EKONOMI PERTANIAN DALAM REVITALISASI PERTANIAN Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc Disampaikan pada Kuliah Umum Program Magister Agribisnis Universitas Jambi 5 September 2009
Masalah Struktural Agribisnis di Indonesia Skala kecil Lokasinya terpencar (dispersal) Asimetri struktur pasar (monopolistik/monopsonistik) Asimetri lobi ekonomi-politik 2. Kultural Hubungan inpersonal antar pelaku Sifat eksploitatif
Masalah Struktural Agribisnis di Indonesia 3. Masalah “ pass through problem “ Transmisi harga asimetri Informasi pasar, termasuk preferensi konsumen dan karakteristik produk, tersumbat. Transfer teknologi tidak lancar Asimetri kendala modal Tidak sesuai dengan lingkungan strategis
TREND PERKEMBANGAN GLOBAL PADA ABAD 21 Liberalisasi perdagangan (WTO, AFTA, NAFTA ) Global warming MDGs (kemiskinan & kelaparan, pendidikan & kelestarian lingkungan) Kenaikan harga pangan dunia Kelangkaan energi Konversi komoditi pangan untuk BBN (Biofuel) Ancaman keterbatasan stok pangan dunia
TANTANGAN MASA DEPAN PERTANIAN - GLOBALISASI DAYA SAING MULTI USE : PANGAN, INDUSTRI, ENERGI BIOSECURITY
TUJUAN REVITALISASI PERTANIAN Meningkatkan kemampuan produksi beras dalam negeri sebesar 90 – 95 persen dari kebutuhan serta pengembangan produksi pangan non beras; Meningkatkan diversifikasi produksi dan konsumsi pangan; Meningkatkan ketersediaan pangan asal ternak; Meningkatkan nilai tambah dan dayasaing produk pertanian; dan Meningkatkan produksi dan ekspor komoditas pertanian
REVITALISASI PERTANIAN TANTANGAN REVITALISASI DAYA SAING PERILAKU PELAKU USAHA MULTI USE RULES DAN REGULASI BIOSECURE LEMBAGA DAN LAYANAN
DAYA SAING Produktivitas harga Kualitas: standar dan penerapannya KUALITAS DAN HARGA Produktivitas harga Kualitas: standar dan penerapannya Performance dan packaging KEUNIKAN - faktor pembeda Rasa Culture – location specific Kandungan nutrisi atau zat tertentu
MULTI USE: PANGAN, INDUSTRI, ENERGI Kuantitas produksi memperhatikan berbagai kebutuhan Areal dan produktivitas Diversifikasi sumberdaya Fleksibilitas penggunaan Variasi bentuk Diversifikasi fasilitas pengolahan
BIOSECURITY Ramah lingkungan Aman dikonsumsi: tidak menggunakan bahan berbahaya Bersih dan sehat Bebas penyakit Bukan sumber/pembawa penyakit
RAMAH LINGKUNGAN Efisien penggunaan lahan dan air Pola produksi sesuai kaidah konservasi Penggunaan saprodi ramah lingkungan: pupuk organik, pestisida organik Proses produksi dan pasca panen tidak mencemari lingkungan
REVITALISASI PERTANIAN Perilaku pelaku usaha Rules dan regulasi Lembaga dan layanan
PERILAKU PELAKU USAHA PENERAPAN PROSES PRODUKSI: Ramah lingkungan Biosecure: aman konsumsi dan kesehatan KUALITAS PRODUK: standar dan konsistensi, menonjolkan keunikan. DIVERSIFIKASI PRODUK: optimal output value dan stabilitas income. MANAJEMEN: taat kontrak dan perjanjian, partnership – kemitraan usaha.
RULES DAN REGULASI STANDAR KUALITAS: mutu fisik, keamanan dan kesehatan. SISTEM STANDAR KUALITAS established (exist, efektif, diterapkan) dan conform dengan standar global KEBIJAKAN DAN DIPLOMASI PERDAGANGAN SISTEM INSENTIF DAN DISINSENTIF
LEMBAGA DAN LAYANAN LEMBAGA PELAKU USAHA: Skala ekonomi: input dan output Wadah hukum Advokasi LEMBAGA LAYANAN: Penyuluhan dan layanan usaha/dagang Sistem Perbenihan Sistem Kesehatan Tanaman dan Hewan Sistem Pembiayaan
PERAN EKONOMI PERTANIAN /ZA
LANDASAN UTK MICRO POLICY: Menegaskan bahwa pertanian adalah usaha berdasar perhitungan finansial dan ekonomi – bukan usaha yang berdasar/bergantung pada program/bantuan pemerintah – profit oriented activity. Menegaskan bahwa pelaku usaha harus memiliki daya saing dan segala dukungan jangan melemahkan daya saing pelaku usaha. Menegaskan bahwa subsidi harus tidak menciptakan ketergantungan, tetapi meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Membedakan intervensi untuk daya saing (usaha) vs kemiskinan (bantuan sosial).
LANDASAN UTK MACRO POLICY: Intervensi pemerintah (anggaran pemerintah) adalah untuk menurunkan biaya transaksi dan persaingan yang tidak fair Membedakan private and public domain right interventions Subsidi adalah bentuk keberpihakkan Subsidi dan “bantuan” adalah untuk “membayar” missing market/price of goods and services provided (only).
ASPEK PEMBANGUNAN PERTANIAN – Public-private Intervention PRODUKSI DAN DISEMINASI IPTEK INPUT PRODUKSI (BIBIT/BENIH, PUPUK) PENYULUHAN MENJAMIN KETERSEDIAAN PANGAN SISTEM PERBENIHAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTE-RAAN PETANI ALSINTAN STANDAR MUTU PRODUKSI UTK: Konsumsi DN Input Industri Ekspor KREDIT DAN PEMBIAYAAN PERKARANTINAAN SISTEM KESEHATAN HEWAN PRASARANA FISIK (irigasi, jalan usahatani) MUTU SDM DAN LEMBAGA PEM AFFIRMATIVE ACTIONS/KEBERPIHAKAN SWASTA
KETAHANAN PANGAN DAN SUBSIDI PENDUKUNGNYA KETERSEDIAAN PANGAN (PRODUKSI DN, CADANGAN, IMPOR) DISTRIBUSI DAN KONSUMSI PENANGGULANGAN MASALAH PANGAN KURANG PANGAN LONJAKAN HARGA PENDAPATAN RENDAH/MISKIN BENCANA INSENTIF PRODUKSI: HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS RASKIN CADANGAN BERAS PEMERINTAH SUBSIDI INPUT: PUPUK dan BENIH SUBSIDI SUKU BUNGA Kredit ketahanan pangan
Terima kasih Mendalo, 5 September 2009 /ZA