LAPORAN KEUANGAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA DISUSUN OLEH : IPHOV KUMALA SRIWANA
TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN Informasi yang berguna bagi investor dan kreditor, baik yang sekarang maupun yang potensial, untuk : Membuat keputusan yang rasional tentang investasi dan pemberian kredit. Membuat prediksi cash flow Informasi tentang sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya yang bersangkutan dan perubahan yang ada di dalamnya.
LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan industri kelapa sawit tidak jauh berbeda dengan industri lain. Umumnya, transaksi yang terjadi pada tingkat kebun, terbatas hanya pada pengeluaran kebun saja.
LAPORAN KEUANGAN Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat laporan keuangan : Bukti transaksi dan voucher klasifikasi expenditure kebun Perhitungan biaya upah buruh rata-rata Daftar upah dan lembur Daftar premi panen Perhitungan biaya operasional transpor (akun transit Ringkasan perkiraan untuk pembibitan Neraca Percobaan Laporan akun bulanan kebun
NERACA PERCOBAAN Merupakan ringkasan seluruh saldo buku pada waktu tertentu Menerangkan keadaan sumber daya perusahaan antara modal kerja atau modal yang berputar dan laba yang ditahan. Menunjukkan jumlah modal tetap yang ditarik oleh para pemegang saham, ditambah pinjaman, dan berapa pengalokasian dana tersebut pada tanah, bangunan, mesin dan pabrik, stock, debitor, dll
LAPORAN KEUANGAN Pengetahuan yang khusus untuk mempelajari laporan keuangan adalah akunting keuangan.
AKUNTING Akunting (Accounting) yaitu proses : Pencatatan/perekaman, Penggolongan/Pengelompokkan, Peringkasan/pengikhtisaran, pelaporan/penyajian transaksi keuangan dengan cara cara tertentu serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya.
PERSAMAAN AKUNTING Harta = Utang + Ekuitas Yaitu keadaan/posisi keuangan perusahaan. Persamaan akunting dapat digambarkan oleh hubungan antara Harta (Assets), Utang (Liabilities) dan Modal/ekuitas/hak pemilik dalam perusahaan (Capital equity), sbb : Harta = Utang + Ekuitas
JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN NERACA/BALANCE SHEET LAPORAN RUGI LABA ATAU INCOME STATEMENT HARGA POKOK BARANG/COST OF GOOD SOLD
NERACA Neraca adalah keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca umumnya dibuat satu tahun sekali, yaitu pada akhir tahun. Neraca mempunyai dua sisi, yaitu sisi debit (menunjukkan kekayaan perusahaan/aktiva) dan sisi kredit/pasiva terdiri dari hutang dan modal.
CONTOH NERACA AKTIVA LANCAR : Kas 84.250 Piutang Dagang 112.400 Persediaan Barang 145.200 + Total Aktiva Lancar 341.850 AKTIVA TETAP : Tanah 120.000 Bangunan 90.000 Mesin dan Peralatan 200.000 Kendaraan 54.650 + Total Aktiva Tetap 464.650 TOTAL AKTIVA 806.500 HUTANG LANCAR : Hutang Dagang 22.100 Hutang Wesel 36.000 Hutang Pajak 7.400 + Total Hutang Lancar 65.500 HUTANG JANGKA PANJANG Hutang Obligasi 150.000 Hutang Bank 100.000+ Total Hutang Jk Panjang 250.000 MODAL 491.000 TOTAL HUTANG & MODAL 806.500
LAPORAN RUGI LABA Yaitu laporan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini bisa digunakan sebagai indikator kebrehasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya selama 1 periode tertentu. Laporan rugi laba pada dasarnya menggambarkan dua macam arus yang membentuk laba atau rugi.
LAPORAN RUGI LABA Laba terjadi bila penghasilan yang diperoleh dalam satu periode lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Rugi akan timbul bila pendapatan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
LAPORAN RUGI LABA Lapora keuangan LABA RUGI dibuat bersamaan dengan NERACA. Salah satu pos neraca dalam kelompok modal adalah laba ditahan. Untuk mendapat rincian darimana laba diperoleh, maka dibuat Laporan Rugi Laba
LAPORAN RUGI LABA ELEMEN LAPORAN RUGI LABA : PENDAPATAN BIAYA/BEBAN
PENDAPATAN Dasar perhitungan pendapatan yaitu saat penyerahan barang atas jasa, terlepas apakah transaksi tersebut sudah dibayar atau belum dibayar. Apabila belum dibayar, akan mendapatkan aktiva, yaitu piutang, tapi bila mendapatkan uang muka terlebih dahulu, maka penjualan yang belum dilakukan akan dicatat pada pos hutang.
BIAYA/BEBAN Yaitu pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa. Biaya dikelompokkan ke dalam : Biaya yang dapat dihubungkan secara langsung dengan pendapatan seperti komisi penjualan dan harga pokok penjualan Biaya yang terkait dengan periode terjadinya, seperti penyusutan gudang
CONTOH LAPORAN RUGI LABA Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba usaha Pendapatan (Beban) lain-lain Laba sebelum pajak Pajak Laba Bersih XX XX -
CONTOH LAPORAN RUGI LABA Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasi Earning Before Interest & Tax (EBIT) Bunga Earning Before Tax (EBT) Pajak Laba After Tax (EAT) 1.240.000 570.000 - 670.000 265.000 - 405.000 75.000 - 330.000 99.000 - 231.000
KLASIFIKASI BIAYA
BIAYA PRODUKSI Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dikeluarkan oleh departemen produksi, yang terdiri dari : a. Biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja langsung dan c. Biaya overhead pabrik.
BIAYA PRODUKSI Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang menjadi bagian pokok dari produk jadi. Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi Biaya Overhead Pabrik adalah biaya yang dikeluarkan bagian produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti gaji mandor, perlengkapan pabrik, penyusutan, listrik, air, dll.
BIAYA PRODUKSI Biaya produksi lainnya dibagi menjadi 3, yaitu : Perbaikan/pemeliharaan mesin Penyusutan Mesin Pengeluaran administrasi kebun
BIAYA NON PRODUKSI Yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya produksi seperti biaya promosi, biaya riset dan pengembangan, dll
KLASIFIKASI BIAYA
BIAYA LANGSUNG Yaitu biaya yang langsung dapat dihubungkan dengan unit produk, order atau departemen tertentu Contoh : bahan, upah pekerja pabrik.
BIAYA TAK LANGSUNG Biaya tak langsung, dapat dihubungkan dengan unit produk, order atau departemen tertentu. Contoh : sewa gedung, gaji mandor Catatan : biaya seperti gaji mandor pabrik adalah biaya langsung departemen produksi tetepi biaya tak langsung pada unit tertentu.
KLASIFIKASI BIAYA
BIAYA VARIABEL Yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah dan perubahannya proporsional dengan satuan kegiatan. Contoh : Biaya bahan baku. Untuk membuat 10 buah meja, membutuhkan biaya bahanm baku sebesar 10 x Rp. 25.000. Bila membuat 200 unit meja, maka 200 x Rp. 25.000.
BIAYA VARIABEL JUMLAH PRODUKSI BIAYA VARIABEL (BV) BSV PER UNIT Rp. 50.000.000 Rp.125.000.000 Rp.250.000.000 Rp.500.000.000 Rp. 5.000
BIAYA VARIABEL Biaya Biaya variabel Unit
BIAYA TETAP Yaitu biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh satuan kegiatan. Contoh : Biaya penyusutan, Gaji direksi Biaya Biaya tetap Unit (Q)
BIAYA TETAP JUMLAH PRODUKSI BIAYA TETAP (BT) BT PER UNIT 10.000 Unit Rp. 200.000.000 Rp. 20.000 Rp. 8.000 Rp. 4.000 Rp. 2.000
BIAYA SEMI VARIABEL Yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah tetapi perubahannya tidak proporsional dengan satuan kegiatan. Contoh : Biaya bahan baku. Untuk membuat 10 buah meja, membutuhkan biaya bahanm baku sebesar 10 x Rp. 25.000. Bila membuat 200 unit meja, maka 200 x Rp. 25.000.
BIAYA SEMI VARIABEL (BSV) JUMLAH PRODUKSI BIAYA SEMI VARIABEL (BSV) BSV PER UNIT 10.000 Unit 25.000 Unit 50.000 Unit 100.000 Unit Rp. 11.000.000 Rp. 17.500.000 Rp. 30.000.000 Rp. 56.000.000 Rp. 1.100 Rp. 700 Rp. 600 Rp. 560
BIAYA SEMI VARIABEL Biaya Semi Variabel
BIAYA SEMI VARIABEL Bila ditemukan adanya BSV, maka dipisahkan menjadi BT dan BV. Metode yang dapat digunakan untuk memisahkan BSV adalah metode titik tinggi rendah atau high and low point method.
METODE TITIK TINGGI RENDAH Menentukan titik tertinggi dan terendah. Dalam contoh sebelumnya, titik tertinggi yaitu 100.000 unit dengan biaya Rp.56.000.000 dan titik terendahnya yaitu 10.000 unit dengan biaya Rp. 11.000.000. Dari dua titik tersebut, dapat dianalisis pemisahan biayanya seperti yang ada di hal. 25
BIAYA SEMI VARIABEL VOL. KEGIATAN BIAYA Titik Tinggi Titik Rendah 100.000 Unit 10.000 Unit - 90.000 Unit Rp. 56.000.000 Rp. 11.000.000 - Rp. 45.000.000 BV per unit : Rp.45.000.000:90.000=Rp. 500 Titik Tinggi : 100.000 unit Total Biaya : Rp. 56.000.000 BV : 100.000 x Rp. 500 = Rp.50.000.000- BT : Rp. 6.000.000