Pengantar Toksikologi PERTEMUAN II Nayla Kamilia Fithri Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pengertian TOKSIKOLOGI INDUSTRI TOKSIKOLOGI ?
Sejarah 1900-1200 B.C. - Egyptian documents that had directions for collection, preparation, and administration of more than 800 medicinal and poisonous recipes. 800 B.C. - India - Hindu medicine includes notes on poisons and antidotes. 50-100 A.D. - Greek physicians classified over 600 plant, animal, and mineral poisons. 50- 400 A.D. - Romans used poisons for executions and assassinations. The philosopher, Socrates, was executed using hemlock for teaching radical ideas to youths. Avicenna (A.D. 980-1036) Islamic authority on poisons and antidotes. 1200 A.D. - Spanish rabbi Maimonides writes first-aid book for poisonings, Poisons and Their Antidotes
Sejarah Swiss physician Paracelsus (1493-1541) credited with being “the father of toxicology.” “All substances are poisons: there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from a remedy.”
Sejarah Toksikologi forensik Spanish physician Orfila (1815) established toxicology as a distinct scientific discipline. Dalam bukunya Traite des poison, terbit pada tahun 1814, dia membagi racun menjadi enam kelompok, yaitu: corrosives, astringents, acrids, stupefying or narcotic, narcoticacid, dan septica atau putreficants.
Kasus-kasus keracunan pada pekerja - Paracelsus - Miner’s Disease (1533) came from inhaling metal vapors, foundation for the field of chemotherapy. - Hill (1761) linked tobacco (snuff) to cancer. - Pott (1775) linked scrotal Cancer and soot (benzo(a)pyrene) in chimney sweeps. Gadis-gadis radium adalah para dial-painter Amerika dari tahun 1920 yang teracuni oleh pekerjaan mereka. Tugas mereka adalah mewarnai angka pada jam dengan cat radium bercahaya (supaya bersinar dalam kegelapan) secara lip-point (merapikan ujung kuas dengan menjilatnya). Dengan cara demikian, secara tidak sadar mereka "mengkonsumsi" sejumlah radium (perlu diketahui, bahwa setiap pewarnaan angka membutuhkan waktu sekitar semenit). Beberapa tahun kemudian, mereka sakit dan meninggal akibat radiasi. Inilah yang ditemukan para dokter ketika itu.
Kasus-kasus keracunan pada pekerja Radium dial painters, “aniline dye” workers (1900) painters licked their brushes to pull it to a point. Shoe salesmen (1950s) shoe-fitting fluoroscopes: radiation of feet in shoes of children and repeated exposure for salesmen.
Ruang Lingkup Toksikologi Lingkungan Ekonomi Kehakiman/ Kedokteran Kehakiman Industri Pertanian/Hama & Pestisida Farmakologi Toksikologi lingkungan lebih memfokuskan telaah racun pada lingkungan, seperti pencemaran lingkungan, dampak negatif dari akumulasi residu senyawa kimia pada lingkungan, kesehatan lingkungan kerja. Toksikologi ekonomi membahas segi manfaat dan nilai ekonomis dari xenobiotika. Tosikologi forensik menekunkan diri pada aplikasi ilmu toksikologi untuk kepentingan peradilan. Kerja utama dari toksikologi forensik adalah analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di pengadilan.
Pengenalan Bahan Kimia Survei pendahuluan Mengetahui proses produksi Mempelajari MSDS
Klasifikasi Toksisitas Klasifikasi toksisitas sangat bervariasi, misalnya berdasarkan sifat fisik, pengaruh terhadap tubuh, lama terjadinya pemajanan atau pada tingkat efek racunnya
Penilaian Toksisitas Suatu zat beracun dengan LD50 lebih kecil menunjukkan bahwa zat tersebut relatif lebih beracun, demikian pula sebaliknya. Penetapan Occupational Exposure Limit (OEL) atau Batas Pemajanan Kerja , mengacu pada prinsip dasar dalam toksikologi yang mempertimbangkan faktor dosis dan lama pemajanan serta keberadaan bahan kimia di udara tempat kerja.
Penilaian Toksisitas Oleh ACGIH (American Conference of Governmental and Industrial Hygienist) dikembangkan konsep TLV (Thershold Limit Value) atau Nilai Ambang Batas (NAB) yang menunjukkan suatu kadar yang manusia dapat menghadapinya secara fisiologik tanpa terganggu kesehatannya. Terdapat 3 (tiga) kategori NAB yang spesifik, yakni : NAB rata-rata selama jam kerja atau TLV-TWA (Threshold Limit Value-Time Weighted Average) yakni kadar bahan kimia diudara tempat kerja selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yg hampir semua tenaga kerja dapat terpajan berulang kali sehari-hari dalam melakukan pekerjaan tanpa terganggu kesehatannya.
Penilaian toksisitas NAB batas pemajanan singkat atau TLV-STEL (Threshold Limit Value-Short Term Exposure Limit) atau PSD (Pemajanan Singkat yang Diperkenankan) yakni kadar bahan kimia yang diperkenankan untuk pemajanan tidak lebih dari 15 menit atau tidak lebih dari 4 kali pemajanan per hari. Interval antara dua periode pemajanan tidak boleh kurang dari 60 menit. NAB tertinggi atau TLV-C (Threshold Limit Ceiling) yakni kadar tertinggi bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilewati selama melakukan pekerjaan. Sering di sebut juga sebagai KTD (Kadar Tertinggi yang Diperkenankan).
Kegunaan NAB Pedoman standar paparan untuk bekerja dengan selamat Pedoman perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi pengendalian Mengetahui daya racun dan tingkat potensi bahaya bahan-bahan Subtitusi bahan yang kurang berbahaya Membantu menentukan gangguan kesehatan, timbulnya penyakit, hambatan efisiensi kerja
Penilan Tksiklogi Pada bahan kimia yang bersifat karsinogen terdapat kategori sebagai berikut : A – 1 Terbukti karsinogen pada manusia (Confirmed Human Carcinogen). A – 2 Diperkirakan karsinogen pada manusia (Suspected Human Carcinogen). A – 3 Karsinogen terhadap binatang (Animal Carcino- gen). A – 4 Tidak diklasifikasikan karsinogen thdp manusia (Not Suspected as a Human Carcinogen). A – 5 Tidak diperkirakan karsinogen thdp manusia
Penilaian Toksiklogi Disamping itu dikenal : “ BEI ( Biological Exposure Indices ) atau Indeks Pemajanan Biologik”. Yaitu standar pemajanan untuk menilai dampak pada kesehatan pekerja.
Peranan Toksikologi di bidang industri Upaya preventif terjadinya PAK ditempat kerja Pembuktian paparan bahan kimia tertentu Upaya pengendalian resiko paparan bahan berbahaya beracun (B3) di lingkungan kerja Rujukan dalam mendiagnosa penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (PAK)