KONSEP DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PBKL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

PBKL 1.UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2.UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3.PP Nomor 25 Tahun 2000.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang.
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
 Dedi saputra: wi fajar S:  Inna fathul F:  Tri wahyu N:  Utari tri U:
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
PENGERTIAN Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar.
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KONTEKS
PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK
PANDUAN PENGEMBANGAN KTSP
PENGELOLAAN KURIKULUM
TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
PENYELENGGARAAN SKM & PBKL
LIMA PILAR BELAJAR GUNA MEWUJUDKAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
MATERI-2 EVALUASI PEMBELAJARAN
Direktorat Pembinaan SMA PANDUAN PENYELENGGARAAN
TEACHING FACTORY DI SMK BI
IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013
LANDASAN YURIDIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Oleh : Hana Pertiwi, M.Pd SELAMAT DATANG
KEBIJAKAN SBI dan RSBI Kementerian Pendidikan Nasional
PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
M. Hamka Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud 2014
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
PAPARAN CALON KEPALA SEKOLAH
Penyaji: Momon Sulaeman
Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 Penyusunan KTSP BIMBINGAN TEKNIS
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
SEKOLAH MENENGAH ATAS BERWAWASAN KEUNGGULAN LOKAL KELAUTAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
PENGERTIAN Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar.
PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003 BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) dan (2):
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
Materi dan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Pengembangan Muatan Lokal.
KURIKULUM KTSP.
VERVAL DOKUMEN 1 KURIKULUM 2013
KEBIJAKAN SBI dan RSBI Kementerian Pendidikan Nasional
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Penyusunan Peraturan Akademik SMA
Standar Nasional Pendidikan
Undang Undang Sisdiknas no. 20 Tahun 2003
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
SILABUS SMK NEGERI I SINGKAWANG
IMPLIKASI PP 19/2005 TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM
IMPLIKASI STANDAR ISI BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM “SSN”
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
MUATAN LOKAL KURIKULUM MUATAN LOKAL
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) OLEH : HARIYANI,S.PD SMK NEGERI 1 BENGKAYANG.
KBK 2004 dan Kurikulum 2006 Sekolah Dasar Nanang Rijono.
JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
Dr. Kusnohadi, M.Pd Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Timur
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
UNGGUL DALAM PRESTASI AKADEMIK UNGGUL DALAM PRESTASI NON AKADEMIK UNGGUL DALAM PENCAPAIAN HASIL NILAI UJIAN NASIONAL UNGGUL DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME.
Transcript presentasi:

KONSEP DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PBKL Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

LANDASAN EMPIRIS TEORI PBKL HUKUM OPERASIONAL PBKL

LANDASAN HUKUM UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kab/Kota PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen 22 dan 23 Tahun 2006 Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permen Nomor 24 Tahun 2006 Permendiknas nomor 12,13,16,Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan PBKL

LANDASAN OPERASIONAL Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat 1 Untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 pasal 34 Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif dan/atau komparatif daerah. Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 pasal 35 ayat 2 Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan dan/atau memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau satuan pendidikan bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal. PBKL

LANDASAN EMPIRIS KEGIATAN HASIL KETERANGAN PBKL KEGIATAN HASIL KETERANGAN PROGRAM BBE-LIFE SKILL YANG DIGULIRKAN OLEH PEMERINTAH PADA TAHUN 2002 SAMPAI DENGAN 2004 KURANG OPTIMAL ESENSI PROGRAM LIFE-SKILL BELUM TERIMPLEMENTASIKAN SECARA KOMPREHENSIF PROGRAM SMA BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL KELAUTAN (BKLK) 2005 PELAKSANAAN KTSP SEJAK TAHUN 2007 BAIK MAMPU MENGAKOMODIR PBKL Program Sekolah Rintisan PBKL 2007 TERNYATA MAMPU MEMACU SEKOLAH UNTUK MEMENUHI 8 SNP

David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan Jerome S. Bruner (Bruner, 1977), LANDASAN TEORI PBKL Setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya Senge, 2000 Proses pembelajaran dalam pendidikan akan menjadi lebih menarik, memberi kegairahan pada semangat belajar peserta didik, jika peserta didik melihat kegunaan, manfaat, makna dari pembelajaran guna menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya saat ini bahkan di masa depan David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan Jerome S. Bruner (Bruner, 1977), Realitas yang ada di sekeliling siswa sehari-hari, misalnya yang berupa potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan membantu mempercepat siswa untuk mengkonstruksi pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Potensi daerah atau keunggulan lokal adalah potensi yang kontekstual yang dapat diangkat sebagai bahan pembelajaran yang menarik di sekolah. Bettencourt (dalam Suparno, 1997)

KONSEP PBKL PENDIDIKAN FUNGSI SEKOLAH PBKL KEUNGGULAN LOKAL PBKL

PENDIDIKAN UNESCO (1999) LEARNING TO KNOW, LEARNING TO DO, PBKL PENDIDIKAN UNESCO (1999) LEARNING TO KNOW, LEARNING TO DO, LEARNING TO BE, LEARNING TO LIVE TOGETHER UURI NO 20 TAHUN 2003 “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” Panduan KTSP tentang Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME Belajar untuk memahami dan menghayati Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

(Morris. Et el. 1962tentang113)tentang PBKL FUNGSI SEKOLAH (Morris. Et el. 1962tentang113)tentang Sekolah memberi peluang untuk pengembangan dirinya serta mobilitas sosial Sekolah mengembangkan kompetensi individu sebagai pekerja, masyarakat serta orang tua Sekolah memberikan kontribusi untuk perkembangan ekonomi masyarakat Sekolah membantu memecahkan masalah sosial (Caldel dan Spinks (1992) Otoritas sekolah dalam MBS 1. Pengetahuan ( Knowledge ) ; otoritas keputusan yang berkaitan dengan kurikulum, tujuan dan sasaran pendidikan. 2. Teknologi ( Technology ) ; otoritas mengenai pemanfattan sarana dan prasarana pembelajaran. 3. Kekuasaan ( Power ) ; otoritas dalam membuat keputusan. 4. Material ( Material ) ; kewenangan mengenai penggunaan fasilitas, pengadaan dan peralatan alat-alat sekolah. 5. Manusia ( People ) ; otoritas atas keputusan mengenai sumber daya manusia, pengembangan profesionalisme dan dukungan terhadap proses pembelajaran. 6. Waktu ( Time ) ; otoritas mengalokasikan waktu. 7. Keuangan ( Financial ) ; otoritas dalam mengalokasikan dana pendidikan.

SDA,SDM, BUDAYA, GEOGRAFIS, DAN HISTORIS PBKL KEUNGGULAN LOKAL Keunggulan lokal merupakan bagian dari sumber daya lokal/ daerah tertentu dan sumber daya memiliki kriteria mengandung nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan (skill) dalam memanfaatkannya dan dipandang memiliki nilai ekonomi, bermanfaat bagi kehidupan manusia, aset (sumber persediaan), kemampuan untuk memenuhi dan menangani sesuatu dan sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau pemikiran seseorang (Fauzi tentang 2006). Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, hasil bumi, kreasi seni, tradisi, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. (Dedidwitagama,2007) Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan berkeunggulan komparatif. SDA,SDM, BUDAYA, GEOGRAFIS, DAN HISTORIS

SUMBER DAYA ALAM SDA tidak dapat diperbaharui SDA dapat diperbaharui AIR tentang sarana transportasi , sarana wisata/rekreasi , sarana irigasi/pengairan, PLTA Air di daratan juga dapat membentuk cekungan membentuk danau /bendungan, laut SDA dapat diperbaharui air, tanah, hutan, hewan dan tumbuhan. Tanah tentang Tanah banyak dimanfaatkan untuk menanam sumber daya alam pertanian. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok, seperti padi, jagung dan sagu. Palawija terdiri dari ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Hewan tentang hewan liar dan hewan piaraan. . Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Hewan tentang hewan liar dan hewan piaraan. . sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain). SDA tidak dapat diperbaharui

SUMBER DAYA MANUSIA Pengertian adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya. Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayaguna- kan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan Pengertian transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa depan, sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang berkembang berkesinambungan.

GEOGRAFIS pendekatan keruangan Potensi Geografi adalah potensi (spatial approach) Potensi Geografi adalah potensi yang berhubungan dengan lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi pendekatan lingkungan (ecological approach) pendekatan kompleks wilayah (integrated approach)

BUDAYA Sikap menghargai kebudayaan daerah Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) Budaya adalah segala kegiatan orang atau masyarakat yang melampaui dirinya Dan melakukan pembaharuan-pembaharuan terus.Diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (Referensi Kuncoroningrat). Sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal

HISTORIS bentuk peninggalan benda-benda purbakala PBKL bentuk peninggalan benda-benda purbakala (WISATA) Potensi yang berhubungan dengan riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah). Tradisi yang masih dilestarikan (WISATA)

Pengetahuan (Knowledge) PBKL Panduan Penyusunan KTSP dari BSNP Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dll, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. KOMPETENSI tersebut terdiri atas Imajinasi (Immagination) Pengetahuan (Knowledge) Pengalaman (Experience) Emosi (Emotion) Hasrat (Passion) Karakter (Character) Sikap (Attitude) Keterampilan (Skill) Kesehatan (Health) KOMPETENSI berdasarkan Tujuan Nasional Pengetahuan (Knowledge) Keterampilan (Skill) Kecakapan Kemandirian Kreativitas Kesehatan Akhlak Ketaqwaan Kewarganegaraan Pengetahuan (Knowledge) Sikap (Attitude) Keterampilan (Skill)

KOMPETENSI IMP. PBKL KOMPETENSI AKHIR KOMPETENSI AWAL MEMILIKI VISI PENINGKATAN PENGETAHUAN IMAJINASI I M P L E N T A S B K LEBIH BANYAK PENGALAMAN PENGETAHUAN PENGALAMAN KECINTAAN PADA DAERAH EMOSI KECAKAPAN HIDUP PESERTA DIDIK KETERAMPILAN YANG LEBIH BAIK KETERAMPILAN KESEHATAN KESEHATAN YANG LEBIH BAIK SIKAP KEPERCAYAAN DIRI KARAKTER BUDI PEKERTI KEMAUAN AMBISI

STRATEGI IMPLEMENTASI PBKL STRATEGI IMPLEMENTASI Menggali dan mencari semua informasi dan pengetahuan mengenai PBKL. Sehingga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai PBKL secara utuh sebelum melaksanakannya. PENGETAHUAN PERSUASI menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada warga sekolah yang lain menyampaikan tujuan dan manfaat dari program PBKL. KEPUTUSAN menetapkan keputusan untuk mengimplementasikan PBKL IMPLEMENTASI pelaksanaan PBKL di sekolah. tahapan seluruh warga sekolah selalu mencari informasi dan perkembangan mutakhir mengenai Implementasi PBKL. KONFIRMASI

KEUNGGULAN LOKALtentang TAHAPAN IMPLEMENTASI MP K Daya Dukung tentang KT MU EKSTERNAL MP KEUNGGULAN LOKALtentang SDASDMBUDAYASEJARAH GEOGRAFIS IMP TEMA KL JENIS KL ANALISIS KOMPETENSI PNG MU MP INTERNAL SKP BS PD

Tahap Inventarisasi Keunggulan Lokal Tahap Analisis Tahap Penentuan Tema Keunggulan Lokal Tahap Penentuan Jenis Keunggulan Lokal Tahap Inventarisasi Kompetensi Tahap Penjabaran Kompetensi Tahap Strategi Implementasi Tahap Implementasi PBKL

Tahap Inventarisasi Keunggulan Lokal Pada tahap ini panitia menginventarisasi seluruh keunggulan lokal yang ada di daerah. Keunggulan lokal dari setiap aspek yaitu aspek Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Geografis, Sejarah dan Budaya diinventarisasi melalui teknik observasi, wawancara, dan studi literatur. Tahap Analisis Tahap ini menganilis semua keunggulan lokal yang ada dari berbagai aspek dengan cara mengelompokkan keunggulan lokal yang saling berkaitan satu sama lain. Dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, dan hambatan serta tantangan dari internal dan eksternal sekolah serta menganalisis semua kesiapan dan kebutuhan guna mengimplementasikan program PBKL dengan strategi yang dipilih

Tahap Penentuan Tema Keunggulan Lokal Setelah setiap keunggulan lokal dikelompokkan maka berlanjut pada tahap menentukan tema yang akan di angkat dalam implementasi PBKL. Tema ini bersifat sebagai sebuah ide pokok dari keunggulan lokal yang akan di usung dan lebih bersifat sebagai sebuah label Tahap Penentuan Jenis Keunggulan Lokal Jenis Keunggulan Lokal adalah kompetensi yang akan diberikan pada peserta didik sebagai ciri khas dari sekolah tersebut. Kompetensi ini akan memperkaya SKL yang telah ada.

Tahap Inventarisasi Kompetensi Yang paling penting dalam implementasi PBKL di sekolah adalah menginventarisasi kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan dalam Jenis Keunggulan Lokal. Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan sebanyak mungkin tenaga pendidik atau para ahli di bidang tema PBKL tersebut. Diharapkan kompetensi-kompetensi ini dapat memperkaya kompetensi yang ada di Standar Isi.

Tahap Penjabaran Kompetensi Pada tahap ini kompetensi yang ada di petakan ke pada tiga elemen kompetensi yaitutentang Knowledge (Pengetahuan) Skill (keterampilan) Attitude (sikap) Tahap Strategi Implementasi Kompetensi knowledge (Pengetahuan) strateginya adalah dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajataran yang relevan atau melalui Muatan Lokal. Kompetensi Skill (Keterampilan) strateginya adalah dengan menetapkan Mata Pelajaran Keterampilan. Kompetensi Attitude (Sikap)dapat dilakukan dengan cara Pengembangan Diri, Mata Pelajaran PKn, Mata Pelajaran Agama atau Budaya Sekolah. Strategi implentasi disesuaikan dengan kemampuan masing masing sekolah sebagai hasil analisis faktor eksternal dan internal

FAKTOR KEBERHASILAN Manajemen Sekolah yang efektif dan efisien dalam manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen bimbingan konseling, manajemen hubungan masyarakat, manajemen sarana prasarana Kadar daya usaha yang gigih dari seluruh warga sekolah; Kemampuan berorientasi kepala sekolah, guru dan karyawan; Tema PBKL yang betul-betul dirasakan manfaatnya oleh peserta didik; Pembinaan yang berkelanjutan dari Dinas Kabupaten, Dinas Provinsi dan Direktorat Kerjasama dengan faktor eksternal sekolah; Kredibilitas dan kewibawaan; Pencitraan Publik PBKL ; Bahwa implementasi PBKL dapat menjadikan sekolah memiliki karakteristik keunggulan lokal

PROFIL SEKOLAH PBKL 8 SNP SI SKL PENGELOLAAN SARPRAS PROSES BIAYA TENDIK PENILAIAN + KOMPETENSI KL OPTIMALISASI EFEKTIF DAN EFISIEN

TUJUAN PBKL Peserta didik: 1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah tempat siswa berada; 2.Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya, masyarakat, dan negara; 3.Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional; 4.Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah. 5.Memiliki bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

MANFAAT PBKL Bagi peserta Didik Memberikan rasa percaya diri, hal ini dapat terjadi karena peserta didik akan memiliki kompetensi yang spesifik dan berbeda dengan kompetensi peserta didik dari sekolah lain; Memberikan pengetahuan yang mendalam akan lingkungan sekitar sehingga memiliki keterampilan memecahkan masalah yang ada di sekitar lingkungan; Memahami nilai-nilai budaya daerah sehingga akan membentuk karakter yang baik pada setiap peserta didik

Bagi Sekolah: Terciptanya kebersamaan pada warga sekolah karena memiliki komitmen yang sama untuk mengusung “Tema PBKL”; Terbentuknya iklim dan budaya sekolah yang kondusif; Terwujudnya suasana belajar mengajar yang kondusif; Memiliki nilai jual kepada masyarakat Bagi Pemerintah: Meningkatkan kecintaan terhadap daerah yang akan sekaligus berdampak mengurangi arus urbanisasi; Mengurangi angka pengangguran, karena lulusan dari sekolah yang mengimplentasikan PBKL akan memiliki jiwa entrepreneurship yang cukup tinggi

TERIMA KASIH