Masalah dan Hipotesis Penelitian Ilmiah A - Masalah Penelitian Ilmiah Prasyarat agar suatu permasalahan penelitian dapat diidentifikasi dan dirumuskan adalah : Adanya kesenjangan antara “das sollen” dan ‘das sein” Dari kesenjangan dapat dikembangkan mengapa kesenjangan tersebut dapat terjadi Pertanyaan yang timbul tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu kemungkinan Topik masalah yang akan dirumuskan menjadi masalah penelitian dapat bersumber dari : (1) Diri sendiri : pengalaman dan pengamatan sendiri (2) Orang lain : pengalaman dan pengetahuan orang lain (ilmuwan dan atau praktisi) (3) Sumber lain : karya ilmiah/hasil penelitian
Dasar pertimbangan/kriteria pemilihan masalah : (1) Pemilihan topik Memilih masalah yang belum pernah diteliti atau melanjutkan penelitian yang pernah dilakukan (2) Topik harus terjangkau Berkaitan dengan kemampuan peneliti (penguasaan materi dan cara pelaksanaan penelitian) (3) Topik harus menarik (4) Data yang dapat diperoleh Relevan dan lengkap (harus diperhatikan ketersediaan sumber data, perolehan data, tersedianya alat pengumpul data, tersedianya biaya dan tenaga untuk pengumpulan data).
Pedoman perumusan masalah : Dirumuskan dalam kalimat tanya (padat dan jelas) Rumusan harus memberi petunjuk kemungkinan pengumpulan data Batasannya harus jelas Rumusan masalah harus menunjukkan hubungan antara dua peubah (variabel) atau lebih Berbobot dan orisinal
Contoh perumusan masalah sederhana : Apakah faktor A berhubungan dengan faktor B ?. Bagaimana hubungan faktor A dan faktor B berhubungan dengan faktor C ? Bagaimana hubungan antara tingkat efisiensi usaha dengan realisasi pengembalian kredit. Sejauhmana pengaruh sistem kandang terhadap pertambahan berat badan kelinci. Berapa besar pengaruh transportasi terhadap penyusutan berat badan dan kualitas karkas sapi potong. Berapa imbangan energi protein yang paling baik terhadap pertambahan berat badan anak itik jantan.
B - Hipotesis Penelitian Ilmiah Hipotesis pada dasarnya merupakan hasil dari proses logik berdasarkan kerangka berpikir (conceptual framework) Kerangka berpikir harus benar-benar baik, komprehensif dan tajam untuk menghindari kesalahan perumusan hipotesis Ketentuan penyusunan hipotesis : Menggambarkan keadaan atau hubungan logis antara dua variabel atau lebih Merupakan suatu pernyataan yang dapat diuji. (variabel dapat diukur dan dapat dibandingkan) Merupakan pernyataan sederhana terbatas, tetapi cukup jelas dan mudah dimengerti. Harus selalu dalam bentuk kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan Hendaknya memberi petunjuk dilakukannya pengamatan dan pengukuran variabel yang dicantumkan dalam penelitian
Menggali dan Merumuskan Hipotesis Dalam menggali hipotesis maka peneliti harus : Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan (membaca kepustakaan) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang/akan diselidiki. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu Contoh perumusan hipotesis : Penambahan vitamin A dan C dalam air minum mengurangi stres pada ternak selama perjalanan. Bentuk kandang berpengaruh terhadap penyebaran penyakit pada ternak ayam. Terdapat hubungan positif antara tingkat efisiensi usaha dengan realisasi pengembalian kredit.
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut : Memberi batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan fakta yang kadang hilang dari perhatian peneliti Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai kedalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis , sangat tergantung dari : Pengamatan yang tajam dari peneliti Imajinasi serta pemikiran kreatif dari peneliti Kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti Metode serta design penelitian yang dipilih oleh peneliti
Tiga alasan pokok mengapa hipotesis penting dan merupakan sarana yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian ilmiah, yaitu : Hipotesis adalah perangkat kerja teori. Hipotesis dapat dideduksikan atau diturunkan dari teori atau hipotesis lainnya. Hipotesis yang dapat diuji menghasilkan keputusan mungkin benar (dapat diterima) atau mungkin salah (tidak dapat diterima) berdasarkan data yang dikumpulkan dengan sikap kritis. Hipotesis merupakan alat yang tegar untuk pengembangan pengetahuan. Dengan hipotesis orang mendapat kemampuan memperoleh yang diluar dirinya
Jenis Hipotesis Berdasarkan isi dan rumusannya, hipotesis dapat dibedakan menjadi : Hipotesis Nol (Ho) Adalah suatu hipotesis yang menyatakan diantara dua variabel atau lebih dalam keadaan sama atau menyatakan tidak ada hubungan/ pengaruh diantara variabel yang satu dengan yang lain. Hipotesis Ho disebut juga Hipotesis Statistik. (2) Hipotesis Tandingan/Alternatif (H1 atau Ha) Adalah hipotesis yang menyatakan diantara dua variabel atau lebih terdapat perbedaan atau terdapat hubungan diantara dua variabel atau lebih. Berdasarkan kekuasaan dan lingkup variabel yang diuji, maka hipotesis dibedakan menjadi : (a) Hipotesis Major Adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek penelitian (b) Hipotesis Minor Adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis major (jawaban dari hipotesis major)
Pengujian Hipotesis Dari pengujian hipotesis, maka peneliti dapat : Menarik kesimpulan tentang konsekwensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis benar Memilih metode-metode penelitian yang memungkinkan pengamatan eksperimen atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat tersebut terjadi atau tidak Menerapkan metode-metode serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak