KLASIFIKASI MASSA BATUAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PONDASI 1.
Advertisements

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PID CONTROLLER
Algoritma dan Pemrograman Muhamad Akbar
Perencanaan Struktur Baja
Stability Modeling Using SLOPE/W 2007 Juniarso
Perancangan Percobaan
12 penggalian terbuka atau penggalian bagian bawah dari suatu lereng.
DESAIN SOLDIER PILE DENGAN PLAXIS MENGGUNAKAN PEMODELAN HARDENING SOIL
Stabilitas Lereng (slope stability)
Pendahuluan Sebelum mendirikan bangunan perlu ditinjau:
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Perencanaan Konstruksi Tanah Dasar pada Struktur Jalan Rel
KEMANTAPAN LERENG.
RANCANGAN PELEDAKAN.
Sesar Grindulu Jadi Perhatian Pacitan
Konsep dasar Algoritma Contoh Problem
Studi Kasus : Desain Rumah Tinggal Sederhana Pertemuan 19 & 20
Definisi dan Relasi Pokok
BENTANG LAHAN DENUDASIONAL KELOMPOK 3 MUHAMMAD RIZKY ABDILIC NANDA VENI PANDAYANTIC VINO ANGKUILANGC
1. PENGENALAN TEKNIK TEROWONGAN
METODE PERHITUNGAN (Analisis Stabilitas Lereng)
BAHAN KAJIAN MK. STELA smno fpub april 2014
STATISTIKA YULVI ZAIKA, DR.ENG.
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 14
MEMBUAT GAMBAR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
Pengantar Sistem Kendali
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING
4. MEMAHAMI BAHAN BANGUNAN
DEFENISI Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari.
Matakuliah : S0442 / Metode Pelaksanaan Konstruksi
D E S A I N F O N D A S I Workshop G1 HATTI.
TEKNIK PERTAMBANGAN UPRI MAKASSAR 2017 SEMESTER V Dosen :
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT
MENGOPERASIKAN MESIN PENGECORAN BERTEKANAN
REKAYASA PONDASI I PERTEMUAN 2 KONSEP TEGANGAN TANAH LATERAL Oleh :
PENURUNAN FONDASI.
QUIS Algoritma Pemrograman I
VIBRASI PADA PELEDAKAN
MELAKSANAKAN PEKERJAAN FINISHING BANGUNAN
MEKANIKA BATUAN PENDAHULUAN.
TEKNIK PERTAMBANGAN UPRI MAKASSAR 2017 SEMESTER V Dosen :
KARAKTERISITIK BATUAN
Teknologi Dan Rekayasa
PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL
STATISTIKA LINGKUNGAN
VIBRASI PADA PELEDAKAN
Analisis kestabilan lereng
KARAKTERISITIK BATUAN
MENYUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) KONSTRUKSI
PONDASI BORED PILE.
PERENCANAAN TANGGUL SUNGAI
PEMBORAN.
PENGEMBANGAN TAMBANG BAWAH TANAH
Oleh: Joko Suhadha Harta N.
Perancangan Tata Letak
ALAT-ALAT TAMBANG ANDI PARUNG WANGLOAN.
FORMAT BAGIAN UTAMA SKRIPSI
Oleh Andika Very Tumanan (D )
Tugas Mekanika Batuan Tawakkal Mursyid
TUGAS PEMBERAIAN OLEH ASHARI J. AHMAD. LATAR BELAKANG Dalam suatu operasi penambangan sebelum melakukan penambangan, harus terlebih dahulu mengetehui.
Dosen pembimbing Nanang R, Ir.MT SUWARNO ( ) JOKO.J( ) YOSUA ARYA SYAPUTRA ( ) ANDRIAN DWI ULIANTO.
GEOTEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 6 DAN 7
GEOTEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 6 DAN 7
STATISTIKA LINGKUNGAN
Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan
KESTABILAN LERENG Pada umumnya tanah atau batuan di alam berada dalam keadaan seimbang dalam artian lain keadaan dimana distribusi tegangan pada tanah.
OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN.
Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Bandung, November 2018 Oleh : Giva H. Zahara ( ) Kurnia Dewi Mulyani ( ) TUGAS GEOTEK TANAH.
Transcript presentasi:

KLASIFIKASI MASSA BATUAN

Massa batuan → susunan blok-blok material batuan yang dipisahkan oleh berbagai tipe ketidak menerusan geologi. Deskriptif kuantitatif memiliki prospek dimasa mendatang → seluruh karakter material batuan dan ketidak menerusan geologi akan dinyatakan dalam bentuk bobot (nilai) sehingga dapat mudah dihitung.

Tujuan klasifikasi massa batuan : Mengelompokkan jenis massa batuan berdasar perilakunya Dasar untuk pahami karakter tiap-tiap kelas Memberikan data kuantitatif untuk rancangan rekayasa batuan Sebagai dasar komunikasi diantara para perancang dan ahli rekayasa batuan

Metode rancangan untuk rekayasa batuan : Analitik → terapkan prinsip analisis tegangan dan deformasi disekitar penggalian terowongan Observasional → rancangan berdasarkan pemantauan aktual terhadap perpindahan batuan selama penggalian (melihat ketidak stabilan terukur , analisis batuan-penyangga) Empirik → menguji berdasarkan analisis statistika. (klasifikasi massa batuan)

Sistem klasifikasi pertama diusulkan oleh Terzaghi (1946) untuk penyangga batuan pada terowongan. Klasifikasi dimanfaatkan untuk: Terowongan Penyanggaan pada terowongan Lereng batuan Dasar pembuatan pondasi

Macam klasifikasi : Rock load (Terzaghi, 1946) → untuk terowngan dan penyangga baja Stand up time (Lauffer, 1958) → terowongan New Austrian Tunneling Methode ( Pacher, 1964) → terowongan Rock quality designation (Deere, 1967) → Core loging dan terowongan Rock struktur rating (wickhman, 1972) →terowongan Rock mass rating system (Bieniawski, 1973) → terowongan, tambang, lereng, fondasi Q-system (Barton, 1974) →terowongan, ruang bawah tanah Rock mass index (Palmstrom, 1995) → rock engireering, evaluasi penyangga

Parameter masukan : Core loging Kuat tekan batuan Spasi diskontinuitas Kondisi diskontinuitas Orientasi diskontinuitas Kondisi air tanah

RMR System Parameter A

Paramater B, pengaruh orientasi strike/dip

Parametr C, orientasi kekar Parameter D, kelas massa batuan dari pembobotan Total

Arti dari kelas batuan