Lanjutan MOTIVASI KERJA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pay Structure Decision
Advertisements

TM – 10 MSDM KOMPENSASI Oleh : Drs.Ec. Mudji Kuswinarno, MSi
Motivasi M. EKO FITRIANTO FAKULTAS EKONOMI UNSRI
MOTIVASI Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong kinginan individu untuk melakukan kegiatan tertetu guna mencapai tujuan.
MOTIVASI (Teori Proses dan Aplikasi)
Motivasi.
Kepemimpinan dan Motivasi
Manajemen Diri “ Teori Motivasi “
MOTIVASI KERJA 2nd meeting.
Kepemimpinan dan Motivasi
KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
Organizational Behavior
KELOMPOK 2 : 1. M FIRMAN MAULIDI 2. BAGAS AJI PAMUNGKAS 3. FAHMI 4. DWI MAS WAHYU P 5. ABRAHAM P.
MOTIVASI SYAFRAWATI.
MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA
Ivan Diryana ST, MT.
PERILAKU DALAM BERORGANISASI
Mariyana Sari Definisi Motivasi  Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan 
MEMBANGUN KINERJA MELALUI MOTIVASI
MKD3-1. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGANTAR DAN MOTIVASI PROSES MANAJEMEN MANAJEMEN PROYEK DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI MANAJEMEN SDM MANAJEMEN MATERIAL.
KONSEP MOTIVASI Materi 5 – Part 1.
Materi Motivasi.
Materi Tutorial Tatap Muka Pertemuan ke-5
Teori Motivasi : Process theories Aplikasi Motivasi
PENGARAHAN ( ACTUATING )
Pertemuan ke – IV, Perilaku Individu dalam Organisasi
KEPUASAN KERJA & KOMITMEN ORGANISASI Nur Fachmi B.S,M.Psi
Oleh Untung Widodo, SE, MM
PENGANTAR MANAJEMEN NIM : NAMA : TRIA AFSYARI KELAS : C
Bab 12 Memotivasi Kinerja Karyawan
BAB X MOTIVASI.
MOTIVASI Chapter 15 Tsulits Ana Mushlihatun, SE.M.S.M.
MOTIVASI.
MODUL 8 MENGELOLA KARYAWAN (Motivasi Karyawan)
FUNGSI PENGARAHAN.
TM – 9 MSDM KOMPENSASI Oleh : Drs.Raswan Udjang, MSi
Motivasi.
BAB 14 MOTIVASI 1. BEBERAPA PENDEKATAN MENGENAI MOTIVASI
Motivasi Apakah motivasi itu?
BAB 7 MOTIVASI RIZKY AMALIA RAMADHANY PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH, 2016.
Motivasi.
KESIAPAN PELATIHAN “Keberhasilan anda akan ditentukan oleh kemampuan anda untuk mempersiapkan diri.” (Rudy Giuliani)
TATAP X MOTIVASI PRESTASI KEPUASAN Tujuan Khusus Mata Kuliah
KONSEP MOTIVASI Ahmad Nizar Yogatama, S.E., M.M.
Materi Tutorial Tatap Muka
PERILAKU INDIVIDU: MOTIVASI DLM ORGANISASI
BUDAYA INDIVIDU DALAM ORGANISASI
MOTIVASI (PROSES) KELOMPOK 5 : ACINTA BUNGA PUTRI
Bab 11 Penyusunan Personalia Organisasi
MOTIVASI By : Wiwik Istyarini.
MOTIVASI USAHA Topik 10 : Motivasi dan Imbalan.
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
MOTIVASI.
Organizational Behavior
Dasar Manajemen dan Bisnis
IMBALAN, HUKUMAN & DISIPLIN
Dr. H. Achmad Badawi, S. Pd.,SE.,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
Materi Tutorial Tatap Muka Pertemuan ke-5
PENGANTARBISNIS 10 Motivasi menjadi sangat penting bagi kebanyakan karyawan, agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Agar dapat mencapai tingkat.
MOTIVASI.
BAB 8 KEBUTUHAN DAN MOTIVASI
Bagian 7 NUR ALAM M. NOER, SE
Motivasi Apakah motivasi itu?
Motivasi dan Kepuasan Kerja
Memotivasi Karyawan.
Motivasi.
Mengelola motivasi dan kinerja karyawan
Perilaku da-lam menen-tukan sasaran
INTERPERSONAL SKILL Pertemuan 6 : MOTIVATING OTHERS
Transcript presentasi:

Lanjutan MOTIVASI KERJA PROCESS THEORY RINI NURAHAJU

3 TEORI DARI PROCESS THEORY 1. TEORI HARAPAN (VROOM) 2. MODEL MOTIVASI DALAM KERJA (PORTER DAN LAWLER) 3. EQUITY THEORY (STACY ADAMS)

TEORI HARAPAN Atau Expectancy Theory Asumsi : individu membuat pilihan yang sadar dan rasional tentang perilaku kerjanya. Karyawan secara rasional mengevaluasi berbagai perilaku kerja kemudian memilih perilaku yang mereka percaya akan memberikan reward yang mereka nilai paling bermakna. Ketertarikan pada tugas tertentu tergantung pada kepercayaan individu bahwa penyelesaian tugas akan memberikan hasil yang bernilai.

Cara untuk memahami model expectancy theory 1. Hasil (outcomes) : konsekuensi yang telah diantisipasi dan dipersepsi individu akan mengikuti perilaku kerja tertentu, misal penerimaan kelompok, rasa lelah 2. Valensi (valence) : berkenaan dengan menarik atau tidak menariknya hasil yang dinatisipasi individu. Nilainya -1 (hasil yang paling tidak diinginkan) dan +1 (hasil yang paling diharapkan). Misal posisi baru akan bernilai bagi manajer, upah tinggi bernilai bagi karyawan baru

3. EffortPerformance (EP) Expectancy : peluang subyektif individu yang usahanya akan secara nyata berpengaruh terhadap kinerja. Derajat kepercayaannya berkisar antara 0 (individu percaya bahwa perilakunya tidak akan berpengaruh terhadap kinerja) sampai 1 (individu yakin bahwa perilakunya akan berpengaruh terhadap kinerja). Misal sales yang merasa yakin (exp 0,8) bahwa kerjanya akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebaliknya ada orang yang yakin (exp 0,2) bahwa kerja ekstranya hanya sia-sia karena akan sulit menghasilkan kinerja yang tinggi.

4. PerformanceOutcome (PO) Expectancy : kepercayaan individu bahwa tingkat kinerja tertentu akan memberikan hasil yang tertentu pula. PO bervariasi dari 0 sampai 1. Misal sales yang yakin (exp 0,8) bahwa kinerjanya yang baik akan diikuti oleh penambahan bonus. Sebaliknya ada seseorang yang yakin (exp 0,2) bahwa kinerjanya yang tinggi tidak akan diperhitungkan dalam pemberian bonus. Menurut teori ini model diatas akan berpengaruh terhadap motivasi. Misalnya jika valence = 1, EP = 0,8 dan PO = 0,9 maka individu tersebut akan memiliki motivasi (1x0,8x0,9=0,72). Menurut model ini ketiga faktor ini harus tinggi agar motivasi individu juga tinggi.

Model Porter dan Lawler Memperbaiki dan melanjutkan model expectancy theory Mereka menyatakan : Hubungan antara valensi dan expectancy di satu pihak dan usaha atau motivasi di pihak lain adalah lebih kompleks daripada teori Vroom Motivasi yang tinggi tidak akan memberikan hasil dalam kinerja jika individu tidak mengetahui dengan jelas usaha apa yang harus dilakukan untuk menggarap tugas tersebut. Kinerja dan kepuasan dapat saja tidak saling berhubungan satu sama lain. Atau hubungan antara kinerja dan kepuasan tergantung pada sejumlah faktor. Kondisi tugas memiliki implikasi dalam hubungan kinerja dan kepuasan

Equity theory Adam menggambarkan hubungan kerja sebagai suatu hubungan pertukaran (exchange relationship). Karyawan memberikan input (pendidikan, pengalaman kerja, usaha dll) dan memperoleh output (upah, promosi, status dll) sebagai balasannya Untuk menilai apakah pertukaran yang terjadi merupakan hal yang adil, individu akan membuat perbandingan antara rasio input-output yang diterimanya dengan rasio input-output yang diterima orang lain.