TUGAS SEJARAH INDONESIA “KERAJAAN KALINGGA”
ASAL-USUL KERAJAAN KALINGGA Kalingga adalah kerajaan bercorak Budha di Jawa Tengah. Nama “Kalingga” berasal dari sebuah nama kerajaan yang terdapat di wilayah India Selatan. Lokasinya masih diperdebatkan, kemungkinan di sekitar Blora dan Cepu (Jawa Tengah). Sumber sejarah kerajaan ini kebanyakan diperoleh dari sumber Cina, tradisi atau kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan.
Peta Letak Kerajaan Kalingga
CATATAN atau SUMBER SEJARAH Cerita Lokal Catatan China CATATAN atau SUMBER SEJARAH Cerita Parahyangan Catatan Dinasti Tang Catatan I-Tsing
CERITA LOKAL Pada suatu ketika seorang raja dari kerajaan lain mendengar kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang tersebut. Hingga tiga tahun kemudian, tak sengaja kaki sang putra makhota menginjak kantung tersebut. Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman memotong tangan. Dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong jari kakinya. Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri. BACK TO
CERITA PARAHYANGAN Kesimpulan Gambar Naskah Carita Parahyangan Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sundadan Kerajaan Galuh (723-732 M). Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran. Kesimpulan Sepeninggal Ratu Shima Kerajaan Kalingga terbagi dua, yaitu Kalingga Utara (dikenal dengan nama Bumi Mataram) di bawah Sanaha (cucu ratu Shima) dan Kalingga Selatan (Bumi Sambara di bawah Dewasinga). BACK TO
Catatan Dinasti Tang (618-906 M) CATATAN CHINA Catatan Dinasti Tang (618-906 M) Catatan I-Tsing (664/665 M) Ho-ling (Jawa) terletak di Lautan Selatan. Di sebelah timurnya terletak Pulau Bali dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu. Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gadig. Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa. Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah. Selain gading gajah dan cula, kerajaan ini menghasilkan banyak barang tambang berupa perak dan emas. pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho- ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Cina. Ia bekerjasama dengan pendeta Ho-Ling bernama Janabadhra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana. BACK TO
PEMERINTAHAN DAN POLITIK KEHIDUPAN PEMERINTAHAN DAN POLITIK Kepemimpinan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana Sekitar tahun 674 M Kerajaan Holing atau Kalingga diperintah oleh seorang wanita bernama Ratu Sima. Ratu Sima memiliki cucu bernama Sahana yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sahana memiliki anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya. Sepeninggalan Ratu Sima, Kerajaan Kalingga ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya. BERITA CHINA Cerita Parahyangan Tambahan Kotak Ungu =>>>> Setiap pelanggar diberikan sanksi tegas. Tidak peduli apakah pelanggar tersebut adalah warga istana atau bukan. Rakyat selau tunduk dan taat pada ratu, begitu juga dengan pejabat kerajaan. Oleh karena itu ketertiban dan ketentraman di Kalingga berjalan dengan baik.
KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI Perdagangan (bagi masyarakat yang tinggal dipesisir pantai, sebab Letaknya yang strategis dan sering disinggahi pedagang luar negeri). Pertanian (masyarakat yang tinggal dipedalaman memanfaatkan kondisi tanah yang subur untuk mengembangkan sektor pertanian. Hasil-hasil pertanian yang diperdagangkan antara lain beras dan minuman) Kehidupan sosial di Kerajaan Kalingga berjalan dengan tertib dan teratur. Hal ini terjadi berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan hukum dan pemerintahannya. Kehidupan Sosial Kehidupan ekonomi Tambahan Perdagangan =>>>> Selain itu, Kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Ditemukan pula gua yang menghasilkan air asin-disbeut bledug dan diolah menjadi garam oleh masyarakat sekitar. Tambahan Pertanian =>>>> Penduduk kalingga dikenal pandai membuat minuman berasal dari bunga kelapa dan bunga aren. Minuman tesebut memiliki rasa manis dan dapat memabukkan. Dari hasil perdagangan dan pertanian tersebut, penduduk kalingga hidup makmur.
PENINGGALAN TINGGALAN BUDAYA Terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”. Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari Candi Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.
CANDI BUBRAH Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah. Dinamakan 'Bubrah‘ (bahasa Jawa) karena keadaan candi ini rusak sejak ditemukan • Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.
Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. PRASASTI TUKMAS Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah. Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti Tukmas ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
PRASASTI SOJOMERTO Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti sojomerto =>>> • Bersifat keagamaan Siwais. • Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu. • Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia
berjalan tertib dan teratur. KESIMPULAN KESIMPULAN Kehidupan politik kerajaan Kalingga berhubungan dengan kepemimpinan Ratu Sima sebagi raja yang tegas dan bijaksana. Kehidupan sosial kerajaan Kalingga berjalan tertib dan teratur. Perekonomian Kalingga bertumpu di bidang pertanian dan perdagangan.
NILAI PENTING PEMBELAJARAN Dengan keberadaan kerajaan-kerajaan yang terlahir di Indonesia, kita harus bisa mengapresiasi peninggalan- peninggalan yang menjadi sumber ilmu pendidikan dari generasi ke generasi. Upaya pengapresiasian itu sendiri dapat dengan melestarikannya, memeliharanya, dan tidak merusaknya. Jika kita dapat berpartisipasi dalam upaya tersebut, berarti kita mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Dengan begitu kita dapat menanamkan rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Daftar Pustaka http://belasejarah.wordpress.com/2010/08/26/kerajaan-ho-ling-kalingga/ http://ellanputra.blogspot.com/2012/08/nama-nama-raja-sriwijaya.html http://ghozshi.blogspot.com/2009/12/kerajaan-holing.html http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kalingga http://ratiffany.blogspot.com/2013/03/kerajaan-kalinggaho-ling-kerajaan.html http://rifkiberbagiilmu.blogspot.com/2013/05/aspek-kehidupan-kerajaan-hindu-budha.html http://wartasejarah.blogspot.com/2013/10/kerajaan-kalingga-holing.html http://www.anneahira.com/kerajaan-kalingga.htm http://www.sabenggo.com/2013/12/sejarah-kerajaan-kalingga.html http://www.wacananusantara.org/kerajaan-kalingga/
Thank you For your attention