Muhammad Maftuh R0014048 PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
Advertisements

Pendekatan Situasional
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SISTEM MANAJEMEN K3 PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN K.3 MATERI 1
SISTEM MANAJEMEN K3 PERATURAN PEMERINTAH NO.50 TH MATERI 2
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
SAFETY ggggggggggg PROSEDUR K3.
Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja
STANDAR UMUM PEMERIKSAAN
SKEMA PENERAPAN SISTEM KEAMANAN PANGAN PADA TIAP TAHAPAN PRODUKSI
INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S..
Pengendalian Mutu Agroindustri
UNDANG – UNDANG TENAGA KERJA No
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Dirangkum oleh: Irsansyah Putra (071243)
Tugas resume Jurnal pengendalian dan penjamin mutu
SISTEM MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO/IEC : 2005.
Tahun : <<2008>>
Psikologi Dunia Kerja Kepuasan Kerja, Kegairahan Kerja & Keamanan Kerja Dinnul Alfian Akbar, SE, M.Si Pertemuan 8 Dinnul Alfian Akbar, 2010.
Tahun : <<2008>>
Penerapan Sistem Keselamatan dan KesehatanKerja (K3) Pada Proyek Plaza Oleos Tower 1 Jakarta Nama : Andi Rosari NIM :
1 Matakuliah: S0622 / Manajemen Konstruksi Tahun: 01 Februari 2006 MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 02.
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PROSEDUR KERJA STANDAR (PKS)
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
DISUSUN OLEH: HESTY UTAMI PRATIWI ( ) ISO 9000: TAHAPAN DALAM TOTAL QUALITY MANAGEMENT UNTUK PERUSAHAAN KONTRUKSI.
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN A. Latar belakang Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk.
Manajemen Risiko Pertemuan XI
Daftar Kerugian Potensial
Audit Internal K3 By : Wahyuni, S.Psi, M.Kes.
Mutu dalam Industri Pangan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertemuan II
Contract close out Pertemuan 13
Rahmadi Hari Wicaksono
Keselamatan dan kesehatan kerja
TUGAS PENGENDALIAN & PENJAMINAN MUTU
PESERTA PELATIHAN AKREDITASI FKTP PUSKESMAS KECAMATAN CENGKARENG
INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S..
Pemeriksaan internal pada kegiatan produksi
LINGKUNGAN ORGANISASI
Mutu dalam Industri Pangan
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
PERTEMUAN – 2 MEMULAI PROYEK. PERTEMUAN – 2 MEMULAI PROYEK.
Perilaku konsumen Proses keputusan konsumen: proses pasca pembelian, kepuasan konsumen, dan komitmen. Hadi Permana Aldi Indra Gunawan
FAKULTAS SAINS & TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Manajemen Sumber Daya Manusia
Metode Pelaksanaan Konstruksi
SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI (SMK3 KONSTRUKSI) Disampaikan oleh
Aspek Produksi dan Operasi
PENGANTAR MANAJEMEN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
TERTIB atau CELAKA.
FILOSOFI K3 OLEH: SYAFRIANI.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi
SMK3 : Pengelolaan SDM dan Kepemimpinan
Manfaat SMK3 1. Melindungi Pekerja
K3 K3 adalah kesehatan dan keselamatan kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan.
Pengetahuan & Informasi Terkait Pengaruh Komitmen Manajemen K3.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA   NOMOR 50 TAHUN 2012   TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
KELOMPOK 3 Ikbal muzaki Renaldi tampubolon Ponco Salahudin al ayufi
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA Nama Kelompok : 1.Desy Dwi Cahyani 2.Evi Liana 3.Siti Nur Azizah 4.Hilda Yunita.
Abdul latieff HSE Officer. Definisi Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia.
BAB 1, 2, DAN 3 PERTEMUAN KE 1 13/11/2018.
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertemuan
Komitmen dan Kebijakan dalam Membangun Manajemen K3
DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MANAJEMEN MUTU DAN AUDIT KEPERAWATAN MARSIANA ANGGRAENI.
SOSIALISASI PENERAPAN SOP (STANDAR OPERATION PROCEDURE) WHAT SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam.
Obyektif Setelah mengikuti pembekalan materi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), audience diharapkan mampu: Berperilaku aman di tempat kerja. Bersikap.
Transcript presentasi:

Muhammad Maftuh R0014048 PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

Proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir tertentu yang cukup penting bagi kepentingan pihak manajemen. Proyek tersebut salah satunya meliputi proyek konstruksi. Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Salah satu fokus perusahaan kontraktor adalah menciptakan kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik di proyek. Sedangkan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Industri konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri (Hillebrandt,1985).

Keselamatan kerja merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, dimana keselamatan kerja perlu mendapat perhatian yang sama dengan kualitas, jadwal dan biaya. Keterlibatan secara aktif dari manajemen perusahaan sangat penting artinya bagi terciptanya perbuatan dan kondisi lingkungan yang aman. Program keselamatan kerja (safety work program) perlu dibuat oleh manajemen perusahaan, serta memiliki komitmen untuk menjalankan program tersebut demi terciptanya keamanan di lokasi proyek (Hinze, 1997).

Ada fenomena yang menarik yang dimiliki oleh industri konstruksi, yaitu pertama bahwa jasa industri konstruksi merupakan sebuah industri yang memiliki resiko cukup besar, akan tetapi dapat diminimalisir dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja melalui pembentukan budaya kerja yaitu salah satunya budaya keselamatan dan kesehatan kerja. Kedua, industri konstruksi merupakan sebuah industri yang tidak sekedar berorientasi pada produk jadi sebagaimana pada industri lain, akan tetapi berorientasi pada proses. Oleh karenanya dalam proses tersebut perlu diperhatikan faktor-faktor internal

Komitmen Top Management terhadap K3 Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek Konstruksi Semakin tinggi Komitmen Top Management terhadap K3 , akan mengakibatkan semakin tinggi pula Kinerja Proyek Konstruksi . Sebaliknya semakin rendah Komitmen Top Management terhadap K3 akan mengakibatkan semakin rendah pula Kinerja Proyek Konstruksi. aspek yang paling berpengaruh adalah perusahaan memberikan perlengkapan K3, dimana para pekerja akan merasa aman dan nyaman melakukan pekerjaan konstruksi ketika dirinya dilindungi dengan adanya perlengkapan K3. Aspek lain yang diukur adalah pengawasan terhadap K3 para pekerja, dimana antara pihak manajemen dan para pekerja terjadi hubungan yang saling memperhatikan pentingnya K3 pada proyek konstruksi.

Peraturan dan Prosedur K3 Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek Konstruksi faktor peraturan dan prosedur K3 memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap kinerja konstruksi. bahwa aspek yang paling berpengaruh adalah peraturan dan prosedur K3 yang mudah dimengerti, dimana dengan mensosialisasikan semua peraturan yang dibuat oleh manajemen mengenai masalah K3 dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pekerja sehingga mempermudah pekerja untuk melaksanakan peraturan dan prosedur tersebut

Faktor Komunikasi Pekerja Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek Konstruksi aspek yang paling berpengaruh adalah pekerja merasa puas dengan penyampaian informasi pekerjaan, dimana para pekerja tidak akan merasa ragu-ragu melakukan pekerjaannya jika sudah disampaikan mengenai lingkup pekerjaannya secara jelas dan dipahami oleh pekerja. Dengan demikian akan mengurangi terjadinya kesalahan- kesalahan yang dapat mengurangi kinerja dari proyek konstruksi. Hal ini berkaitan dengan pernyataan bahwa komunikasi yang baik diperlukan antara pihak manajemen dari pihak pekerja. Serta komunikasi yang baik antara sesama pekerja, serta proses penyampaian informasi terbaru pada pekerja (Cheyne, 1998).

Lingkungan Pekerja Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek Konstruksi aspek yang paling berpengaruh adalah pekerja tidak bosan melakukan pekerjaannya yang berulang-ulang, dimana dengan melakukan pekerjaannya berulang-ulang diharapkan para pekerja menjadi ahli dibidangnya sehingga akan meningkatkan kinerja suatu proyek karena meminimalisir terjadi kesalahan kerja.

Keterlibatan Pekerja Berpengaruh terhadap Kinerja Proyek Konstruksi aspek yang paling berpengaruh adalah pekerja melaporkan jika terjadi kecelakaan kerja atau situasi yang bahaya, dimana dengan adanya pencatatan diharapkan adanya perhatian khusus dan prosedur baru pada suatu pekerjaan untuk menghindari tidak terjadi kecelakaan yang sama. Dengan demikian kinerja pekerja akan meningkat, sehingga kinerja proyek juga akan meningkat.

Kesimpulan yang dapat diambil dari model pengaruh budaya keselamatan dan kesehatan kerja adalah budaya keselamatan kerja harus dimulai dari top management terhadap masalah keselamatan kerja, selanjutnya pelaksanaan konstruksi prosedur keselamatan kerja memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja proyek konstruksi. Karena semakin tinggi budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan oleh top management, maka akan semakin tinggi pula kinerja suatu proyek konstruksi. Kesimpulan diambil sesuai dengan penelitian dan pustaka yang menyatakan bahwa budaya keselamatan dan kesehatan kerja harus dimulai dari top management.