PENGHAPUSAN PERILAKU Anna Dian Savitri.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
Advertisements

PUJIAN UNTUK ANAK KITA oleh Munif Chatib
When songs of sMMpring are sung, remember that morning in May.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI Kuliah ke-10:
ASKEP WAHAM.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Loyalitas Pelanggan.
Bakat, Kecerdasan dan kreativitas Peserta Didik
1. Kuatkan tekad dengan mempelajari dampak rokok
SP JIWA Oleh kelompok 2.
Sebagai Metode Dasar Psikoterapi
TEKNIK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU
PENGUKURAN EVALUASI TERHADAP INPUT, PROSES, OUTPUT DAN OUTCOME
KECANDUAN MEROKOK PENYEBAB DAN AKIBATNYA PADA MAHASISWI
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUBAHAN PERILAKU OPERAN
Etika menerima Tamu dan Bertelepon
NAMA : KELOMPOK5 Lena Morita Mayliana Mariskha Ester Yuni Pratamasari
TERAPI PERILAKU: APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS (ABA)
Pembelajaran Konsumen
AVERSIVE CONDITIONING (PUNISHMENT)
Kuliah 7 – Manajemen Proyek
SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA
Administrasi TAT dan Prosedur Penyajian Tes
Anak Harus Tahu Bahaya Rokok
Pembelajaran Konsumen
Belajar Behaviouristik
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
TEORI BEHAVIORISTIK Oleh Lorinda Savitri.
PENGELOLAAN SDM : MANAJEMEN STRES KERJA
PENDEKATAN PERILAKU/ BEHAVIORISTIK
KESUKARAN BELAJAR PART III
DESAIN PRODUK DAN JASA.
Time Out & Token Economi
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
STRESSOR PADA LANSIA Oleh; Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns.
PERILAKU MENCARI BANTUAN
PERTEMUAN KEEMPAT PERILAKU KOMUNIKASI : ASERTIF DAN MENGATASI MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
AVERSIVE CONDITIONING (PUNISHMENT)
TEORI KEPRIBADIAN PAVLOV dan SKINNER
Tahapan Perubahan Perilaku Divisi Men’s Program Rifka Annisa
Diet yang Bukan Diet Beginilah orang langsing mempertahankan berat ideal mereka. Mereka tidak memelihara kemalasan karena kemalasan adalah musuh penurunan.
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
EXTINCTION OF CONDITIONED BEHAVIOR
Coding I Icebreaker T Membangun kerja sama tim C Komunikasi
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KRITIS
PERTEMUAN 2 Proses Pengembangan Perangkat Lunak
Belajar dan Pembelajaran SD
Classical Conditioning - Skinner
decreasing behavior: EXTINCTION
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
Stres....
BIMBINGAN KONSELING INDONESIA.
Mengelola Stres pada Pekerja Kemanusiaan: Membantu diri sendiri
Cara Mengatasi Anak Malas Belajar
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
TOKEN ECONOMY Anna Dian Savitri.
GEGAR BUDAYA (CULTURE SHOCK)
KESEHATAN DAN PENYAKIT
EXTINCTION (Prosedur Alternatif Untuk Menurunkan Perilaku Bermasalah)
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
PEMBERDAYAAN.
Other Problem Behaviour (Berbagai Permasalahan Kebiasaan)
KENAKALAN REMAJA Adinda F. Febrianti Anggia B. Chantika
DITULIS OLEH : AFRIYANDI, S.Pd.SD NIP
PRINSIP-PRINSIP PELATIHAN (TOT 01). SASARAN MODUL Mendefinisikan “ Pendidikan dan Pelatihan “ dan menunjukan perbedaan antara keduanya; Mendefinisikan.
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
PERILAKU MENCARI BANTUAN
6 Cara Menghentikan Kebiasaan Makan Banyak
Transcript presentasi:

PENGHAPUSAN PERILAKU Anna Dian Savitri

Extinction (Penghapusan) Extinction adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menurunkan frekuensi dilakukan suatu perilaku tertentu. Extinction merupakan suatu cara untuk mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki dengan cara menahan atau tidak memberikan positive reinforcement yang selama ini memperkuat perilaku tersebut. Atau menghentikan pemberian pengukuh pada perilaku yang semula dikukuhkan sampai ke tingkat sebelum perilaku tersebut dikukuhkan.

PRINSIP Prinsip dari Extinction adalah bila suatu tingkah laku muncul selama ini diperkuat oleh adanya positive reinforcement, maka dihentikannya positif reinforcement akan menurunkan frekuensi tingkah laku tersebut.

Contoh seseorang mengaku seringkali sakit kepala. Setelah dikaji, ternyata ketika ia mengeluhkan sakit kepala, ia mendapat perhatian dari orang lain, sehingga keluhan sakit kepalanya selalu meningkat. Karenanya jika ia mengeluh sakit kepala, orang-orang sekelilingnya berusaha untuk tidak memberinya perhatian, dengan demikian, perilaku mengeluhkan sakit kepalanya berkurang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Extinction Controlling Reinforcers for the Behavior That Is to Be Decrease Reinforcer yang diberikan oleh orang lain atau oleh lingkungan fisik dapat merusak proses extinction. Mengontrol reinforcer pada perilaku yang ingin diubah. Reinforcer diperoleh dari orang lain atau dari lingkungan tempat individu tinggal. Untuk itu setiap orang yang berhubungan dengan klien, harus secara kosisten menerapkan extinction. Contoh, seorang anak yang meminta popcorn untuk dimakan sambil menonton TV. Ibu mengabaikannya, sehingga anak berhenti menangis dan meminta. Tetapi beberapa waktu kemudian, ayahnya pulang dan mengambilkan popcorn, maka kelak anak akan menangis kembali ketika meminta popcorn.

Extinction of a Behavior Combined with Positive Reinforcement for an Alternative Behavior Pada perilaku-perilaku tertentu, jika extinction dikombinasikan dengan positive reinforcement. Kombinasi keduanya akan lebih cepat menurunkan frekuensi dari perlaku yang tidak dikehendaki dan mungkin sampai pada tingkatan yang paling rendah. Positive reinforcement sebaiknya tidak diberikan tepat saat perilaku yang tidak dikehendaki selesai dilakukan. Pada perilaku-perilaku tertentu, jika extinction dikombinasikan dengan positive reinforcement, akan memberi efek yang lebih cepat dalam mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh seorang ibu mengabaikan rengekan anaknya ketika meminta es krim, setelah rengekannya tidak terdengar lagi, maka segera diberikan positive reinforcement berupa pujian. Interval waktu dari perilaku ke positive reinforcement bisa semakin lebar. Misal diberikan pujian setelah rengekan berhenti selama 5 detik meningkat sampai 25 detik.

The Setting in Which Extinction is Carried Out Perubahan setting (tempat diterapkannya program extinction) dilakukan untuk meminimalisir reinforcer yang mungkin diberikan oleh orang lain. Selain itu juga memaksimalkan peran behavior modifier terhadap program. Hal yang penting adalah: mempertimbangkan setting dimana proses extinction akan dilakukan, yaitu dengan : Memindahkan pengaruh dari reinforcer alternative pada perilaku yang akan dikurangi, Memaksimalkan kemungkinan-kemungkinan

Instructions : Make Use of Rules Berikan penjelasan. Ada kemungkinan untuk memberikan penjelasan mengenai proses extinction ini kepada individu yang bersangkutan, sehingga dapat mempercepat proses pengurangan perilaku yang tidak dikehendaki. Namun hal ini dapat menjadi sesuatu yang kompleks. Contoh, ketika setiap hari ketika suami pulang bekerja ia selalu komplain tentang kemacetan. Istri mengatakan bahwa kemacetan sepulang kerja akan tetap sama setiap harinya dan ia juga mengatakan bahwa ia sebenarnya senang berbincang dengan suaminya, namun jika suaminya komplain tentang kemacetan, maka ia akan mengabaikannya. Walaupun memerlukan lebih dari 1 kali percobaan, komplain suami tentang kemacetan akan berkurang.

Extinction May Be Quicker After Continuous Reinforcement Extinction memiliki efek yang lebih cepat jika diikuti oleh reinforcement yang berkesinambungan. Extinction akan lebih cepat setelah continous reinforcement (dimana setiap respons mendapatkan reinforcer) dibandingkan jika extinction (dimana respon mendapatkan reinforcement hanya pada waktu tertentu/kadang-kadang). Perilaku yang sulit dihilangkan dikenal dengan resistant to extinction.

Behavior Being Extinguished May Get Worse Before It Gets Better Selama extinction diterapkan, bisa jadi perilaku yang tidak dinginkan semakin parah sebelum berkurang. Hal ini dinamakan extinction burst. Misal ketika seseorang menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman tersebut. Karenanya penting untuk diketahui oleh behavior modifier, jangan sampai ia menyerah karena melihat perilaku yang tidak diinginkan justru semakin parah, namun jika diperkirakan extinction burst akan membahayakan, maka tidak usah menggunakan program extinction.

Extinction May Produce Aggression That Interferes With The Program Hal yang kurang menyenangkan dari proses extinction adalah terkadang proses extinction menghasilkan sikap agresif. Namun, jika menyerah pada munculnya sikap ini, program kita akan berhasil. Tidak hanya perilaku yang tidak diinginkan tidak berkurang frekuensinya, namun akan muncul perilaku baru, agresif. Sebagai contoh ketika mesin minuman tidak mengeluarkan minuman, maka mungkin bisa saja kita menendang atau memukul mesin tersebut. Penelitian memperlihatkan bahwa exticntion lebih banyak menimbulkan agresivitas jika tidak dibarengi dengan pemberian reinforcement positif.

Extinguished Behavior May Reappear After a Delay Perilaku yang sudah hilang pada saat program extinction, bisa jadi muncul kembali setelah beberapa waktu. Biasa disebut dengan spontaneous recovery. Biasanya spontaneous recovery lebih sedikit terjadi daripada perilaku yang tidak diinginkan ketika dalam program extinction

Guidelines For The Effective Application of Extinction Memilih perilaku yang akan dikurangi a) Perilaku harus spesifik, misal dari perilaku mengganggu, perilaku mana yang akan di terapkan extinction. b) Ingat extinction burst dan agresivitas yang mungkin timbul selama program berlangsung. c) Pilih perilaku dan perhatikan reinforcement yang mempertahankan perilaku tersebut.

Guidelines For The Effective Application of Extinction Pertimbangan awal a. Pencatatan perilaku b. Identifikasi reinforcement yang mempengaruhi perilaku c. Identifikasi perilaku yang diinginkan d.Identifikasi reinforcer yang dapat diberikan untuk perilaku yang diinginkan e. Pilih setting dimana program dapat sukses f. Yakinlah situasi akan mendukung

Guidelines For The Effective Application of Extinction Pelaksanaan rencana a. Beritahu klien mengenai rencana sebelum dimulai b. Gunakan positive reinforcement c.  Konsisten

Guidelines For The Effective Application of Extinction Sapih klien dari program (menghentikan program) a. Ketika perilaku yang tidak diinginkan sudah hilang, waspada dengan kekambuhan perilaku tersebut. b. Alasan yang mungkin mengagalkan program : 1) Perilaku yang diinginkan tidak diperkuat secara konsisten 2) Perilaku yang tidak diinginkan mendapat penguatan dari pihak lain c. Memberikan reinforcement pada perilaku yang diinginkan

Sifat-sifat Extinction 1.Jadwal pemberian pengukuh Ø  Jadwal terus menerus lebih cepat hapus daripada jadwal berselang Ø  Jadwal bervariasi lebih resisten daripada jadwal berjangka sama 2.Banyaknya pengukuh yang telah diterima 3.Usaha

Keunggulan Penghapusan Efektif jika dikombinasikan dengan prosedur lain Menimbulkan efek yang tahan lama Tidak menimbulkan efek samping senegatif prosedur hukuman

Kelemahan Penghapusan Efek tidak terjadi dengan segera Ø  Perilaku membahayakan tidak cocok Frekuensi agresif dapat muncul Imitasi perilaku oleh orang lain Kesulitan menemukan pengukuh yang mengontrol perilaku Kesulitan menghentikan pengukuhan

Penggunaan Efektif Penghapusan Menemukan pengukuh yang memelihara perilaku Komunikasi jelas dan tegas Menjalankan prosedur ini cukup lama Mengkombinasikan dengan prosedur lain

Tiga kemungkinan terjadinya kegagalan dalam proses extinction 1. Reinforcer yang tidak diberikan yang mengikuti perilaku yang tidak diinginkan, bukan merupakan reinforcer yang mempertahankan perilaku tersebut. 2. Perilaku yang tidak diinginkan mendapatkan intermittent reinforcement dari orang atau sumber lain. 3. Perilaku alternatif yang diinginkan tidak cukup kuat.

TUGAS MPL A. Mengidentifikasi tingkah laku B. Penyebab timbulnya masalah C.   Target Perubahan Tingkah Laku D.   Strategi dalam mengatasi masalah E.    Evaluasi proses dan hasil pencapain

CONTOH A. Mengidentifikasi tingkah laku     Masalah yang akan diteliti adalah anak yang memiliki kebiasaan minum kopi tanpa mengenal waktu baik malam maupun siang hari.

B. Penyebab timbulnya masalah 1.      Faktor internal Setelah dilakukan wawancara dengan subyek tersebut ternyata faktor yang mempengaruhinya yaitu, awalnya keinginan untuk mengerjakan tugas pada malam hari jadi dengan ia minum kopi maka subyek sanggup tidur setelah tugasnya selesai, tidak hanya pada waktu malam, siang hari setelah pulang kuliahpun ia minum kopi karena berdasar hasil wawancara subyek mengatakan bahwa jika ia tidak minum kopi kepalanya terasa pusing dan tidak bersemangat dalam melakukan tugas-tugasnya.  

 Faktor External a.  Faktor yang mempengaruhi yaitu teman sebaya, setelah dilakukan wawancara ternyata teman sebaya juga sangat berpengaruh. awalnya ia mencoba mengkonsumsi kopi karena ia mendapat saran dari temannya. Jika ingin mengerjakan tugas pada malam hari agar tidak mengantuk maka minum kopi sebelum mengerjakan tugas, dengan saran tersebut ia mencoba dan ternyata efek yang ia rasakan ternyata benar, jadi ia melakukan hal tersebut secara berulang-ulang sehingga akhirnya ia kecanduan mengkonsumsi kopi. b. Faktor keluarga, dalam lingkungan keluarganya ternyata kedua orang tuanya juga suka mengkonsumsi kopi maka dari itu ketika mereka melihat anaknya mengkonsumsi kopi mereka tidak melarangnya.

C. Target Perubahan Tingkah Laku Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu dan akan melihat apakah ada perubahan tingkah laku yang di tunjukkan pada diri klein

D. Strategi dalam mengatasi masalah Awal yang dilakukan adalah melakukan perjanjian dengan konseli apakah ia bersedia sebagai subyek penelitian dalam waktu tiga minggu, setelah melakukan wawancara ternyata subyek bersedia dan meng ia-kan permintaan. Setelah subyek menyetujui , kemudian dilakukan proses konseling dengan pemberian reinforcement (penguatan) kepada subyek yang mana dalam penguatan ini diberikan masukan bahaya mengkonsumsi kopi yang berlebihan untuk kedepannya

D. Strategi dalam mengatasi masalah Tiga hari setelah dilakukan penguatan, tim melakukan komunikasi yang membahas tentang permasalahan subyek yang mengkonsumsi kopi yang berlebihan, ternyata hasil yang didapat belum membuahkan hasil

Hal tersebut tidak menjadi masalah karena target yang diinginkan dalam penghentian tingkah laku ini tiga minggu, sehingga masih punya waktu untuk bisa menghentikan kebiasaan subyek, setelah seminggu ternyata belum juga ada perubahan, kemudian mencari tahu dari berbagai sumber bagaimana cara lain untuk mengurangi kebiasaan mengkonsumsi kopi, mencoba untuk mengurangi stok kopi yang subyek  miliki setelah itu dilakukan peneguran pada saat ia mengkonsumsi kopi

pada minggu kedua ia mengalami perubahan walaupun tidak sesuai yang diinginkan biasanya setiap malam ia minum kopi dua bungkus pada minggu kedua ini ia bisa mengurangi hanya satu bungkus kopi, tidak hanya itu usaha untuk memberikan saran kepada dia, setelah adanya perubahan tersebut kembali memberi masukan agar subyek memperbanyak mengkonsumsi air putih yang cukup, makan seimbang, dan olahraga secara teratur

Subyek keesokan harinya melakukan olahraga dan mengkonsumsi air putih yang cukup. Setelah minggu ketiga subyek mengalami perubahan sesuai dengan harapan, walaupun tidak berhenti total ia mengalami perubahan, pada minggu ketiga ini subyek mengkonsumsi kopi rutin hanya pada siang hari pada malam hari subyek sangat jarang sekali.

E. Evaluasi proses dan hasil pencapain Subyek tidak secara total berhenti untuk mengkonsumsi kopi tersebut tetapi setidaknya subyek mempunyai keinginan untuk mengurangi mengkonsumsi kopi yang tadinya subyek rutin setiap siang dan malam kini subyek hanya mengkonsumsi kopi pada siang hari sedangkan pada malam hari subyek sudah sangat jarang mengkonsumsi kopi.