SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SEMANTIK BAHASA INDONESIA
Advertisements

PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS TEKS DAN JENIS-JENIS TEKS
M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-2
PARATON.
Wacana Dewi Puspitasari.
kalimat Pengertian kalimat
KAJIAN SEMIOTIKA.
SINTAKSIS Pengertian Sintaksis merupakan salah satu cabang linguistik. Istilah sintaksis diambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris.
Pragmatik Dewi Puspitasari.
STRUKTUR INFORMASI.
SARANA KOHESI OLEH: HASTARI MAYRITA.
Wacana Dewi Puspitasari.
Wacana Deskriptif Wacana deskriptif adalah wacana/bacaan yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci dengan cara menjelaskan detail-detailnya.
Metodologi Pembelajaran
ANALISIS WACANA Oleh AHMAD WAHYUDIN.
PENGEMBANGAN PRAGMATIK
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK 1
RUANG LINGKUP WACANA: WACANA, SOSIOLINGUISTIK, DAN PRAGMATIK
TEORI KRITIS DALAM HAZANAH SAINS MODERN
Penerjemahan I Materi I.
PENGARUH STRUKTUR BAHASA BAGI KOMUNIKASI PERSUASIF
SEMANTIK >Kata semantik diturunkan dari kata Yunani “semainein” yang mempunyai arti bermakna atau berarti. >Aminuddin (1988 : 15) menjelaskan bahwa semantik.
Alinea Alinea atau paragraf adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi antarkalimat tersebut. Struktur alinea terdiri.
PEMAKAIAN KALIMAT.
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PEKALONGAN
GAMBARAN UMUM KETERAMPILAN BERBAHASA
Seputar Wacana Kritis Teguh Setiawan
RELEVANSI BERBICARA.
BAB VIII. PARAGRAF DALAM TULISAN Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menerapkan paragraf yang benar dalam tulisan Paragraf adalah kalimat-kalimat yang bertalian.
Pengantar Semiotika Satya Hermawan.
Teori Kritis & Critical Discourse Analysis (CDA)
CABANG LINGUISTIK FONOLOGI MORFOLOGI SEMANTIK PRAGMATIK SINTAKSIS.
Teori Kritis & Critical Discourse Analysis (CDA)
KOMUNIKASI BAHASA.
- Bahasa - Pembelajaran - Pengajaran
Bilingualisme dan Diglosia
1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik
Materi Perkuliahan UNDA
JENIS PENELITIAN ANALISIS WACANA
Tugas Terstruktur Bahasa Indonesia Materi : Pengertian, Karakteristik dan Kegunaan Bahasa Indonesia Keilmuan.
PRAGMATIK.
TRADISI PENELITIAN KUALITATIF
Pertemuan 2 Karakteristik Studi Pragmatik
KALIMAT Kalimat: rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku/bagian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh.
TATA BAHASA FUNGSIONAL
Matakuliah Sosiolinguistik
TINJAUAN FUNGSIONALIS
DIKSI DALAM TULISAN AKADEMIK
TULIS POKOK BAHASAN PERTEMUAN NAMA DOSEN NAMA PRODI & FAKULTAS.
KAJIAN SEMIOTIKA.
FUNGSI DAN RAGAM BAHASA Oleh : Nima Lestari
TRI YULIANA AYU PERTIWI
LOKAL BAHASA INDONESIA A
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
TAJUK 1: PENGENALAN KEPADA WACANA
Pengenalan Ilmu Linguistik dan Bahasa:
Pengertian Tatabahasa,
HAKIKAT BAHASA DAN LINGUISTIK : SATU PERBANDINGAN
PRAGMATIK SEBAGAI ILMU DAN PENGGUNAAN BAHASA MATA KULIAH PRAGMATIK LANJUT ARIF MAHJURIAN SAPUTRA SRI MULYO.
RAGAM BAHASA Bahasa : Simbol / lambang yang dihasilkan oleh alat ujaran / indera manusia untuk melakukan fungsi bahasa. Fungsi Bahasa : Alat komunikasi;
Fungsi dan Ragam Bahasa
Tri Ningsih Kurniawati, S.Pd., M.Hum
BBM 3212 Teori Pragmatik Prof.Madya Dr. Zaitul Azma Zainon Hamzah Jabatan Bahasa Melayu Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Universiti Putra Malaysia.
PENGERTIAN LINGUISTIK
Pengenalan Ilmu Linguistik dan Bahasa:
PEMBIDANGAN LINGUISTIK
BBM 3106 TEORI LINGUISTIK Bersemuka II Oleh Prof. Madya Dr
FAKULTI BAHASA MODEN DAN KOMUNIKASI UNIVERSITI PUTRA MALAYSIA
Fungsi dan Ragam Bahasa
Hakikat Tindak Tutur dan Jenisnya OLEH : Nama:Anni Zulfitri NPM: Prodi: Pend. Bahasa Indonesia.
Transcript presentasi:

SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.

F. de Saussure dengan konsep langue dan parole merupakan cikal bakal sosiolinguistik, pragmatik, dan analisis wacana. Charles Morris (1946) dalam bukunya Language and Behaviour menyatakan ada tiga biang kajian linguistik hubungannya dengan semiotik, yakni sintaksis, semantik, dan pragmatik, sosiolinguistik dan analisis wacana

Harris (1952) dalam bukunya yang berjudul Discourse Analysys menjelaskan tentang kaidah bahasa hubungannya dengan teks dan situasi sosial. Dell Hymes (1958) menganalisis bahasa dengan studi percakapan dikaitkan dengan situasi sosial. Hymes yang menemukakan konsep komponen peristiwa tutur dengan akronim SPEAKING.

Austin (1962) dan Searle (1969) mengemukakan teori tindak tutur, tindak lokusi, dan perlokusi. Grice (1975) juga berpengaruh dalam studi bahasa yang berorientasi kepada konsep bahasa sebagai tindak sosial. Pandangannya adalah prinsip kerja sama yang terbagi dalam 4 maksim percakapan: maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan, dan maksim cara.

Halliday dan Hasan (1979) -- fungsi-fungsi bahasa Brown & Yule (1996) – analisis wacana dikaitkan dengan bidang sosio, psikolinguistik, dan komputer Stubbs (1981) – analisis wacana dengan percakapan antar penutur Coulthard (1977) – Analisis wacana Widdowson (1978) -- kohesi dan koherensi; pengkajian wacana diarahkan kepada kaidah pemakaiannya/rule of use Teun van Dijk

ANALISIS WACANA

PENGERTIAN WACANA Istilah wacana merupakan padanan discourse, yakni bentuk tataran bahasa yang lebih luas daripada kalimat. Wacana memiliki tautan yang padu, memiliki proposisi atau pernyataan yang mengandung makna yang utuh atau informasi yang lengkap yang akan disampaikan kepada pembaca atau pendengar.

Sebagai satuan bahasa terlengkap, dalam tataran kebahasaan wacana merupakan satuan tataran tertinggi dan terbesar. Wacana diwujudkan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 1989)

Wacana merupakan nas yang utuh dan tidak memiliki ketergantungan dengan nas yang berada di luarnya. Wacana itu dikatakan rangkaian ujaran yang lengkap (Suparno, 1994) Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, sehingga terbentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat. Rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain membentuk kesatuan (Alwi, dkk., 1998)

Wacana merupakan satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan keherensi yang berkesinambungan dari awal sampai akhir. Pemahaman terhadap pengertian ini mengisyaratkan bahwa wacana mengacu pada pemanfaatan piranti kohesi dan koherensi yang baik. Kohesi merupakan keselarasan unsur formal kebahasaan atau pertautan rangkaian ujaran yang menggunakan lambang-lambang bahasa. Koherensi merupakan kepaduan wacana secara komunikatif dengan ide-ide yang lengkap ( Tarigan, 1987)

Satu wacana tidak ditentukan oleh panjang pendeknyabentuk/rangkaian bahasa, tidak ditentukan oleh rumpil tidaknya tataran kebahasaan, melainkan oleh kelengkapan maknanya. Jadi, rangkaian ujaran atau tataran itu dikategorikan sebagai wacana harus dilihat dari makna yang terdapat di dalamnya. Dalam hal ini, wacana harus dipahami secara tepat, dengan memperhatikan keberadaan wacana itu sendiri. Dilihat dari wujudnya, wacana dapat berbentuk kata, klausa, kalimat, maupun rangkaian kalimat yang digunakan dalam lingkung komunikasi baik lisan maupun tulis.

Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, dapatlah dirangkum bahwasanya wacana merupakan rekaman kebahasaan tentang peristiwa komunikasi baik lisan maupun tulis (Harris, 1952). Selanjutnya, Firth (dalam Syamsuddin, 1992), pembahasan wacana adalah pembahasan bahasa dan tuturn yang harus satu rangkaian kesatuan situasi atau dengan kata lain makna suatu bahasa berada dalam rangkaian konteks dan situasi.

Contoh Proses Komunikasi Encoding Decoding Lingkung Pesan/Amanat Kontak kode Penutur Mitra tutur

Contoh (1) A : “Teleponnya, Bu”. B : “Saya di kamar mandi”. A : “O, ya sudah”.

(2) “Apa manfaat memiliki telepon? Bila di rumah Anda ada telepon, maka setiap saat Anda di rumah dapat menghubungi atau dihubungi oleh orang- orang yang Anda kenal atau orang lain yang ingin kenal Anda. Anda dapat dengan mudah dan aman bicara apa saja di telepon, baik itu masalah keluarga, masalah sekolah, masalah kegiatan sosial, dan tentang usaha/bisnis Anda”.

(3) BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU (4) HATI-HATI ADA PEKERJAAN JALAN (5) DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI (6) HARAP TENANG ADA UJIAN (7) BELAJAR

CIRI WACANA Secara umum, ciri wacana dapat tercermin dalam tiga dimensi yang berkut: (1)Merupakan nas baik lisan maupun tulisan (2)Menimbulkan interkasi antarpersonal yang melibatkan proses produksi dan penafsiran nas (3)Merupakan bagian tindak sosial.

perian penafsiran penjelasan Aksi sosial Proses produksi Proses interpretasi Interaksi nas

(1)Wacana harus lengkap (2)Wacana berbentuk lisan dan tulisan (3)Wacana bersifat terstruktur (4)Wacana dapat berbentuk kata, klausa, kalimat, dan rangkaian kalimat (5)Wacana dalam konteks komunikasi (6)Wacana memiliki piranti kohesi dan koherensi Ciri wacan a

ANALISIS WACANA Analisis wacana lebih terpumpun pada suatu kecenderungan pengkajian terhadap objek wacana. Brown dan Yule, 1996): menyatakan analisis wacana sebagai analisis atas bahasa yang digunakan pemakai bahasa dengan mengacu kepada fenomena bahasa; bentuk kajian bahasa dalam kerangka penggunaannya baik lisan maupun tulisan yang didukung dengan pemahaman konteks wacana.

Brown dan Yule (1996): Analisis wacana juga dipakai untuk memerikan kegiatan-kegiatan pada persilangan berbagai disiplin bahasa yang berbeda-beda, seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, linguistik filosofis, dan linguistik kompetensi. Halliday dan Hasan (1979) menyatakan analisis wacana adalah analisis bahasa yang merupakan unit semantis dan bukan unit struktural atau gramatikal seperti klausa dan kalimat.

Coulthard (1977) menjelaskan bahwa analisis wacana merupakan analisis satuan bahasa di atas kalimat yang tidak hanya menggunakan metode formal bahasa tetapi juga mempertimbangkan aspek makna. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional (functional use of language).

Stubbs (1981) berpandangan bahwa analisis wacana menunjuk kepada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau di atas klausa. Analisis wacana mengkaji satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau nas tulis. Dengan demikian, analisis wacana memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam lingkungan sosial khususnya interaksi atau swacakap antarpenutur.

Menurut Widdowson (1978), Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use). Menurut Firth (1957) analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi. Menurut Beller, analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik. Menurut Labov (1970) analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindakan berbahasa.