Kelompok 1 Mata Kuliah Hubungan Antar Person Self-Disclosure
“Kapan, bagaimana, dengan siapa, bagaimana cara menyatakannya?” Introduction Pengungkapan “Kapan, bagaimana, dengan siapa, bagaimana cara menyatakannya?”
Example I started dating a new guy from work, and it’s still very exciting. We’re taking it slow, so we haven’t told many people. I wonder what will happen when they find out ? I am a gay man, but I have never talked to my parents about my sexual orientation.
Theoritical and Empirical Foundations (Contributions of early self-disclosure researchers) Sidney Jourard Orang pertama yang mempublikasikan secara luas skala pengukuran self-disclosure pada teman, orang tua dan pasangan (Jourard, 1964, 1971) Irwin Altman & Dalman Taylor Keduanya bersama menulis buku “Social Penetration: The Development of Interpersonal Relationships Altman memperkenalkan tentang pengertian “Dialectics” pada studi self-disclosure Didasarkan dari “Dialectics” milik Altman, Sandra Petronio (2002) muncul dengan bahasan “Boundaries of Privacy”
Mirra Komarovsky Mengaitkan self-disclosure dengan dunia pernikahan dalam bukunya “Blue-Collar Marriage” pada tahun 1962 Dan beberapa tokoh lainnya yang juga membahas tentang self-disclosure, antara lain Zick Rubbin, Alan Chaikin & Valerian Derlega, dan Richard Archer, John Berg, & Lynn Miller
Defining Self-Disclosure “What is self-disclosure?” Bagaimana orang mengungkapkan “real self” atau “essence” dari mereka pada paling sedikit 1 orang (Altman & Taylor, 1973; Fromm, 1956; Jourard, 1971a)
Disclosure Trajectories Seseorang dapat dengan cepat mengungkapkan sesuatu kepada orang lain didukung oleh : Perkembangan hubungan Frekuensi Kedalaman Topik yang dibahas *Self-disclosure diasumsikan dapat menurunkan hubungan yang memburuk.
Collins dan Miller (1994) menjelaskan hubungan self-disclosure dan hubungan kedekatan : Orang akan lebih terbuka kepada orang lain yang mereka sukai. Orang menyukai orang lain yang terbuka kepada dirinya. Orang menyukai orang lain yang lebih terbuka untuk menceritakan kehidupan pribadinya.
Peneliti kontemporer melaporkan bahwa semua atau sebagian besar pasangan kita akan menghindari atau menyembunyikan untuk berbicara tentang fakta-fakta tertentu dan perasaan orang lain karena : dianggap tabu terlalu personal untuk dibicarakan tidak ingin pasangan mengetahuinya terlalu sulit untuk diungkapkan memberatkan pasangan sehingga membuatnya khawatir. *Pasangan mungkin akan berbohong satu sama lain untuk melindungi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Komarovsky (1962) : ada kesamaan yang cukup besar antara keterbukaan yang ditunjukkan pasangan kepada orang lain. Pasangan yang terbuka cenderung menjadi penerima informasi yang banyak dari orang lain. Pasangan yang tertutup cenderung menjadi penerima informasi yang sedikit dari orang lain.
Disclosure Decision Making Pengambilan keputusan sebagian besar didasari oleh pertimbangan keuntungan dan kerugian yang akan dialaminya serta mempertimbangkan hal – hal yang ingin diungkapkannya (Kelly, 2002; Omarzu, 2000; Vangelisti & Caughlin, 1997).
Faktor - Faktor Faktor Distal Faktor Proksimal cultural criteria social network individual differences (kepribadian dan individual differences antara discoser dan disclosure target) Faktor Proksimal Self Partner relationship-linked reasons for and against disclosing Assesment of current situation
Manfaat Self Disclosure Katarsis Klarifikasi diri Pencarian dukungan Agar bisa menjalin hubungan sosial dan berinteraksi dengan orang lain yang ada disekitarnya.
Hal – Hal yang Membuat Seseorang Tidak Terbuka Takut ditolak orang lain Kehilangan privasi Adanya persepsi bahwa orang lain tidak bisa membantunya untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami.
Disclosure as Transactional (keterbukaan sebagai hubungan transaksional) Self Disclosure pada hubungan Intim Developing Sense of Self Worth Social cue from prospective
Self disclosure penting untuk mencapai tujuan penting individu Self disclosure penting untuk mencapai tujuan penting individu. Misalnya untuk mempererat hubungan, mendapat dukungan emosional. Self disclosure sebagai hubungan transaksional dilihat dari bagaimana seseorang melakukan Self Disclosure bertukar sinyal-sinyal tertentu atau pikiran dengan lawan bicaranya. Self disclosure dapat membantu meningkatkan keintiman dalam sebuah hubungan
Self Disclosure pada hubungan Intim Dalam hubungan yang intim, self disclosure berperan penting dalam meningkatkan hubungan tersebut Semakin terbuka seseorang dan lawan bicaranya dapat memberikan respon yang sesuai maka hubungan dapat semakin intim Reis dan Patrick menjelaskan dalam hubungan intim, ketika seseorang melakukan self disclosure, lawan bicaranya dapat memberikan respon baik secara perilaku, respon emosional, memberikan tanggapan atas apa yang dibicarakan, atau ikut terbuka juga maka seseorang tersebut akan merasa dimengerti dan diperhatikan oleh lawan bicaranya tersebut. Rasa ‘dimengerti’ tersebut dapat diartikan sebagai keintiman. Respon yang diberikan oleh lawan bicaranya harus menunjukkan ketertarikan dan pengertian atas pembicaraannya pada saat tersebut.
Developing Sense of Self Worth Keterbukaan dapat mempengaruhi kesehatan mental, bergantung pada respon dari lawan bicaranya Self Disclosure -> Social Support -> Well Being Beals (2003) melakukan penelitian dimana para Gay dan Lesbian dikumpulkan dan dilakukan diary study. Para subjek penelitian tersebut diketahui dapat terbuka tentang orientasi seksual mereka dalam waktu 2 minggu. Di akhir hari subjek selalu diberikan skala tentang social support dan psychological wellbeing. Hasil penelitian adalah keterbukaan yang mereka lakukan ternyata memiliki hubungan dengan social support di lingkungan mereka dan well beingnya.
Social cue from prospective Setiap orang yang melakukan self disclosure pasti melakukan antisipasi atas respon positif (bukan respon negative) dari lawan bicaranya sebelum memutuskan untuk terbuka seperti membicarakan hal-hal sensitive tentang dirinya. Petronio et al (1996) menemukan ketika seseorang bertanya kepada lawan bicaranya “apakah kamu baik-baik saja?” “Aku mencemaskanmu” diartikan sebagai pertanyaan secara tidak langsung tentang hal-hal sensitive yang pernah dialami lawannya. Pada penelitian ini subjek merupakan korban pelecehan seksual. Simpati yang diberikan diartikan sebagai harapan agar lawan bicaranya mau terbuka dan menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya.
Dan ditemukan juga seorang wanita yang pernah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah tirinya terhadap dirinya melakukan self disclosure tentang pengalamannya kepada diknya. Subjek berharap agar adiknya juga dapat menceritakan bahwa ayah tiri mereka tersebut pernah melakukan hal yang sama terhadap dirinya. Akhirnya karena keterbukaan yang dilakukan kakaknya, sang adik mulai dapat menceritakan pengalamannya sebagai korban pelecehan seksual ayah tirinya. Disini keterbukaan diartikan sebagai hubungan resiprokal transaksional, dimana seseorang yang melakukan self disclosure berharap agar lawan bicaranya juga melakukan self disclosure
Disclosure Message Enacment Dalam konsep self-disclosure yang berkaitan dengan hubungan personal, bagaimana cara kita mengungkapkan pesan adalah sangat penting. Ketika seseorang memutuskan untuk mengatakan sesuatu, maka dia harus memilih apa yang akan dikatakan, bagaimana, kapan, dimana, dan kepada siapa. Pilihan pesan bervariasi mulai dari disclosure mode, konteks, dan konten.
Disclosure Mode (Tipe Pengungkapan) Dapat berupa: Face-to-face, merupakan tipe yang paling umum digunakan. Non-face-to-face, discloser akan merasa bebas untuk mengungkapkan secara terbuka informasi yang ingin di sampaikan. Third-party (pihak ketiga), sebagai perantara untuk menyampaikan informasi dari discloser terhadap orang lain.
Disclosure Setting (Setting Pengungkapan) Lingkungan fisik seperti tempat dan waktu dimana orang berinteraksi dapat mempengaruhi seberapa banyak dan apa saja yang orang tersebut ungkapkan (Werner, Altman, & Brown, 1992).
Disclosure Timing (Waktu Pengungkapan) Greene et al. (2003) memberikan suatu cara untuk mengkonsepkan waktu dalam tiga tingkatan, yaitu: waktu pengungkapan dalam suatu hubungan, pengungkapan yang spontan vs direncanakan, dan waktu pengungkapan dalam percakapan.
Lanjutan… Waktu pengungkapan dalam suatu hubungan, calon discloser akan memutuskan apakah akan mengungkapkan informasi segera di awal hubungan, setelah suatu kejadian penting terjadi, ataukah menunggu sampai beberapa waktu ke depan. Pengungkapan informasi bisa terjadi secara spontan atau direncanakan. Waktu pengungkapan dalam percakapan membutuhkan urutan dan rencana tindakan (Derlega et al., 1993).
Disclosure Message Features (Sifat Pesan Pengungkapan) Sifat pesan (dapat berupa langsung, panjang, konten) merupakan aspek penting dari pengungkapan diri dalam suatu hubungan pribadi. Pesan pengungkapan langsung apabila dibandingkan dengan tidak langsung dapat menuntut lebih pada penerima pengungkapan untuk lebih merespon karena pesan sangat jelas.
Lanjutan… Pengungkapan informasi, panjangnya mungkin akan bervariasi, tetapi bukan selalu berarti bahwa yang lebih panjang maka pengungkapan yang dilakukan lebih mendalam. Konten yang tepat dari pengungkapan informasi mungkin akan berbeda-beda, bahkan ketika orang-orang yang berbeda seolah-olah mengungkapkan informasi yang sama.
Alternative disclosure message strategies Selain mengunakan pengungkapan verbal self-disclosure juga bisa dengan simbolik ataupun non verbal Contoh : tato pada seorang yang menderita HIV
Self-Disclosure, Relationships, and Health Individu dengan self-disclosure akan lebih sehat daripada individu yang menjaga rahasia ataupun menutup diri.
Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa semakin individu menutup diri semakin ia akan menjadikan masalah pada kesehatan, baik psikologis maupun fisik.
Untuk individu yang terbuka akan suatu hal yang membuatnya stres dapat meningkatkan kesehatan mereka. Mengapa ? Nondisclosure As Psychological Inhibition, Disclosure As Disinhibition Penelitian Pennerbaker, menyembunyikan pikiran atau perasaan bisa menjadi stressor pada tubuh. Penelitian Cole dll, individu yang menutup diri akan lebih cepat berkembangnya penyakit dan akan menghambat psikologisnya. Nondisclosure As Suppression, Disclosure As Cognitive Processing Prespektif psoses kognitif, individu yang membicarakan tentang pikiran stress atau perasaannya untuk kepercayaan pada orang lain akan memungkinkan individu tersebut memahami pengalaman dan menurunkan rasa mudah terpengaruh.
Disclosure in the context of “helpful” versus “unhelpful” reactions by the listener
Keuntungan melakukan “self discloser” mencegah pikiran dan perasaan stress dengan melakukan membangun rasa percaya serta menulis atau berbicara dengan diri sendiri. Bahkan , sebagian besar penelitian tentang fisik dan psikologis memiliki manfaat kesehatan dari "self -disclosure " didasarkan pada menuliskan perasaan dan pemikiran dalam tulisan. Pemahaman dan penerimaan yang diberikan orang lain sebagai pendengar mampu meningkatkan perasaan harga diri dalam kedekatan sosial (Beals , 2003) dan mengurangi terjadinya isolasi sosial(Reis , Sheldon , Gable, Roscoe , & Ryan , 2000)