TEORI PRODUKSI
TEORI PRODUKSI Produksi semua aktivitas untuk menciptakan barang dan jasa. Fungsi produksi suatu barang sebuah persamaan, tabel atau gambar yang menunjukkan kuantitas (maksimum barang yang dapat diproduksi per satuan waktu untuk setiap himpunan input alternatif, bila teknik produksi terbaik yang tersedia digunakan Dalam contoh ini kita ambil produksi pertanian dimana input variabelnya Tenaga Kerja dan dikombinasikan dengan faktor produksi yang bersifat tetap (fixed input). Analisa yang dimana terdapat input tetap disebut analisa jangka pendek. Dalam mempelajari teori ini ada 3 asumsi (anggapan) yang digunakan : Proses produksi hanya ada satu faktor produksi variabel Dalam proses produksi hanya ada satu faktor produksi tetap, dan Fakor produksi tersebut dikombinasikan dalamberbagai bentuk barang dan dalam jumlah yang tertentu Dalam contoh di bawah ini tanah adalah faktor produksi tetap, tenaga kerja (dalam jam keja yang dicurahkan per tahun) sebagai variabel input dan faktor produksi lainnya, misalnya benih, pupuk dan sebagainya diangga jumlahnya proporsional dengan jumlah output yang dihasilkan.
Contoh : Tanah (Ha) TK TP APL (TP : TK) MPL (TP : TK 1 - 3 2 8 4 5 - 3 2 8 4 5 12 15 33/4 17 32/5 6 25/6 7 16 22/7 -1 13 15/8 -3
I II III APL / produk tenaga kerja rata-rata yatu total produksi dibagi dengan jumlah faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut atau perbandingan output – faktor produksi (output input ratio) untuk setiap tingkatan output dan faktor produksi yang bersangkutan. MP/L (Marginsl Produk/Labor / Produksi batas dari suatu faktor produksi adalah : tambahnya total produksi yang disebabkan oleh tambahnya satu unit faktor produksi variabel kedalam proses produksi. Dimana faktor produksi tetap tidak berubah F TP E G H Kurva MPL TP 15 -- D I II III MPL max apabila penambahan L mengakibat-kan naiknya yang tertinggi terhadap TP MPL = 0 TP max MP < 0 (negatif) TP turun 12 -- C TP 8 -- B -- A 3 -- | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 L / TK APL D’ MPL C’ E’ 4 -- B’ F’ G’ A’ H’ 2 -- APL | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 L / TK -2 -- MPL
Tahap-tahap Produksi Kita dapat menggunakan hubungan antara kurva AP & MP untuk menentukan tahapan produksi. Tahap I : mulai dari titik origin nol ke titik dimana AP max
Isoquantity ( + ) ( - ) ( + ) Produksi dengan dua input variabel = jangka panjang Kita sekarang beralih pada perusahaan yang hanya menggunakan dua faktor produksi TK dan kapital, yang keduanya merupakan input variabel. Karena semua variabel dikatakan dalam jangka panjang. Isoquant sebuah kurve yang menunjukkan semua kombinasi faktor produksi yang mungkin secara fisik dapat menghasilkan sejumlah output tertentu atau penggunaan berbagai kombinasi tenaga kerja (L) dan kapital (K) yang menghasilkan produk tertentu. Catatan : Isoquant yang output Isoquantity Isoquant I Isoquant II Isoquant III L K 2 11 4 13 6 15 1 8 3 10 5 12 7 9 2,3 4,2 6,2 1,8 3,5 5,5 1,6 3,2 5,3 14 -- II < III < IIII 12 -- ( + ) 10 -- 8 -- ( - ) IIII = 200 unit 6 -- III = 150 unit 4 -- ( + ) II = 100 unit 2 -- | 2 | 4 | 6 | 8 | 10 | 12 | 14
Catatan : apabila MRTSLK bergerak ke bawah maka akan berkurang Tingkat penggantian marginal secara teknis (MRTS) (the marginal rate of technical substitution of L for K) menunjukkan jumlah K yang dikorbankan oleh perusahaan dengan menambah satu satuan L yang digunakan agar tetap berada pada Isoquant yang sama Catatan : apabila MRTSLK bergerak ke bawah maka akan berkurang Isoquant I Isoquant II Isoquant III L K MRTSLK 2 11 4 13 6 15 1 8 3 10 5 12 7 9 2,3 0,7 4,2 0,8 6,2 1,8 0,5 3,5 5,5 1,6 0,2 3,2 0,3 5,3 Pada gambar di atas terlihat bahwa perusahaan mengorbankan 3 satuan K untuk mendapatkan tambahan satu satuan L (MRTSLK = 3) begitu seterusnya sepanjang II K digunakan L
Sifat-sifat khusus kurva Isoquant = kurva indifferent Catatan : Sifat-sifat khusus kurva Isoquant = kurva indifferent Berkurang negatif Cembung ke arah titik origin Tidak akan pernah berpotongan K Ridge line/ garis tembingkar / garis batas tepi ( + ) A = B A = C C ≠ B ( - ) A C I2 B I1 L
Contoh : Price L = Price K = Rp 10.000,- Isocost menunjukkan berbagai kombinasi TK dan kapital yang berbeda yang dapat dibeli oleh sebuah perusahaan dengan suatu pengeluaran total dan harga-harga tertentu Contoh : Price L = Price K = Rp 10.000,- Total outlay (pengeluarannya) = Rp 100.000,- Kalau dibalikkan semua Pada Faktor Produksi L = 10 unit Pada Faktor Produksi K = 10 unit K A 10 (mirip dengan kurva anggaran pada Teori Konsumen) Perusahaan hanya dapat membeli FP didalam OAB Isocost B L 10
Keseimbangan Produsen = Produksi Optimum Apabila ia dapat memaksimumikan outputnya dengan pengeluaran total tertentu. Dengan Kata lain seorang produsen akan seimbang apabila ia mencapai isokuan yang tertinggi dengan isokos tertentu. Ini akan terjadin apabila isokuan merupakan tangent isokos. Jadi pada titik keseimbangan (mirip dengan keseimbangan konsumen) Isoquant K Isocost Expansi (supply) 10 A I4 F E I3 = 200 D I3 I2 = 150 B I2 E I1 = 100 10 10 12 14
Biaya Produksi Kurva Biaya menunjukkan biaya produksi yang minimum pada berbagai tingkat output (seluruh biaya eksplisit maupun implisit) Biaya Eksplisit biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang harus dibeli dari pihak luar. Biaya Implisit Biaya produksi (dalam pengertian biaya produksi alternatif/ opportunity) yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh produsen tersebut. Cost TC 180 -- Q TFC (Rp) TVC TC 60 1 30 90 2 40 100 3 45 105 4 55 115 5 75 135 6 120 180 160 -- 140 -- TVC 120 -- 100 -- 60 80 -- TFC 60 -- 40 -- 20 -- | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 Q (output)
Dari data tersebut kita akan menemukan : Biaya tetap rata-rata (Avarage Fixed Cost / ACF) Biaya tetap total dibagi jumlah output ( ) Biaya variabel rata-rata (Avarage Variable Cost / AVC) Biaya variabel tetap dibagi jumlah output Biaya rata-rata (Avarage Cost / AC) biaya total dibagi jumlah output Biaya marginal (Marginal Cost / MC) perubahan total cost atau perubahan variabel cost dibagi perubahan output
(Short run Marginal Cost Q TFC TVC TC (TFC + TVC) AFC TFC/Q AVC TVC/Q AC TC/Q MC TC/ q 1 60 30 90 - 2 40 100 20 50 10 3 45 105 15 35 5 4 55 115 13,75 28,75 75 135 12 27 6 120 180 SMC (Short run Marginal Cost C GRAFIK 90 -- 80 -- 70 -- 60 -- MC 50 -- 40 -- AC 30 -- AVC 20 -- 10 -- AFC | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 Q
Biaya Jangka Panjang Jangka panjang maksudnya sebagai periode waktu yang cukup panjang bagi perusahaan untuk merubah kuantitas semua input yang digunakannya. Dalam jangka panjang tidak ada lagi faktor-faktor produksi tetap dan tidak ada biaya tetap dan perusahaan dapat membangun “scale of plant” Biaya rata-rata jangka panjang (Long run Average Cost/LAC) Biaya produksi persatuan terendah untuk setiap tingkat output pada setiap scale of plant yang dapat dibangun, LAC diperlihatkan oleh setau grafik yang menyinggung semua liku biaya rata-rata jangka pendek (SAC) yang mencerminkan semua alternatif scale of plant yang dapat dibangun oleh perusahaan dalam jangka panjang. 1000 PK 2000 PK 3000 PK 4000 PK SAC1 SAC2 SAC3 SAC4 Q AC 1 20 3 16 5 13 9 12 2 17 4 6 11,5 10 15,5 12,2 7 10,5 11 11,7 15 8 13,5 18
Jika output 8 = SAC3 = titik C 20 -- 18 -- SAC4 16 -- SAC1 LAC 14 -- SAC2 SAC3 12 -- 10 -- | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 Q Dari grafik & skedul di atas perusahaan dapat membangun 4 alternatif scale of plant, yaitu SAC1, SAC2 , SAC3 , dan SAC4 Jika perusahaan mengharapkan output 2 SAC1 (scale of plant) dimana = 17. Kalau 4 outputnya SAC2 = 13 = SAC1 = 4. outputnya Hpi AC = 15,5 (lebih tinggi) Jika output 8 = SAC3 = titik C Jika output 12 = SAC4 = titik D Hpi LAC
Biaya Marginal Jangka Panjang = LMC / Long run Marginal Cost perubahan biaya total jangka panjang (LTC) dibagi perubahan output C SAC2 20 -- LMC SMC3 SMC1 18 -- SAC3 16 -- SAC1 SMC2 LAC 14 -- SAC2 12 -- 10 -- | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 Q