TEORI SOSIOLOGI Teori psikologis yang telah dibahas di muka, ditujukan dan dipusatkan pada individu beserta lingkungannya. Dalam teori sosiologis atau disebut juga teori psikologi sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi. Thorstein Veblen, lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh mereka. Jadi, lebih mengutamakan perilaku kelompok, buklannya perilaku individu.
Vablen sebenarnya adalah seorang ahli ekonomi ortodoks, yang menjadi seorang pemikir sosial yang sangat dipengaruhi ilmu antropologi sosial. Ia memandang manusia terutama sebagai “social animal”, yang menyesuaikan diri dengan bentuk dan norma umum di lingkungan kulturnya dan lingkungan hidupnya. Keinginan dan perilaku seseorang sebagai dibentuk oleh kelompok masyarakat. Teori sosiologis mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan. Kegiatan kelompok, seperti keluarga, teman sekerja, perkumpulan olah raga. Banyak orang yang ingin meniru pola sosial kelompok masyarakat yang langsung berada di atas kelompok dimana mereka menjadi anggota. Perusaahaan harus bisa menentukan mana di antara lapisan-lapisan sosial yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan akan produk yang dihasilkannya.
Teori Antropologi Dasar pandangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, seperti psikologi sosial, sisiologi dan antropologi sosial, adalah sikap dan perilaku manusia dipengaruhi berbagai lingkungan masyarakat (kultur, sub kultur, kelompok sosial, kelompok referenasi, kelompok yang berhubungan langsung, serta keluarga). Sehingga, seperti halnya pada teori sosiologis, teori antropologis ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat. Namun, kelompok-kelompok masyarakat yang lebih diutamakan dalam teori antropologi ini bukannya kelompok kecil seperti keluarga, tetapi kelompok besar atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas. Termasuk dalam kelompok besar ini antara lain : kebudayaan (kultur), sub kultur, dan kelas-kelas sosial.
Dengan menggunakan teori antropologis, manajemen dapat mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut terhadap perilaku konsumen. Karena faktor-faktor tersebut memainkan peranan yang amat penting dalam pembentukan sikap, dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seseorang konsumen.