Pengujian, Pengimplementasian dan Pemeliharaan
PENGETESAN Pengetesan embedded software biasanya dilaksanakan pada fase-fase yang terdapat dalam System Development Life Cycle (SDLC). Masing-masing pengetesan di tiap fase memiliki tujuannya masing-masing, yaitu dengan adanya perbaikan di tiap-tiap fase. Secara garis besar, pengetesan di tiap-tiap fase SDLC dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Use Cases Use Scenarios External View of Software Behavior Architecture/Component Interaction Component Behavior Algorithmic Level
Methods and Materials Teknik pengetesan yang diterapkan untuk tiap-tiap fase SDLC, bisa dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu : Test Planning Bertujuan untuk melukiskan target pengetesan. Test Generation Bertujuan untuk menentukan test case yang paling sesuai, mampu memenuhi target pengetesan seperti yang telah dilukiskan pada tahapan pengetesan sebelumnya (tahapan test planning).
CONT’ Test Performance Bertujuan untuk mengeksekusi program pengetesan. Test Evaluation Bertujuan membandingkan keluaran dari test case yang dieksekusi, dengan keluaran yang diharapkan dari sistem. Jika hasil perbandingannya sesuai, maka bisa dikatakan bahwa perangkat lunak tersebut telah lolos pengetesan, dan sebaliknya.
CONT’ Selain dengan menerapkan teori teknik pengetesan di atas, diperlukan tools atau alat untuk mendukung pengetesan terhadap kehandalan sistem secara otomatis. Tools ini memungkinkan untuk mengkoleksi data keluaran dari pengetesan, sehingga data tersebut nantinya bisa digunakan untuk analisa statistic.
IMPLEMENTASI Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi. Tahap implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut ini : Menerapkan rencana implementasi Melakukan kegiatan implementasi Tindak lanjut implementasi
Menerapkan rencana implementasi Rencana Implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi.
Melakukan Kegiatan Implementasi >>Mendapatkan atau memilih sumber daya hardware, dan software. Hardware yang dipilih disesuaikan dengan konfigurasi, begitu pula dengan software. >>Pemilihan dan pelatihan personil Personil disiapkan dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan dalam bentuk ceramah/seminar, pelatihan secara prosedural maupun tutorial mengenai sistem informasi sesuai fungsi tugasnya. Tujuannya adalah agar para personil mengerti dan menguasai operasi sistem dan cara kerja sistem serta apa saja yang diperoleh dari sistem. Pemilihan personil dilakukan melalui 2 sumber, yaitu: dari personil yang telah ada dalam organisasi atau personil baru yang berasal dari luar organisasi.
CONT’ >>Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak (Menyiapkan Fasilitas Fisik) Fasilitas-fasilitas fisik yang disiapkan antara lain : lokasi atau ruangan untuk server dan client, tempat untuk komputer dan periferalnya termasuk keamanan fisik untuk menjaga berlangsungnya peralatan dalam jangka waktu yang lama seperti: pemasangan AC agar udara ruangan tetap sejuk, penerangan yang cukup dan power supply cadangan/UPS. >>Pemrograman dan pengetesan program Menyiapkan database secara tepat disesuaikan dengan software aplikasi/program yang digunakan. Melakukan pengujian terhadap program apakah sudah berjalan dengan baik untuk berlanjut pada tahap selanjutnya.
CONT’ >>Pengetesan sistem Melakukan pengujian atau pengetesan awal sistem untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan atau beroperasi dengan baik. Jika ternyata belum, maka harus dilakukan perbaikan ulang. >>Konversi sistem Konversi sistem merupakan tahapan yg digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem barU. >> Melakukan Simulasi Kegiatan simulasi berupa pengetesan sistem secara nyata yang melibatkan personil yang sesungguhnya. Langkah ini dapat disebut sebagai langkah pengetesan awal.
Tindak lanjut implementasi Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user.
PEMELIHARAAN Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya, sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan sistem yang telah diperbaiki tersebut. Merupakan siklus terakhir dari SDLC Pemeriksaan periodik, audit dan permintaan pengguna akan menjadi source untuk melakukan perawatan sistem diseluruh masa hidup sistem.
JENIS PEMELIHARAAN Jenis Pemeliharaan : 1.Pemeliharaan Korektif 2.Pemeliharaan Adaptif 3.Pemeliharaan Perfektif 4.Pemeliharaan Preventif
LANGKAH-LANGKAH Langkah-langkah pemeliharaan sistem terdiri atas: Penggunaan Sistem Yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari. 2. Audit Sistem Yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Hal semacam ini disebut penelaahan setelah penerapan dan dapat dilakukan oleh seorang auditor internal.
CONT’ 3. Penjagaan Sistem Yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik. Selain itu juga untuk menjaga kemutakhiran sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem atau modifikasi rancangan software. Perbaikan Sistem Yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujian sistem.
CONT’ 5. Peningkatan Sistem Yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu, biasanya adanya potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer kemudian diteruskan kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi sesuai keinginan manajer.