E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA DOSEN PENGAMPU : Dr. WAGIYO, M.S. HARI : KAMIS TANGGAL : 5 NOV 2015 KELAS : 21 B Catatan : Karena ada 1 hari Libur Nasional, maka kuliah sebelum UTS kurang 1 kali. Untuk menutup kekurangan tersebut, maka : 1. Tanggal 6 November 2015 ada E- Learning 2. Bahan UTS dari awal sampai dengan Prinsip-Prinsip Metodologi
PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI Bagian dari Epistemologi yang mengkaji langkah-langkah yang ditempuh agar pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah Bagian dari Logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat
Filsuf yang menaruh perhatian terhadap persoalan penting dibalik metode yaitu : DESCARTES (RENE DESCARTES) Ia mengusulkan metode umum yang memiliki kebenaran yang pasti Karyanya yang terkenal yaitu DICOURSE ON METHOD (risalah tentang metode) yang berisi : Akal sehat yang dimiliki manusia Kaidah-kaidah pokok dalam aktivitas ilmiah, dengan langkah-langkah :
Jangan menerima jika tidak jelas Pecahkan setiap kesulitan dengan baik Arahkan pikiran secara tertib dan sederhana paling kompleks Tinjaulah ulang untuk memperoleh kepastian Menyebutkan kaidah moral
Menegaskan kebenaran yang sering terkecoh indra Menegaskan dualisme manusia yang terdiri dari dua substansi yaitu jiwa bernalar (RES COGITANS) dan jasmani yang meluas (RES EXTENSA) Disadari adanya dua pengetahuan yaitu pengetahua praktis yang terkait dengan obyek-obyek, dan pengetahuan spekulatif yang menyangkut hal-hal yang filosofis
2. KARL RAIMUND POPPER Ia filosof kontemporer yang menyatakan adanya kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada Ia mengajukan prinsip falsifikasi sbb : Teori ilmiah selalu bersifat hipotesis (dugaan sementara) dan tak ada kebenaran terakhir karena setiap teori senantiasa terbuka untuk diganti oleh teori yang lebih tepat Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi) secara teliti gejala yang sedang diselidiki Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFIABILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Artinya bahwa sebuah hipotisis, hukum, teori kebenarannya hanya bersifat sementara, sejauh belum ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada didalamnya.
3. ALFRED JULES AYER Pemikirannya termuat dalam bukunya yang berjudul Language, Truth And Logic Ajaran yang terkait dengan metodologis ialah Prinsip Verifikasi Ayer memperluas prinsip verifikasi dalam pengertian bahwa prinsip verifikasi itu merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat bermakna atau tidak Kalimat yang bermakna tidak hanya kalimat yang teruji secara empiris, tetapi juga kalimat yang dapat dianalisis Faham positivisme logis yang diajarkan oleh tokoh sebelum A. J Ayer yang hanya menerima proposisi yang dapat diverifikasi secara empirik saja
Verifikasi pada masa sebelum A. J Verifikasi pada masa sebelum A. J. Ayer (masa Moritz Schlick) merupakan verifiable dalam arti yang ketat (strong verifiable) Strong Verifiable sejauh proposisi didukung oleh kebenaran yang meyakinkan A. J. Ayer menambahkan verifiable dalam pengertian yang lunak yaitu jika proposisi itu mengandung kemungkinan bagi pengalaman atau merupakan pengalaman yang memungkinkan
Dengan verifiable dalam pengertian yang lunak telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan juga prediksi ilmiah (ramalan masa depan) sebagai suatu pernyataan yang mengandung makna A. J. Ayer menolak metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika dan teologi) merupakan pernyataan yang meaning less (tidak bermakna) karena tidak dapat dilakukan verifikasi apapun. Maksudnya ialah bahwa suatu hal atau benda tidak mungkin ada atau tidak mungkin berubah tanpa adanya suatu penyebab yang cukup memadai
DAFTAR PUSTAKA Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, 2012, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta