Metode Penelitian Hukum Prof. Dr. I Gede A.B Wiranata, S.H., M.H. Kuliah ke-1
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Hakekat pribadi manusia Manusia adalah makhluk Tuhan yang otonom berdiri sendiri sebagai pribadi yang tersusun atas kesatuan harmonis jiwa raga eksis sebagai individu yang memasyarakat
Manusia sebagai makhluk berpikir Manusia mempunyai ciri istimewa, yaitu kemampuan berpikir yang ada dalam satu struktur dengan perasaan dan kehendaknya (sehingga sering disebut sebagai makhluk yang berkesadaran Aristoteles memberikan identitas sebagai animal rationale
Manusia berpikir…. Terpusat pada diri sendiri Asal muasalnya Keberadaan dirinya Tujuan akhir hidupnya dll
Manusia sadar akan…. Perlunya pemecahan berbagai masalah dan persoalan hidup dan kehidupannya untuk pencapaian tujuan hidupnya. Untuk itu manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas pemikirannya, dari yang mistis religius menuju ke ontologi kefilsafatan, hingga akahirnya taraf yang paling kongkret-fungsional.
Bahwa… Manusia tahu segala sesuatu, tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya, orang-orang lain, mana yang baik, mana yang buruk, indah tidak indah, tak ada yang menyangkalnya….. Masalahnya, secara filosofi, apa itu tahu, bagaimana manusia itu tahu, apa sumbernya, dll
Manusia dan “tahu”….. Tahu menghasilkan pengetahuan Manusia ingin tahu Manusia ingin tahu yang benar Obyek tahu adalah sesuatu yang ada dan yang mungkin ada Manusia tahu bahwa ia tahu. Tahu menghasilkan pengetahuan Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan
Pengetahuan? Tujuan pengetahuan: Makna pengetahuan: Kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera. Tujuan pengetahuan: mendapatkan kepastian dan menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidak-pastian itu
Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia. Tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis. Oleh karena itu, keterkaitan antara pengetahuan dan pikiran merupaka sesuatu yang kodrati.
Pembentuk struktur pikiran manusia: Mengamati Menyelidiki Percaya Hasrat Maksud Mengatur Menyesuaikan Menikmati
Terjadinya pengetahuan: A priori: tanpa adanya/terjadinya pengalaman A posteriori: karena adanya pengalaman
Untuk mengetahui terjadinya pengetahuan: Pengalaman indera Nalar Otoritas Intuisi Wahyu Keyakinan
Jenis pengetahuan Pengetahuan non ilmiah: pemahaman manusia mempergunakan intuisi atas atau mengenai sesuatu barang atau objek tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan ilmiah: pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah tertentu
Ilmu Pengetahuan Pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek sesuatu/tertentu, diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang/approach, metode dan sistem tertentu. Pengetahuan yang benar tentang objek itu tidak bisa dicapai secara langsung dan sifat daripadanya adalah khusus
Pendekatan Kearah Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan lahir sebagai akibat manusia ingin tahu. Manusia selalu kekurangan dan mempunyai keterbatasan. Pemikiran rasional harus ada data dan didukung fakta. Data dan fakta dicari dengan cara yang tepat agar menghasilkan suatu kesimpulan.
Jadi: Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tak berkesudahan terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian indra, indra dianggap “menipu”, sehingga diikuti pertanyaan apa sesuatu itu, bagaimana keberadaannya, apa tujuannya, dll?
Hasil pertanyaan dan olah pikir itu menghasilkan: Ilmu pengetahuan filosofis yg mempersoalkan hakikat/esensi sesuatu (pengetahuan universal) Ilmu pengetahuan kausalistik, selalu mencari sebab akibat (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda) Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif analitik, menjelaskan sifat umum dari objek Ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, memahami norma suatu obyek yg dari padanya akan tergambar tujuan dan manfaat dari objek tsb
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Pengetahuan (Knowledge): kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera. Ilmu Pengetahuan (Science): pengetahuan yang disusun secara objektif, sistematis, dan dapat diuji kebenarannya.
Oleh karena itu perlu proses metodologi untuk pemecahan masalah guna meningkatkan kemampuan dan pengembangan pemikiran secara rasional.
Ciri Ilmu Pengetahuan Rasional dan Obyektif Empiris Memiliki obyek Sistematis Bermetode Memiliki obyek Empiris Rasional dan Obyektif
Sistematis adanya hubungan antar bagian secara menyatu dan konsisten.
Bermetode memiliki cara yang harus dilaksanakan secara logis dan ketat
Rasional/Obyektif pengetahuan disusun berdasarkan kekuatan akal, sehingga dapat diterima oleh akal
Obyek: subyek matter dan focus of interest-nya jelas. Ilmu Kesehatan dan Ilmu Hukum subject matter-nya sama manusia, Ilmu Hukum perhatiannya pada perilaku.
Empiris proses perolehan pengetahuan itu berdasarkan pengalaman/ pengamatan
Pengujian untuk melihat ketepatan dan kebenaran, harus dapat dilakukan melalui sebuah proses pengujian
Kelangsungan sebuah ilmu tergantung dari: Teori: sistem yang berisikan proposisi-proposisi yang telah teruji kebenarannya Metodologi: pedoman tentang cara-cara mempelajari, menganalisis, dan menghadapi lingkungannya Aktivitas penelitian: pergerakan dari teori ke metode dan usaha penemuannya Imajinasi sosial: implikasi dalam konteks keberadaan dan fungsi sosialnya.
Sebuah Penelitian? mengandung nilai ilmiah sehubungan dengan usaha pencarian, pemecahan atau menjawab suatu masalah.
Metode ilmiah Methodos (metha = melalui, mengikuti, menuju, sesudah) Hodos (jalan, perjalanan, cara, arah). Cara bertindak menurut sistem aturan, mekanisme tertentu secara konsisten
Kebenaran Ilmu Pengetahuan Disebut juga kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah adalah pengetahuan yang jelas dari objek materi yang dicapai menurut objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai, dan ditunjang oleh sistem yang relevan. Kebenaran dari pengetahuan demikian tahan uji, baik dari verifikasi empiris maupun yg rasional, karena cara pandang, metode, dan sistem yang dipakai bersifat empiris, rasional dan silih berganti.
Ciri Pokok Ilmu Pengetahuan Empiris diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
Ciri Pokok Ilmu Pengetahuan Sistematis tersusun secara berkesinambungan dan mempunyai struktur hubungan ketergantungan dan teratur
Ciri Pokok Ilmu Pengetahuan Objektif bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
Ciri Pokok Ilmu Pengetahuan Analitis berusaha membeda-bedakan pokok persoalanke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu
Ciri Pokok Ilmu Pengetahuan Veripikatif dapat diperiksa/diuji kebenarannya oleh siapapun juga
Ciri Pokok Ilmu Pengetahuan Empiris Sistematis Objektif Analitis veripikatif
Van Melsen (1985) Ciri Ilmu: Logis dan koheren Tanpa pamrih Universalitas Objektivitas Verivikasi Progresivitas Kritis Bertaut antara teori dan praktis
Pada dasarnya, ilmu terwujud dlm: Pemahaman komprehensif tentang ilmu harus dimaknai: Sebagai rangkaian kegiatan manusia yang berpola, berproses Sebagai tertib tindakan pikiran/prosedur Sebagai keseluruhan hasil yang dicapai/produk
Cara penemuan kebenaran: Penemuan secara kebetulan penemuan secara tidak sengaja, baik secara ilmiah maupun non ilmiah, bahkan tanpa rencana.
Cara penemuan kebenaran: Trial dan Error terjadi tanpa kepastian akan berhasil atau tidaknya dari kebenaran yang dicari, meskipun mempergunakan cara ilmiah, tapi cenderung mengedepankan upaya untung-untungan, sehingga cenderung memakan waktu lama karena memang tidak direncanakan
Cara penemuan kebenaran: Otoritas atau kewibawaan pendapat seseorang yang memiliki otoritas sering diterima sebagai kebenaran meskipun tidak dapat diipertanggungjawabkan kebenarannya, cenderung subyektivitas
Cara penemuan kebenaran: Spekulatif mirip dengan trial and error, bedanya pada peluang mencoba dan meralat. Lebih pada untung-untungan, dan spekulasi
Cara penemuan kebenaran: Berpikir kritis dan rasional penalaran dengan pemecahan masalah dengan cara berpikir analitis dan cara berpikir sintetis
Cara penemuan kebenaran: Melalui penelitian ilmiah ada rasionalitas berpikirn yang diusung dna dikedepankan, melakukan analisis atas sebab dan akibat, metodis, logis dan koheren. Pada akhirnya hasil penelitian dapat dilakukan verifikasi oleh peneliti lain yang relevan
3 teori pokok ttg kebenaran keilmuan: Teori Coherence/konsistensi/saling berhubungan: kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan di antara ide-ide secara tepat, yaitu ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran. Dasarnya empiris-aposterioris Umumnya di kalangan idealis
3 teori pokok ttg kebenaran keilmuan: Teori Correspondence/persesuaian: kebenaran itu tergantung pada adanya fakta yang dimaksud. Teori ini sifatnya empiris-aposterioris Umumnya di kalangan rasionalis
3 teori pokok ttg kebenaran keilmuan: Teori pragmatic/kegunaan: kebenaran itu tergantung pada adanya kegunaan Teori ini sifatnya mengarah ke utility (manfaat), peluang kemungkinan (workability), dan konsekwensi pemuasan (satisfactory results)
Berkembang Kebenaran logis yang berlebihan (logical superfluity of truth): secara faktual sudah sangat jelas maknanya sehingga tidak lagi perlu pembuktian pembenaran
Berkembang Kebenaran berdasarkan arti: sesuatu menunjukkan kebenaran bila ada dasar referensinya yang benar, tepat dan jelas
Berkembang Teori kebenaran sintaksis: berpangkal tolak padaketeraturan sintaksis atau gramatika dalam pernyataan atau tata bahasa
Berkembang Kebenaran nondeskripsi, yang menyandarkan kebenaran atas dasar peran dan fungsi dari pernyataan, umumnya bersifat praktis dalam kehidupan sehari-hari
Jenis manusia: Ada orang yang tahu ditahunya Ada orang yang tahu ditidaktahunya Ada orang yang tidak tahu di tahunya Ada orang yang tidak tahu di tidaktahunya Untuk mendapat pengetahuan yang benar, maka ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu.
Masalahnya: Ketika penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan dimensi etis sebagai pertimbangan dalam konteks pengembangan ilmu itu sendiri, apakah kemudian Ilmu Bebas Nilai atau Tidak bebas nilai?
Tolok ukurnya: Bebas dari pengandaian, faktor politik, ideologi, agama, budaya dan unsur kemasyarakatan lainnya Perlu kebebasan usaha ilmiah agar otonomi keilmuwan itu terjamin Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis, yang sering dituding menghambat kemajuan ilmiah, karena nilai etis itu bersifat universal.
Sehingga pendekatan ilmu berupa Ontologis: objeknya terukur dan jelas sejalan dg rasionalitas berpikir manusia Epistemologis: operasional dlm hal metodik, logis, dan argumentatif Aksiologis, dalam perspektif nilai terpenuhi unsur kemanfaatan dan kemaslahatannya.
Mengapa memahami filsafat ilmu? Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga seseorang menjadi makin kritis terhadap kegiatan ilmiah (terhindarkan dari sifat solipsistik: menganggap hanya pendapatnya sendiri yg benar)
Mengapa memahami filsafat ilmu? Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan yg dipergunakan sehingga sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan
Mengapa memahami filsafat ilmu? Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan, sehingga harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis- rasional, dipahami, dan dipergunakan secara umum
The Liang Gie (1987) Ilmu sebagai aktivitas ilmiah harus diusahakan dengan aktivitas manusia, dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.
Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelahaan (study), penyelidikan (inquiry), menemukan (attempt to find) atau pencarian (search). Oleh karena itu proses ini dilakukan berulang beberapa kali, sehingga muncullah istilah Research (penelitian). Metode Ilmiah
Metode ilmiah: Merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan, pikiran, pola kerja, tata langkah, cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada
Metode Penelitian? Ilmu mengenai jenjang-jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses penelitian Ilmu yang membawa metode ilmiah dalam usaha mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
Unsur Metodologi Interpretasi: menafsirkan/membuat penafsiran yang bertumpu pada evidensi objektif, untuk mencapai kebenaran yang authentik, sehingga memperoleh pengertian, pemahaman atau verstehen.
Unsur Metodologi Induksi dan deduksi memenuhi kriteria siklus tertentu yang secara empiris meliputi beberapa tahapan, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian/eksperimentasi dan evaluasi
Unsur Metodologi Koherensi intern memahami secara benar guna memperoleh hakekat dengan menunjukkan semua unsur secara terstruktur dan konsisten
Unsur Metodologi Holistis penelahaan secara komprehensif, korelatif, dan menyeluruh sehingga semua gejala dapat teramati secara utuh
Unsur Metodologi Berkesinambungan gejala yang diamati secara berurutan dan berkesinambungan sehingga secara historis perkembangannya dapat diamati
Unsur Metodologi Idealisasi perolehan haisl dalam penelitian harus berwujud ideal atau mencapai tataran kesempurnaan
Unsur Metodologi Komparasi sifatnya memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga menjadi lebih jelas dan lebih tajam, sehingga akan diperoleh persamaan, perbedaan, yang pada akhirnya diperoleh kemurnian
Unsur Metodologi Heuristika menemukan jalan atau sesuatu yang baru secara ilmiah guna pemecahan masalah
Unsur Metodologi Analogikal meneliti arti, makna, simbol dan lain sebagainya yang diekspresikan oleh fakta dan data sehingga dapat dianalogikan dengan peristiwa sejenis dalam skala makro
Unsur Metodologi Deskripsi hasil penelitian harus dapat dideskripsikan , sehingga secara eksplisit memungkinkan dipahami secara jelas.
Metode penelitian berhubungan erat dengan: Prosedure Teknik Alat Desain/rancangan proposal
Dlm metode penelitian tergambar: Rancangan prosedur Langkah2 yang harus ditempuh Waktu penelitian Sumber data Cara perolehan data Model analisis data Pengambilan simpulan dll
Terimakasih