadi dasar pembelajaran & pembimbingan. Peranan Guru, membantu agar proses mengkonstruksi belajar oleh siswa berjalan lancar. Yang meliputi: Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar mempunyai peluang optimal untuk berlatih.
Sarana Belajar & Evaluasi Belajar (lanjutan proses pembelajaran) Peranan utama dalam belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri, sehingga sarana belajar disediakan untuk membantu pembentukan kemampuan tersebut. Evaluasi belajar, menggunakan goal-free evaluation, yaitu suatu konstruksi untuk mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik.
Perbandingan pembelajaran tradisional (behavioristik) dan Konstruktivistik Pembelajaran konstruktivistik Kurikulum disajikan dari bagianbagian menuju keseluruhan dengan menekankan pada ketrampilan dasar Kurikulum disajikan dari keseluruhan menuju bagian-bagian dan lebih mendekatkan pada konsep yang lebih luas 2. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa. 3. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan buku teks dan buku kerja Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan 4. Siswa-siawa dipandang sebagai “kertas kosong” Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori tentang dirinya Penilaian Hasil Belajar atau pengetahuan siswa dipandang sebagai bagian dari pembelajaran Pengukuran proses dan hasil belajar terjalin di dalam kesatuan pembelajaran , tanpa ada group process dalam belajar Siswa banyak belajar dan bekerja di dalam group process konstruktivistik.ppkm