Rysca Indreswari SPt., MSi. MERPATI Rysca Indreswari SPt., MSi.
Burung merpati atau burung dara domestik dapat diklasifikasikan ke dalam : Kelas :Aves Sub Kelas : Neornithes Super Ordo : Columbidae Famili : Columbidae Genus : Columba Spesies : Columba Livia (Levi, 1945)
SISTEMATIKA UNGGAS
Merpati Indonesia berasal dari jenis merpati lokal (Muhami, 1983) Merpati Indonesia berasal dari jenis merpati lokal (Muhami, 1983). Merpati lokal tersebut berasal dari merpati liar (Columba livia) yang telah lama dibudidayakan dan asal penyebarannya dari Eropa (Antawidjaja, 1988). Merpati famili Columbidae merupakan famili yang meliputi 289 spesies dengan ukuran mulai dari merpati Diamond yang mempunyai ukuran 12 cm sampai merpati Crowned yang berukuran sebesar kalkun betina (Pigeon Recovery, 2001).
Levi (1945) menyatakan bahwa merpati mempunyai sifat damai hampir tidak ada Pack Order dan kanibalisme, walaupun ditempatkan dalam satu kandang, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memilih pasangan sendiri, bersifat monogami, dan mempunyai sifat sense of location dalam waktu yang lama dan dalam jarak yang jauh. Blakely dan Bade (1988) melaporkan bahwa bila salah satu pasangan mati atau dipisahkan oleh manusia, maka dicarikan pasangan lain dalam beberapa hari, tetapi bila pasangan yang dipisahkan itu kembali, pasangan lama akan terwujud kembali. Muhami (1983) bahwa salah satu ciri yang membedakan burung merpati (pigeon milk) yaitu cairan yang berwarna krem menyerupai susu yang dikeluarkan dari tembolok induk jantan maupun betina.
Salah satu ciri yang membedakan antara merpati dengan unggas lainnya adalah merpati menghasilkan crop milk atau susu tembolok (pigeon milk), yaitu cairan berwarna krem menyerupai susu yang dikeluarkan dari tembolok induk jantan maupun betina. Crop pigeon milk yang diproduksi oleh tembolok induk menyerupai keju dan cair, diproduksi sebelum menetas. Cairan ini diberikan induk kepada anak-anaknya (squabs) dengan cara meloloh dan memompa ke dalam mulut anaknya. Kandungan zat nutrien susu tembolok (pigeon milk) pada merpati (Suprapti, 2003), antara lain : Air (64,30 - 76,75%), Protein (13,17 - 18,80%), Karbohidrat (13,00 - 14,50%), Lemak (7,95 - 12,70%), Abu (1,52 - 1,60%).
Berbagai bentuk tubuh merpati Variasi bentuk bulu dan kepala Berbagai bentuk kepala dan kaki Hommer dan Tumbler Tumbler
KLASIFIKASI DASAR TIPE FANCY TIPE FLYERS TIPE UTILITY King Carneau Swiss mondaine French mondaine Homer
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN MANFAAT Merpati potong Merpati hias Merpati pos Merpati balap
MANFAAT BETERNAK MERPATI Sebagai hewan kesenangan (hobi) Sebagai penghasil daging Sebagai hewan perlombaan Sebagai penghasil pupuk tanaman Sebagai pelaksana tugas2 khusus
Levi (1945) menggolongkan merpati menurut umurnya, yaitu: Squabs, anakan merpati dari umur satu sampai tiga puluh hari. Squabs atau piyik adalah merpati muda yang siap dipasarkan pada umur sekitar 28-30 hari, dan pada umur tersebut piyik mendapatkan makanan yang dihasilkan dari tembolok induknya (susu temblok), baik jantan maupun betina. Makanan yang berasal dari tembolok induk mempunyai kandungan protein sampai 35%, dua kali lipat atau lebih tinggi dibanding kandungan protein pada pakan unggas yang lainnya. Squaker, merpati umur dari 30 hari sampai 6-7 bulan. Youngster merpati yang sudah berumur di atas 7 bulan sampai siap kawin. Jantan atau betina muda kawin pada tahun pertama produksi. Yearling hen yaitu merpati yang sudah berproduksi pada tahun kedua, baik jantan dan betina sampai umur di culling.
Merpati jantan mencapai dewasa kelamin pada umur 4 bulan dan betina umur 6 bulan. Burung merpati bertelur 1-3 butir setiap periode bertelur (clutch), dengan warna telur putih dan berbentuk ellips, tetapi ujungnya meruncing pada bagian yang berlawanan dengan rongga udara, dengan ukuran telur bervariasi tergantung jenis merpatinya. Di alam bebas, merpati hanya bertelur 2-3 kali/tahun. Merpati yang dipelihara untuk tujuan komersial, umumnya bertelur rata-rata setiap 26-40 hari tergantung pada musim dan faktor lainnya. Pengeraman telurnya dilakukan oleh kedua pasangannya, baik jantan maupun betina, tetapi yang lebih banyak melakukan pengeraman adalah sang betina, sementara sang jantan menggantikannya pada pagi sampai siang hari saja.