RANGKAIAN LOGIKA Flip-Flop Hal 1
Kelompok Rangkaian Logika Kelompok rangkaian logika kombinasional Bentuk dasarnya adalah gerbang logika Kelompok rangkaian logika sekuensial Bentuk dasarnya adalah rangkaian flip-flop Bermanfaat karena karakteristik memorinya Gerbang adalah : pembuat keputusan Hal 2
Flip-Flop Flip-flop mempunyai 2 keadaan stabil, dan akan bertahan pada salah satu dari dua keadaan itu sampai adanya pemicu yang membuatnya berganti keadaan. Flip-flop kadang disebut juga kancing, multivibrator, biner, istilah flip-flop saja tapi kita akan menggunakan Flip-flop dapat dirangkai dari gerbang logika NAND atau bisa dibeli dalam bentuk IC Flip-flop digunakan untuk penyimpanan, pewaktu, penghitungan dan pengurutan Hal 3
Flip-Flop Flip-flop merupakan satu sel memori Keadaan keluaran flip-flop dapat berada dalam keadaan tinggi / rendah untuk selang waktu yang dikehendaki Untuk mengubah keadaan tersebut diperlukan suatu masukan pemicu Flip-flop mempunyai 2 keluaran yaitu Q dan Q komplementer, Hal 4
Jenis-jenis Flip-Flop SR Flip-Flop (Set JK Flip-Flop Reset FF) D Flip-Flop (Data FF) T Flip-Flop Hal 5
SR Flip-Flop SR Flip-flop merupakan rangkaian dasar untuk menyusun berbagai jenis FF yang lainnya. Disusun dari gerbang NAND Hal 6
SR Flip-Flop Contoh gerbang IC Flip-flop yang menggunakan NAND adalah 74LS00 14 13 12 11 10 9 8 V c c Gnd 1 2 3 4 5 6 7 IC 7 4 LS0 0 Hal 7
SR Flip-Flop Clock S R Q Q’ 1 1 1 1 1 1 1 1 S R Tdk berubah Q 1 1 IC1 3 Q 2 1 1 4 Q IC1 6 R 5 1 1 1 1 Tdk berubah Hal 8
SR Flip-Flop Atau disusun dari gerbang 2 gerbang NOR Hal 9
SR Flip-Flop Mengset Flip-flop dan Mereset Flip-flop berarti membuat keluaran Q = 1 berarti membuat keluaran Q = 0 dari kondisi stabil / tidak berubah Mengeset FF dari gerbang NAND dapat dilakukan dengan membuat S = dan mereset R = 0 gerbang Mengeset FF dari NOR dapat dilakukan dengan membuat S R = 1 dan 1 mereset Hal 10
SR Flip-Flop Contoh keluaran gerbang sinyal dari NAND yang melukiskan bentuk SR FF dengan menggunakan Hal 11
SR FF Terlonceng Detak SR FF / Latch SR FF / FF jenis ini dapat dirangkai gerbang dari AND FF-SR NAND ditambah dengan dua / untuk sinyak masukan pemicu yang disebut dengan clok (ck) Hal 12
SR FF Terlonceng Detak SR FF / Latch SR FF / Jika menggunakan gerbang NAND Hal 13
SR FF Terlonceng Detak SR FF / Latch SR FF / Jika menggunakan gerbang NOR Hal 14
SR FF Terlonceng Dari tabel kebenaran kedua rangkaian di atas, terlihat bahwa bekerja untuk sinyal clock yang tinggi, FF ini seperti FF-SR dari gerbang NOR Sedangkan untuk tidak sinyal clock yang rendah, keluaran Q bergantung kepada input R dan S, tetapi tetap mempertahankan keadaan terakhir sampai datangnya sinyal clock berikutnya. Hal 15
SR FF Terlonceng Contoh bentuk sinyal Q dengan SR FF Hal 16
D Flip-Flop Pada FF-SR ada nilai-nilai masukan yang terlarang Untuk menghindari nilai terlarang tersebut, disusun jenis FF (D FF) lain yang dinamakan FF Data Rangkaian ini dapat diperoleh dengan menambahkan satu gerbang NOT pada masukan FF terlonceng Hal 17
D Flip-Flop Hal 18
D Flip-Flop Hal 19
D Flip-Flop Dari gambar diatas terlihat bahwa untuk sinyal clock yang rendah, keluaran Q akan tetap terkunci Dengan / tergerendel pada nilai akhirnya. kata lain bahwa pada saat kondisi tidak clock rendah, sinyal masukan D mempengaruhi keluaran Q Sedangkan untuk sinyal clock yang tinggi, data D akan yang diperoleh keluaran sesuai dengan masuk pada saat itu Hal 20
JK Flip-Flop JK FF mempunyai masukan “J” dan “K” FF ini dipicu oleh suatu pinggiran pulsa clock positif atau negatif JK FF merupakan rangkaian dasar untuk menyusun sebuah pencacah JK FF dibangun dari rangkaian dasar SR-FF dengan menambahkan dua serta gerbang AND pada masukan rangkaian clock R dan S dilengkapi dengan diferensiator pembentuk denyut pulsa Hal 21
JK Flip-Flop Hal 22
JK Flip-Flop Masukan J dan K disebut masukan pengendali karena kedua masukan ini yang menentukan keadaan yang harus dipilih oleh FF pada saat pulsa clock tiba (dapat pinggiran positif atau negatif tergantung pada jenis FF-nya) JK-FF berbeda dengan D-FF karena JK-FF masukan clock adalah masukan yang di cacah dan masukan J dan K adalah masukan yang mengendalikan FF itu Hal 23
Cara kerja JK-FF Pada saat J dan K keduanya rendah, gerbang AND tidak memberikan tanggapan sehingga keadaan keluaran Q tetap bertahan pada terakhirnya (Qn) Pada akan saat J rendah hingga dan K tinggi, maka FF diseret diperoleh keluaran Q=0 (kecuali keadaan jika reset FF atau memang sudah dalam pada Q memang sudah rendah) Hal 24
Cara kerja JK-FF Pada saat J tinggi akan dan K rendah, maka hingga masukan diperoleh memang ini menggeser FF keluaran Q = 1 (kecuali jika atau FF Q sudah dalam keadaan set sudah dalam keadaan tinggi) Pada saat J dan K dalam akan kedua-duanya tinggi, maka FF berada keadaan berpindah “toggle” artinya keluaran lawan jika Q pada keadaan pinggiran pulsa clocknya tiba Hal 25
Tabel Kebenaran JK - FF Clock J K Q Q’ 1 1 1 1 1 1 Tdk berubah Tdk berubah 1 1 1 1 1 1 Keadaan berlawanan Hal 26
Tabel Kebenaran JK FF Pemicu Tepi Positif Clock J K Q X X NC 1 X X NC X X NC 1 X X NC ↓ X X NC X NC ↑ 1 ↑ 1 1 ↑ 1 1 Keadaan berlawanan Hal 27
Tabel Kebenaran JK FF Pemicu Tepi Negatif Clock J K Q X X NC 1 X X NC X X NC 1 X X NC ↑ X X NC X NC ↓ 1 ↓ 1 1 ↓ 1 1 Keadaan berlawanan Hal 28
JK Flip-Flop Master-Slave FF Master-Slave, adalah suatu cara lain untuk menghindari pemacuan Merupakan kombinasi dari 2 penahan yang diatur oleh sinyal pendetak Penahan pertama adalah master / majikan, yang diatur oleh sinyal pendetak positif Penahan kedua adalah slave / budak, yang diatur oleh sinyal pendetak negatif Hal 29
JK Flip-Flop Master-Slave Pada saat sinyal detak yang berada pada tingkat tinggi, master-nya aktif dan slave-nya tidak aktif Pada saat sinyal detak berada pada tingkat slave- rendah, master-nya yang tidak aktif dan nya yang aktif Hal 30
Tabel Kebenaran JK FF – Master Slave PR CLR Clock J K Q X X X * 1 X X X 1 1 X X X 1 1 X NC 1 1 ∏ 1 1 1 ∏ 1 1 1 1 ∏ 1 1 Keadaan berlawanan Hal 31
Daftar Pustaka Albert Paul Malvino, Tjia May On, PhD, Elektronika KomputerDigital, Pengantar Mikrokomputer, Edisi Kedua, Erlangga, 1993 Roger L Tokheim, Sutisna, Prinsip-prinsip Digital, Edisi Kedua, Seri Buku Schaum : Teori dan Soal, Erlangga, 1994 Hal 32