KEMUNDURAN DAN PENYIMPANAN BENIH UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI AGRONOMI KEMUNDURAN DAN PENYIMPANAN BENIH NISA BUDI ARIFIANA 161520101001
Deteriorasi Menurunnya mutu benih yang menimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih. Faktor suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi kecepatan kemunduran benih.
Gejala Deteriorasi Gejala fisiologi Gejala Biokimia
1. Perubahan warna benih Benih yang mengalami deteriorisasi warnanya akan berubah. Hal ini dipakai sebagai salah satu tolak ukur pertama, meskipun perubahan itu subjektif. 2. Mundurnya perkecambahan. Kemampuan berkecambah benih menurun. 3. Mundurnya toleransi terhadap lingkungan. Memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyimpangan kondisi lingkungan. 4. Mundurnya toleransi terhadap penyimpanan. Kepekaan terhadap keadaan singkat. 5. Sangat peka terhadap radiasi. 6. Mundurnya pertumbuhan kecambah. Pada benih yang telah menua jika masih dapat berkecambah maka pertumbuhan/perkembangan kecambahnya lambat dan tidak merata. 7. Mundurnya vigor (kekuatan tumbuh). Benih tidak dapat berkecambah dalam kondisi sub optimum dan optimum. Ada perbedaan persentase viabilitas uji di labolatorium dengan kenyataan di lapangan. 8. Meningkatnya jumlah kecambah abnormal.
Gejala Biokimia 1. Aktivitas enzim menurun: dehidrogenase, glutamat dekarboksilase, katalase, peroksidase, fenolase, amilase, sitokrom oksidase. Respirasi menurun : konsumsi O2 rendah, produksi CO2 rendah, produksi ATP rendah Bocoran metabolit meningkat: menjadikan nilai daya hantar listrik meningkat dan gula terlarut menigkat Kandungan Asam Lemak Bebas meningkat: Lipid: asam lemak + gliserol Ribosom tidak mampu berdisosiasi: sintesis protein terhambat Degradasi dan Inaktivasi Enzim: perubahan struktur makromolekul enzim menurunkan aktivitasnya. Pengaktifan/Pembentukan Enzim-enzim Hidrolitik: Bila KA benih > 20%, cukup untuk mengaktifkan enzim2 hidrolotik(lipase, fosfolipase, fosfatase, amilase) Akumulasi senyawa beracun (toxic) a. embrio baik pada endosperm tua b. embrio tua pada endosperm baik Keduanya : menunjukkan vigor dan perkecambahannya buruk
Gambar 1. Perilaku kandungan protein benih kedelai selama penyimpanan terkontrol (suhu 19-220C, RH 64-67%, Kadar Air 9-11%) Reaksi oksidasi asam amino berhubungan dengan jumlah oksigen yang masuk ke dalam benih dan berkaitan dengan permeabilitas kulit benih. Menurut Tatipata (2007) protein bersifat higroskopis sehingga akan lebih mudah mengabsorbsi air. Peningkatan kadar air benih menyebabkan hidrolisis protein dan fluiditas membran mitokondria berkurang sehingga merubah bentuk protein yang terikat pada bilayer lipid. selama deteriorasi benih telah mengalami degradasi protein sehingga menyebabkan menurunnya viabilitas benih.
daya hantar listrik pada Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin lama periode simpan maka nilai daya hantar listrik semakin meningkat. Nilai daya hantar listrik lebih tepat untuk menguji tingkat kerusakan benih dibandingkan kandungan protein karena lebih menggambarkan vigor daya simpan benih selama periode simpan. Kerusakan membran sel sebagai akibat dari perubahan pada struktur protein dan lipid melalui proses hidrolisis dan oksidasi menyebabkan kebocoran membran sel dengan sejumlah elektrolit yang keluar yang diukur melalui nilai daya hantar listrik. Meningkatnya daya hantar listrik mengindikasikan bahwa benih semakin rusak dan vigor benih semakin menurun. Gambar 2. Perilaku daya hantar listrik benih kedelai selama penyimpanan terkontrol (suhu 19-220C, RH 64-67%, Kadar Air 9-11%)
Penyimpanan Benih
penyimpanan jangka panjang penyimpanan jangka menengah Periode Penyimpanan : penyimpanan jangka panjang penyimpanan jangka menengah penyimpanan jangka pendek.
Kelompok benih : Ortodoks Rekalsitran
Faktor –faktor mempengaruhi penyimpanan Faktor dalam 1. Genetis 2. Kadar air awal benih 3. Viabilitas awal benih Faktor luar Suhu udara Kelembaban ruang simpan Kemasan benih
FAKTOR DALAM Genetis Benih dari beberapa spesies tanaman dapat bertahan lebih lama pada kondisi penyimpanan tertentu dibandingkan dengan spesies lainnya. Kadar air awal Kandungan air benih awal sebelum disimpan pada benih ortodoks ±12% sedangkan pada benih rekalsitran ± 30-70%. Kadar air yang tidak sesuai dengan sifat benih maka dapat mempengaruhi kemunduran benih selama dalam penyimpanan.
Viabilitas awal benih Proses pemanenan dan pemilihan benih yang baik telah memasuki masak fisiologis dapat memiliki viabilitas awal yang tinggi.
FAKTOR LUAR SUHU Makin rendah suhu ruang penyimpanan maka umur simpan benih akan semakin panjang. Menurut kaidah Harrington dalam (Sutopo,1988), dengan penurunan suhu ruang simpan sebesar 50C maka daya simpan benih akan meningkat 2 kali lipat. Hukum ini berlaku pada suhu ruang simpan antara 0 - 500C. Kelembaban ruang simpan Kelembaban udara yang rendah sangat baik untuk mempertahankan viabilitas benih, tetapi bagi benih yang recalsitrant kelembaban udara yang rendah dapat menurunkan viabilitas benih selama penyimpanan. Sebagian besar kelembaban nisbi yang baik ±50-60%.
Kemasan Benih Dalam menjaga viabilitas benih pada penyimpanan lebih baik menggunakan bahan kemasan benih yang kedap udara dan uap air.
benih kedelai mengandung protein yang tinggi dan lebih cepat dalam menyerap air. Dengan cepatnya benih kedelai menyerap air maka cepat pula terjadi kebocoran-kebocoran pada sel-sel dalam benih. Kedelai yang memiliki kandungan lemak dan minyak dapat terhidrolisis dan teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan lemak karena terdapat sejumlah air di dalamnya sehingga proses hidrolisis akan menghasilkan asam lemak bebas (Yazid dan Nursanti 2006).
TERIMAKASIH...