Akuntansi sumber daya manusia muncul disebabkan kegagalan prinsip- prinsip akuntansi dalam memberikan informasi yang relevan dan memberlakukan biaya-biaya sumber daya manusia sebagai beban (expence) pada periode terjadinya. Akibatnya pendekatan baru, seperti audit akuntansi social dan sumber daya manusia mempertimbangkan fakta bahwa modal manusia dan harta berwujud bersifat berbeda secara alami dalam memperkenalkan perspektif yang lebih luas dalam akuntansi sumber daya manusia.
Akuntasi sumber daya manusia adalah pengukuran nilai mengenai sumber daya manusia di dalam perusahaan, termasuk bagian- bagian laporan yang menggambarkan masalah-masalah, seperti biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan dari pelatihan, keberpindahan karyawan, ketidakhadiran, nilai dari pengetahuan karyawan, dan lain-lain.
Konsep akuntansi SDM Sejarah akuntansi SDM Peran Manajerial. Akuntansi SDM Pengukuran biaya dan nilai SDM Sistem akuntansi SDM
Pendekatan awal akuntansi sumber daya manusia digambarkan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi tentang sumber daya manusia untuk memudahkan efektivitas manajemen dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan perkembangan dari prinsip akuntansi berdasarkan biaya manfaat terhadap kebutuhan organisasi dari mengkomunikasikan informasi lain dalam istilah keuangan. Hal ini juga melibatkan pengukuran nilai ekonomi dari manusia terhadap organisasi.
Dengan adanya akuntansi sumber daya manusia diharapkan dapat memberikan fitur berbeda yang bersumber dari ekonomi yang sedang muncul dan terdapat penekanan yang semakin besar terhadap modal manusia (pengetahuan, keterampilan dan pengalaman manusia). Sehingga hal ini menunjukkan bahwa pengembangan modal manusia berbiaya mahal dan memerlukan signifikan, baik oleh individu maupun organisasi yang mempekerjakan mereka.
Pada akhir perang dunia ke II perekonomian Amerika Serikat menjadi ekonomi berbasis pengetahuan dan jasa. Jasa-jasa ii adalah produk dari sejumlah besar pelatihan dan pengalaman. Dengan demikian perekonomian tersebut terdiri atas semakin banyaknya karyawan yang bersifat tekhnis dan profesional, dengan begitu terdapat peekanan yang semakin besr terhadap modal manusia ( pengetahuan, keterampilan, pengalaman manusia ). Pengembangan modal manusia memiliki biaya yang mahal dan memerlukan investasi yang signifikan
Terdapat juga dukungan di antara beberapa teoretikus akuntansi awal untuk mernperlakukan manusia sebagai aktiva dan menghitung nilainya. Misalnya saja, D, R. Scott memerhatikan, “seorang tenaga kerja operasi teknis yang terlatih selalu merupakan aktiva yang berharga”. Secara serupa, W. A. Falon telah menyatakan, “dalam suatu perusahaan bisnis, karyawan yang dikelola dengan baik dan loyal mungkin adalah aktiva yang lebih penting dibandingkan dengan persediaan barang dagangan”.
Salah satu dari pendekatan paling awal untuk mengukur dan mencatat nilai dari sumber daya manusia dikembangkan oleh R.H Hermanson, seorang akuntan akademis, sebagai bagian dari disertasi Ph.D-nya yang kemudian diterbitkan sebagai mongraf pada tahun 1964 dengan judul ‘Akuntansi untuk Sumber Daya Manusia’.
Akuisisi Sumber Daya Manusia Kebijakan Akuisis dan Pengembangan Alokasi Sumber Daya Manusia Konservasi Sumber Daya Manusia Pemamfaatan Sumber Daya Manusia Evaluasi dan Imbalan Sumber Daya Manusia
Pengeluaran actual historis yang terjasi sebagai suatu investasi dalam sumber daya. Pengorbanan yang harus dilakukan hari ini untuk menggantikan sumber daya dari suatu organisasi. Jumlah maksimum yang dapat diperoleh sumber daya tersebut dalam penggunaan alternatif. Biaya Awal Biaya Penggantian Biaya Kesempatan
Pengukuran Non-moneter atas Niilai Manusia Pengukuran Moneter atas Nilai Manusia
Sistem Akuntansi Sumber Daya Manusia Sistem ISistem kepegawaian yang disyaratkan Sistem IISistem Akuntansi SDM Dasar Sistem IIISistem Akuntansi SDM Menengah Sistem IVSistem Akuntansi SDM Lanjut Sistem VSistem Akuntansi SDM Total