Assalamualaikum Nur’Aisyah Nurul Zahra Putri Shintawati Rika Fanderly Ririn Yuliani Rismaudi Fajar Utami Rosalina Wulandari Rosita Anggraini Puspita Sari Ryan Audi Safitri Rismayati Anggraini
Keperawatan Jiwa “ANSIETAS”
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui : 1. Pengertian kecemasan/ansietas 2. Etiologi kecemasan/ansietas 3. Manifestasi kecemasan/ansietas 4. Rentang respon kecemasan/ansietas 5. Tingkat kecemasan/ansietas 6. Asuhan keperawatan pada pasien kecemasan/ansietas
Tujuan khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa dan mendapatkan nilai yang maksimal dan memuaskan untuk matakuliah keperawatan jiwa ini.
Menurut Lynn S.Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian pasien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya.”
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Tingkatan Ansietas Beberapa teori membagi kecemasan menjadi empat tingkatan: · Kecemasan Ringan · Kecemasan sedang · Kecemasan berat · Panik
Kecemasan Ringan Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan persepsi meningkat . Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Kecemasan sedang Pada tingkat ini bidang persepsi lingkungan menurun. Dan setiap Individu lebih fokus terhadap malah penting pada saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Kecemasan berat Pada tahap ini Individu cenderung memikirkan sesuatu yang sangat kecil dan membesar besarkanya dan mengabaikan hal-hal lain. Individu tidak mampu berpikir realistis dan membutuhkan banyak arah. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu masalah lain.
Panik Pada tahap ini adalah persepsi yang sangat sempit , sehingga individu tidak bisa lagi mengendalikan diri dan tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun diberi pengarahan / tuntutan. Dalam keadaan panik, aktivitas motorik meningkat, penurunan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain tidak ada dan hilangnya pemikiran rasional.
Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus menerus dan dalam waktu yang lama , dapat terjadi kelelahan yang sangat dan bahkan kematian.
Menurut Sylvia D.Elvira (2008 : 11) Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan , antara lain : Faktor organbiologi adalah ketidakseimbangan zat kimia pada otak yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif adalah faktor faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan, menyenangkan dan menyedihkan.
TANDA DAN GEJALA KECEMASAN Respons fisik : Kardiovaskular : palpitasi, jantung bedebar, tekanan darah meninggi, denyut nadi cepat Pernafasan : napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, terengah engah
Neuromuskular : refleks meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyah, gerakan yang janggal Gastrointestinal : anoreksia, diare/konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pd abdomen Traktur urinarius : sering berkemih dan tidak dapat menahan kencing Kulit : wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pd kulit
Respons Kognitif : Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya Respons Perilaku : Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
Respons Emosi : Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
PENATALAKSANAAN KECEMASAN Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkpanya seperti pada uraian berikut : 1 Selengkpanya seperti pada uraian berikut : 1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara : a. Makan makanan yang berigizi dan seimbang b. Tidur yang cukup c. Olahraga yang teratur d. Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
2. Terapi psikofarmaka Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
Terapi somatik Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain : a. Psikoterapi suportif b. Psikoterapi re-edukatif c. Psikoterapi re-konstruktif d. Psikoterapi kognitif e. Psikoterapi psikodinamik f. Psikoterapi keluarga
Terapi psikoreligius Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
PENGKAJIAN Faktor presdiposisi a. Biologi Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur anatomi di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
Psikologis Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas seseorang.
Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan dengan baik, konsep diri terganggu.
Stressor pencetus Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori antara lain : Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari hari. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Kesimpulan
Daftar Pustaka