Bagian-Bagian Berpikiran Kritis (Konteks Historis) SECOND WEEK Bagian-Bagian Berpikiran Kritis (Konteks Historis)
Pertanyaan Diskusi “Jika bayi tidak menangis, ia tidak akan diberi makan”. Jika masyarakat tidak ‘demo’, maka tidak akan diperhatikan. Bagaimana Anda menilai hal ini? Apakah kepercayaan mitis-magis (takhyul) bertentangan dengan LOGIKA? Mengapa masyarakat mudah mempercayai Tahyul? Orang zaman ‘doeloe’, atau generasi tua pada masa mudanya mereka lebih bijaksana dibandingkan dengan generasi sekarang? Problema diplomatik Indonesia – Malaysia ‘memanas’. Apa argumen yang dapat digunakan oleh pemerintah Indonesia dalam konflik bilateral? Debat di ruang DPR/DPRD mestinya menarik untuk disimak? Mengapa justru membosankan?
Thales Thales (624 SM – 548) filsuf pertama yang meninggalkan takhayul, cerita isapan jempol
MEMATAHKAN MITOS Memecahkan Rahasia Semesta Air adalah Prinsip Utama (arkhe) Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan Air adalah jiwa hewan dan tumbuhan Air adalah Uap Air adalah es
KONTEKS YUNANI Hidupnya Demokrasi Problem TANAH: Bagaimana mendapatkan Tanah pasca zaman diktator?
KONTEKS YUNANI Lingkungan Polis (negata kota) dengan partisipasi aktif semua warga. Tiga ciri: hukum yang disepakati, swasembada, lembaga-lembaga yang merdeka (ekklesia = sidang umum, bule = dewan harian, dikasteria = pengadilan) Logos (Bahasa dan Pemikiran Logis) sangat penting. Upaya retorika untuk meyakinkan Penggunaan ratio (akal). Beda Yunani = mencari sebab / menggugat MITOS dan Arab = tindakan untuk berbuat sesuat (bayani)
TECHNE LOGON (Seni Kemungkinan / Ilmu Silat Lidah kaum sofis = akal cerdik) Orang kaya mencuri: mungkinkan seorang yang berkecukupan mengorbankan kehormatannya untuk mencuri? Orang miskin diajukan 2 kali karena mencuri, ‘mungkinkan dia berani melakukan hal yang sama”?
Anekdot guru dan murid : Corax dan Tisias Kisah Gelon, tirani, penderita “Halitosis”
LOGIKA Aristoteles (Bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) Guru Alexander Agung. Keduanya mendirikan LYCEUM (Lykeion) sampai 323 SM Murid dari Plato. Bedanya: Plato (Dialog), Socrates (Paripatetics = jalan-jalan). ( peripatêtikos). Alasan tidak ada tempat Plato menemukan PERTANYAAN, Aristoteles menemukan JAWABAN
PEMIKIR Pemikir serba bisa: fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi (500 klasifikasi) dan zoologi. Ilmu berdasarkan hal-hal yang masuk akal (common sense explanation). Lintas Agama dengan studi pada abad 12 – 13: Thomas Aquinas (Kristen), Maimonides (Yahudi), Ibnu Rusyid
The Wisest man? Socrates was actually a very annoying old man. He questioned people about their beliefs and about what they thought they knew to be true. Some people thought him the wisest man in town. But he just said; “If I am wise, it is because I admit I know nothing!
Socrates made it his business to unmask the false wisdom of his contemporaries. He asked simple but awkward questions like “What is Right?” Or “What is Good?” and “How do we know what we know?” Eventually the people of Athens got fed up with Socrates questioning them and making them feel foolish. They arrested him and charged him with corrupting the youth of the city and denying the truths of religion. They found him guilty and voted to put him to death. Which just goes to show the dangers of Critical Inquiry!
LOGIKA ORGANON Categoriae (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae (Mengenai keputusan-keputusan) Analitica Priora (mengenai silogisme) Analitica Posteriora ( Mengenai pembuktian) Topika (mengenai berdebat) De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir).
Dua elemen penting Analitika : bertitik tolak pada putusan-putusan yang benar untuk menarik kesimpulan Dialektika : bertitik tolak pada hipotesis untuk menuju kepada kesimpulan yang mungkin
Dalam argumentasi ada tiga hal ETHOS: KEPRIBADIAN PATHOS (MENYENTUH HATI) LOGOS (OTAK / BUKTI YANG DITERIMA)
Prinsip Dasar Logika Aristoteles Principium Identitatis: A adalah A dan B adalah B (A = A dan B = B) Principium Non-Contradictionis A tidak sama dengan B (A ≠ B) : Tidak ada proporsi yang sekaligus benar dan salah) Principium Exclusi tertii (tidak tumpang tindih / penolakan kemungkinan ketiga) Apabila A = C maka B bukan C (A = C maka B ≠ C) Suatu proporsi selalu dalam keadaan benar atau salah, tidak ada alternatif
LOGIKA MODERN (Abad XIII –XV) Raymundus Lullus: Ars Magna (Membuktikan kebenaran tertinggi) Francis Bacon (Metode Induktif dalam Novum Organum Scientiarum) W. Leibniz: Menyederhanakan pekerjaan akal dan memberi kepastian Emanuel Kant : Logika Transendental : Mengatasi pengalaman George Boole (aljabar Boolean)
LOGIKA SIMBOLIK Charles Sanders Peirce (1839-1914) menemukan Logika Simbolik dengan Dalil Peirce (Peirce’s Law) Principia Mathematica (Alfred North Whitehead: 1861-1914) dan Bertrand Russel (1872-1970) Penerus: Ludwig Wittgenstein: 1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978)
Kegunaan LOGIKA Berpikir secara rasional, kritis, lurus,, tertib, metodis dan koheren. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif. Menambah kecerdasan dengan berpikir secara tajam dan mandiri. Mendorong untuk berpikir sendiri dengan asas-asas sistematis Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian. menjabarkan masalah dalam langkah-langkah yang lebih kecil, dan menyelesaikannya sedikit demi sedikit, serta membentuk pola/ menciptakan aturan-aturan (rumus). menggunakan metode ilmiah dalam menjawab suatu pertanyaan: hipotesa, menguji hipotesa dengan data dan eksperimen
(“The science and the art of correct thinking”) Pengertian LOGIKA Logika adalah ilmu tentang dasar dan metode untuk berpikir scara benar (“The science and the art of correct thinking”)
Obyek LOGIKA
Tahap Berpikiran Kritis Tahap VERBAL (Menjadikan diri SUMBER) Tahap READING (Berguru pada ORANG LAIN) TAHAP WRITING (Mensintesiskan / Evaluasi)