LANDASAN KURIKULUM
Landasan Kurikulum adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum lembaga pendidikan.
FALSAFAH KEMASYARAKATAN PSIKOLOGI BELAJAR PERKEMBANGAN SISWA LANDASAN KURIKULUM FALSAFAH KEMASYARAKATAN KEBUDAYAAN PSIKOLOGI BELAJAR PERKEMBANGAN SISWA
FALSAFAH
Landasan Kurikulum: FALSAFAH Falsafah Pendidikan: Rekontruksisme Perenialisme Esensialisme Progresivisme
1. Rekontruksisme Keberadaan sekolah adalah untuk adanya perbaikan dalam masyarakat (John Dewey) Menurut Theodore Brameld, nilai-nilai rekontruksisme meliputi: Makanan yang cukup Pakaian yang cukup Perlindungan dan kebebasan Kebutuhan seksual dan pelayanan Rekan kerja dan bisnis Persahabatan, saling setia dan kepribadian
Rekontruksisme.... Pengakuan, penghargaan dan status Sesuatu yang baru, keingintahuan, variasi, petualangan, pertumbuhan dan daya kreasi Kemampuan membaca, kepandaian dan informasi Partisipasi dan tukar pikiran Pengertian, perintah dan tujuan Kesimpulan dari falsafah ini adalah untuk menjadikan sekolah sebagai agen utama dalam perubahan sosial
2. Perenialisme Pendidikan bermaksud mengatur pikiran, kemampuan, perkembangan rasio dan pencarian kebenaran (Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas) Pendidikan yang disempurnakan untuk kebutuhan yang mendesak, bukanlah pendidikan yang bermanfaat. Pendidikan ideal adalah pendidikan yang ikut memperhatikan pengembangan pikiran.
3. Essensialisme Pendidikan bertujuan untuk menyebarkan budaya. Kemampuan dasar manusia menjadi prioritas dalam kegiatan program belajar dan latihan.
4. Progresivisme/ Pragmatisme Anak harus memahami pengalaman pendidikan “disini” dan “sekarang”, memiliki filosofi “pendidikan adalah hidup” dan “belajar dengan melakukan” Mendorong sekolah menyediakan pelajaran bagi setiap individu yang berbeda, baik dalam mental, fisik, emosi, spiritual dan perbedaan sosial.
Dinegara kita INDONESIA, menggunakan dasar falsafah pendidikan apa?
FALSAFAH NEGARA PANCASILA Sebagai Dasar Pendidikan Pancasila Falsafah Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi adan disertai budi pekerti yang luhur, dan mencintai bangsa dan sesama manusia, sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945
KEMASYARAKATAN
Masyarakat adalah suatu sistem, yang didalamnya terdapat subsistem yang berjenjang secara struktural. Subsistem Kepercayaan Subsistem Nilai Subsistem Kebutuhan Subsistem Permintaan
Kekuatan Sosial yang Mempengaruhi Kurikulum Kekuatan sosial yang resmi Pemerintah suatu negara, Pemerintah daerah, Perwakilan Pendidikan setempat Kekuatan sosial setempat Yayasan-yayasan pendidikan, Kerukunan keluarga sekolah-sekolah, Perguruan tinggi, Persatuan orang tua murid, Penerbit buku pelajaran, Perkumpulan kemanusiaan, Media massa, Adat setempat Organisasi Profesional Persatuan guru, Persatuan dokter dan ahli hukum Kelompok kepentingan tertentu Kelompok patriotik, Ikatan pendukung cita-cita kemerdekaan, Kelompok ekonomi, dll
KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat Kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, rasa meliputi jiwa manusia yang diwujudkan dalam norma-norma dan nilai-nilai, dan cipta merupakan pikiran orang-orang dalam kehidupan bermasyarakat.
DIMENSI KEBUDAYAAN Keluarga Pendidikan Politik Ekonomi Agama Teknologi
Perubahan Kebudayaan Indonesia Cita-cita & Ideologi Masy Integrasi Kebudayaan Nas Pertumbuhan Penduduk Pengaruh Geografis Pengaruh Tekn modern
Implikasi Sosial Budaya dalam Penyusunan Kurikulum Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial –budaya masyarakat Karena kondisi sosial budaya masyarakat senantiasa berubah dan berkembang sejalan dengan perubahan masyarakat, maka kurikulum harus disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat dinamis, sehingga kurikulum relevan dengan masyarakat Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya masyarakat Kurikulum disekolah harus disusun berdasarkan keudayaan nasional yang berlandaskan pada falsafah Pancasila, yang mencakup kebudayaan daerah.
PSIKOLOGI BELAJAR
Psikologi Belajar dan Implikasinya dalam Penyusunan Kurikulum Perencanaan Kurikulum harus bersifat fleksibel (luwes) dan menyediakan suatu program yang luas guna pengembangan berbagai pengalaman belajar. Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan latar belakang siswa dan keseluruhan lingkungannya, agar pengalaman belajar yang diperolehnya memiliki makna dan tujuan Pengembangan kurikulum hendaknya memberikan pengalaman yang serasi dengan kebutuhan penyesuaian diri dan mengembangkan kepribadian yang terintegrasi
Kurikulum disusun dan dilaksanakan dengan memperhatikan kesiapan para siswa, karena hal ini mempengaruhi proses pendidikan Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum hendaknya memungkinkan partisipasi aktif dan tanggung jawab para siswa, baik seorangan maupun kelompok Penyusunan kurikulum hendaknya terdiri atas unit-unit yang luas dan menyeluruh, serta memadukan pola pengalaman yang bermakna dan bertujuan
Dalam proses penyusunan dan pelaksanaan kurikulum hendaknya diberikan serangkaian pengalaman, yang melibatkan para guru dan siswa secara bersama, sehingga akan mendorong keberhasilan belajar para siswa tersebut Penyusunan kurikulum hendaknya disertai dengan kegiatan evaluasi, faktor penting yang mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.
PERKEMBANGAN SISWA
Perkembangan Siswa dan Implikasinya dalam Penyusunan Kurikulum Kurikulum hendaknya disusun dengan mempertimbangkan dan memperhatikan tingkat pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan siswa. Penyusunan Kurikulum hendaknya didasarkan atas kebutuhan siswa atau disebut dengan “child centered curriculum” Keberhasilan mengerjakan suatu tugas perkembangan merupakan acuan keberhasilan mengerjakan tugas-tugas perkembangan pada masa datang. Sehingga...
tugas-tugas yang muncul dalam setiap tingkat perkembangan siswa perlu diperhatikan terutama dalam penentuan isi dan materi Faktor minat merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum (disebut “special interest education”). Dalam kurikulum perlu disediakan sejumlah mata pelajaran yang bersifat pilihan (selektif).
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.