FALSAFAH DAN KOMPONEN FISIK DESA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
Advertisements

Fungsi dan Operasi Agroindustri
KARAKTERTISTIK JARINGAN JALAN

Dasar Pengelolaan Sampah Kota
Pemilihan Letak Bisnis dan lingkungan bisnis
KONSEPSI PRODUKSI BERSIH DAN MINIMISASI LIMBAH
Perencanaan Tata Guna Lahan
Dasar Pengelolaan Sampah Kota
PLPBK Desa Karamat Mulya
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
NEXTBACKMENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PengantarProsesPerencanaan NEXTBACKMENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN.
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 12
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN PESISIR KABUPATEN PASURUAN

Konsep Pengembangan Wilayah
TATA GUNA TANAH TATA GUNA: PENATAAN ATAU PENGATURAN
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa
TEORI LOKASI (Tarigan, 2006:77) : Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari.
Tipologi perkembangan daerah pantai/pesisir
SANITASI PEMUKIMAN (3 SKS) PENANGGUNG JAWAB : SUPRAPTO, SKM, MKES
Jenis dan bentuk rumah.
Kesehatan Lingkungan Pemukiman
Sarana dan Prasarana Perumahan Pertemuan 3
Pemahaman dan Analisis Iklim Mikro
Kelompok 9 Dananggana Satria Tama ( ) Fitria Nur Sarah Berliana P ( ) Hafidh Lukmam S ( ) M. Nursalim ( ) Syilvia.
MEMILIH LOKASI DAN MERENCANAKAN FASILITAS USAHA
PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA
MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
Jaringan Transportasi
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
PENGERTIAN JARINGAN TRANSPORTASI
Aspek Teknis dan Teknologi Informasi
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
ANALISIS PRODUKSI.
PEMBANGUNAN DESA NEXT BACK MENU Pengantar Proses Perencanaan
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KOTA SERTA PROSES PEMBENTUKANNYA
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
Mobil Hijau SIKIB Wilayah Kab. Kulon Progo
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
SISTEM PANCA WILAYAH (SPW) Five Division System
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Pola Pengembangan Desa
TEMU MUKA - DPU DENGAN FAK. TEKNIK UNSOED (28 September 2011)
Rantau Binuang Nangroe Aceh Darussalam
PENATAAN RUANG DESA PANTAI
Kegiatan Perdagaangan Teori Christaller
Action plan Produk PLP-BK Pemetaan Swadaya Gambaran Umum wilayah Penggalian visi & misi Rencana Pengembangan.
KOMUNITAS DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DALAM RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
KONSEP PEMODELAN Untuk menyederhanakan suatu realita secara terukur
DAMPAK PERTUMBUHAN KOTA OLEH FAIZAH MASTUTIE (pertemuan ke 2)
PERANCANGAN FASILITAS
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
1. Penentuan Lokasi Pabrik
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
PELUANG PROFESI AHLI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI
Penerimaan &Penyimpanan
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
PROPOSAL PENELITIAN Oleh Ansar G2F PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KONAWE SELATAN.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
A.Wilayah dan Tata Ruang B.Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah C.Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota D.Permasalahan dalam Penerapan.
URBANISASI : MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN Sumber : Sosiologi Suatu Pengantar. Prof. DR. Soerjono Soekanto, Dra. Budi Sulistyowati MA. MATA KULIAH.
I. Rencana Perkuliahan. Penilaian Akhir 1. Kehadiran: 10 % 2. Tugas kecil/diskusi/presentasi: 10 % 3. UTS: 25 % 4. Tugas Besar: 30 % 5. UAS: 25 %
RDTR Tata ruang untuk investasi. Analisis pengembangan kawasan  Analisis ekternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan 1.Arahan pengembangan kawasan.
Transcript presentasi:

FALSAFAH DAN KOMPONEN FISIK DESA NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA FALSAFAH DAN KOMPONEN FISIK DESA

NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Perencanaan Tata Ruang Desa : Upaya mencari keseimbangan antara hubungan manusia dengan alam

Falsafah Dasar Tata Ruang NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Falsafah Dasar Tata Ruang Kelangsungan Hidup Manusia Aktivitas Lingkup Keterkaitan Penataan

Prosedur / Perencanaan Tata Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Prosedur / Perencanaan Tata Desa

Komponen Fisik Desa Paradigma Foley (Donald Foley) NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Komponen Fisik Desa Paradigma Foley (Donald Foley)

2. Ekistic (Doxiadis) a. Nature (sumber daya alam) NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA 2. Ekistic (Doxiadis) Elemen ekistic ada 5 yaitu sebagai berikut : a. Nature (sumber daya alam) Geologic resources Topographical resources Soil resources Water resources Plant life Animal life Climate Population composition and density Social stratifications Cultural patterns Economic development Education Health and walfare Law and administration c. Society (kehidupan sosial) Biological needs (space, air, temperature, etc) Sensation of perception Emotional needs (human relations, security, beauty, dll) Moral value b. Man (sumber daya manusia)

e. Networks (Prasarana) NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA d. Shells (Sarana) Housing Community services (schools, hospital, etc) Shopping centress and market Recreational facilities (theatre, museum, etc) Civic and business centres (town hall, law courts, eyc) Transportation centres Water supply system Power supply systems Tranportation system (water, road, rail, air) Communication systems (telephone, radio, TV, etc) Semerage & drainage Physical lay ou ( ekistic plan) e. Networks (Prasarana)

3. Patrick Geddes (F,W, P/S) NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA 3. Patrick Geddes (F,W, P/S) Komponen pemukiman menurut Patric Geddes adalah sebagai berikut : FOLK WORK PLACE Jika ketiga unsur diatas digabungkan atau dikombinasikan maka menghasilkan 10 kelompok sebagai berikut : Folk :demografi dan sosiologi Work: ekonomi dan potensi Place : geografi, klimatologi, dan lain-lain FP (pengaruh P terhadap F) : distribusi penduduk FW (pengaruh W terhadap F) : tingkat hidup, strata sosial PF (Pengaruh F terhadap P) : tata guna sosial ekonomi PW (pengaruh W terhadap P) : tata guna lahan dan ekonomi WF (pengaruh F terhadap W) : tenaga kerja, kondisi sosial ekonomi WP (pengaruh P terhadap W) : distribusi barang dan produksi Sirkulasi : tranportasi, perdagangan, dan lain-lain

4. Prof. Ir. Koeshadinoto (W, K, M, S, P) NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA 4. Prof. Ir. Koeshadinoto (W, K, M, S, P) Berdasarkan komponen kebutuhan wisma, karya, marga, suka dan penyempurna tersebut, maka struktur dan pola tata guna lahan desa umumnya adalah sebagai berikut : Wisma : meliputi kebutuhan akan perumahan, terutama cukup yang terbentuk (berwujud) rumah temporer dan semi permanen. Karya : kegiatan karya lebih berorientasi pada tanah pertanian atau perikanan yang terletak di luar daerah permukiman. Marga : kebutuhan komunikasi terutama berorintasi kepada hubungan lokal antar individu atau paling jauh dengan desa yang berdekatan, kebutuhan hubungan regional hanya bisa dilakukan sesekali saja. Suka : rekreasi lebih berorientasi ke lingkungan rumah bersama keluarga dan tetangga terdekat, rekreasi luar tidak terlalu diperlukan. Penyempurna : kebutuhan spiritual atau keagamaan merupakan orientasi yang diuatamakan sehingga fungsi utama tempat ibadah terutama surau atau mesjid merupakan fasilitas yang penting. Disamping itu fasilitas pendidikan, kesehatan dan lahan pekuburan juga merupakan bagaian yang penting bagi masyarakat desa.

Tujuan / Sasaran : Skala / Ruang Lingkup : Efisiensi, Efektifitas NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Tujuan / Sasaran : Efisiensi, Efektifitas Intensitas Antar Aktivitas Orientasi Fungsional Kualitas Fungsional Skala / Ruang Lingkup : Eksternal Internal

Sistem Nilai Efektif dan efisien fungsi komponen NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Sistem Nilai Sistem Nilai adalah prinsip penempatan komponen secara umum sebagai dasar pertimbangan adalah sebagai berikut : Efektif dan efisien fungsi komponen Intensitas hubungan antar komponen (frekuensi dan kualitas kebutuhan masyarakat terhadap fungsi komponen) Kemungkinan pengembangan komponen yang ada Keamanan dan kemudahan pemeliharaan komponen, serta keindahan Ke-4 dasar pertimbangan ini kemudian menjadi dasar di dalam penataan desa secara fisik (tata ruang).

NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Penempatan ke-5 komponen desa hendaknya mempertimbangkan (syarat-syarat) sebagai berikut : Wisma, memerlukan ketenangan, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan. Oleh karena itu komponen ini sedapat mungkin dijauhkan dari keramaian atau kebisingan dan pencemaran. Karya, untuk kegiatan primer agraris, pengusaha pertanian tidak merusak lingkungan. Untuk kegiatan sekunder / industri (seperti kerajinan, pertukangan, industri) yang mengandung bahaya pencemaran diletakan jauh dari komponen wisma. Untuk kegiatan tersier (jasa perdagangan) berupa pasar, terletak pada tempat strategis, mudah dicapai dari segala jurusan atau arah. Marga meliputi ke-3 jenis perhubungan yang ditekankan adalah perhubungan darat. Sehingga ditetapkan klasifikasi jalan desa , Jalan penghubung, dan Jalan lingkungan. Suka , terdiri atas lapangan terbuka, jalan hijau, bangunan terbuka dan tertutup, letaknya berdekatan dengan wisma. Penyempurna, memerlukan ketenangan, lokasi mudah dikunjungi orang, kalau memungkinkan dilengkapi dengan sarana air bersih, komunikasi, pembuangan sampah, listrik, dan sebagainya.

Hubungan Fungsional Antar Komponen Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Hubungan Fungsional Antar Komponen Desa Hubungan ke-5 komponen pokok penduduk atau masyarakat dan perangkatnya merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya suatu lingkungan desa yang lengkap dan menyeluruh.

Bentuk-bentuk rumah yang sederhana NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Tingkat kebutuhan pelayanan dan kegiatan fungsional yang pokok pada masyarakat desa Bentuk-bentuk rumah yang sederhana Kebutuhan untuk kegiatan pertanian atau perikanan Hubungan lokal untuk mendekatkan hubungan sosial antar individu. Hubungan regional tidak terlalu besar Bentuk rekreasi di rumah sebagai tempat istirahat bersama keluarga setelah lelah bekerja seharian Kebutuhan spiritual atau keagamaan dan kesehatan serta tanah pekuburan Pola hubungan kebutuhan tersebut di atas akan mempunyai implikasi terhadap struktur desa dan pola tata guna lahannya.

Menuju Pola Tata Ruang Fisik Desa Berencana NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Menuju Pola Tata Ruang Fisik Desa Berencana Lingkup pemikiran perencanaan tata ruang fisik desa adalah : 1. Perencanaan desa dalam lingkup regional, yang harus dipertimbangkan adalah : Hubungan antar desa (intra regional) Hubungan antar wilayah (inter regional) Penempatan desa dalam kaitannya dengan strategi pengembangan wilayah Pemikiran hirarki desa sesuai fungsi dan peranannya sebagai pusat pengembang dari suatu wilayah ekonomi Pemikiran desa yang dihubungkan dengan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup 2. Perencanaan desa secara internal, yang dipertimbangkan adalah Kecenderungan perkembangan di masa yang akan datang Komponen-komponen kegiatan fungsional desa yang akan dikembangkan sesuai perkembangan desa tersebut Implikasi tata ruang dan tata guna lahan Jaringan pergerakan lokal dan regional

Contoh Pola Tata Ruang Desa NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Contoh Pola Tata Ruang Desa Kawasan Karya (pertanian) Pola tata ruang ideal untuk desa linier Pola tata ruang ideal untuk desa Konsentrik

Dari segi sosial : Dari segi fisik : NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Beberapa hal yamng menguntungkan dari pola konsentrik untuk suatu lingkungan kecil adalah antara lain : Dari segi sosial : Dapat dipeliharanya satuan (unit) sosial yang kompak dan erat. Hubungan sosial natr individu erat yang merupakan karakteristik masyarakat desa. Pengelolaan kehidupan masyarakat yang umumnya masih bersifat non formil kekeluargaan masih dapat dibina dan dikembangkan. Dari segi fisik : Jarak capai ke tempat bekerja (sawah, ladang atau perikanan) reltif dekat Jarak capai ke pusat pelayanan kebuthan (pusat desa) relatif dekat Kedua hal tersebut terutama dihubungkan dengan masih terbatasnya sarana angkutan di desa-desa.

NEXT BACK MENU PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Pengantar Proses Perencanaan MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Jadi secara konsepsual pola tata ruang desa yang konsentrik tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Lingkar A : Pusat desa pemerintahan pasar, warung rekreasi, olah raga balai desa puskesmas sekolah surau, mesjid KUD 2. Lingkar B : permukiman (wisma) 3. Lingkar C : tempat bekerja (karya) Terdiri dari sawah, ladang dan termasuk tanah pengangonan dan pekuburan.