Sistem Kesehatan Negara Kuba
Kuba merupakan Negara kepulauan dan merupakan negara kecil dimana batas utara berbatasan dengan Amerika Serikat. 1. Sebelum Revolusi 40 % warga Kuba buta huruf 10% rumah pedesaannya tidak dialiri listrik 3% warganya tidak mendapat saluran air bersih. Hanya ada 3 rumah sakit yang beroperasi dengan seadanya tanpa fasilitas dan dokter serta pelayanan yang baik
2. Sesudah Revolusi Angka kematian bayi (AKB) di Kuba hanya 6 per 1000 kelahiran Kematian ibu melahirkan (AKI) di Kuba mencapai 8 per 1000 kelahiran Usia harapan hidup Kuba pada tahun 2008 sudah mencapai 76 tahun Laki-laki melek hurufnya mencapai 97,2% dan perempuan 96,9%
Kenapa Bisa Demikian ??????
Kuba menggunakan sistem dokter keluarga yang tiap dokternya melayani 100-150 keluarga, kira-kira mencakup satu RT. Dokter keluarga ini tinggal di rumah khusus berlantai dua. Lantai pertamanya adalah tempat kliniknya dan lantai dua adalah rumah tinggal dokter bersama keluarganya. Di bagian belakang dan samping rumah biasanya dipakai tempat tinggal para perawat. Otomatis rumah dokter itu akan menjadi klinik 24 jam yang siap melayani pasien dengan baik. Setiap 10 dokter keluarga ditempatkan di sebuah kantor Satuan Tugas Dokter keluarga. Satuan tugas ini terdiri dari 3 dokter spesialis, yaitu spesialis penyakit dalam, spesialis kebidanan, dan kandungan serta seorang pekerja sosial. Konfigurasi serupa ada di Poliklinik, dimana ada banyak spesialis berkantor disana. Fungsi Poliklinik - yang disini adalah Puskesmas- adalah promosi kesehatan, pencegahan penyakit, rehabilitasi serta pertolongan darurat. Wajar jika Puskesmas di Kuba mampu melakukan pemeriksaan endoskopi, tes alergi, operasi sederhana dan serangkaian tindakan medis yang dibutuhkan untuk menolong jika ada kedaruratan. Ingat, ini adalah Puskesmas-nya Kuba, bukan rumah sakit rujukan.
Kuba menggunakan peralatan medis yang mereka buat sendiri seperti alat EKG. Perawatan yang dilakukan dinegara ini pun terbilang sangat bagus. Ada pengawas tenaga elektro yang terlatih untuk memantau dan mengawasi penggunaan alat tersebut sehingga alat menjadi tidak sering rusak. Di Kuba penanganan rehabilitasi medik bisa diselenggarakan di Puskesmas. alat-alat semacam penunjang fungsi gerak, pernafasan maupun fungsi bicara dengan mudah ditemukan di sana. Upaya pendidikan kesehatan bagi warga juga dilakukan secara intensif. Contohnya, tim pemantau jentik -yang di Indonesia disebut Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK)- akan bertandang ke rumah warga setiap 12 hari sekali. Tim ini datang bersama dengan dokter keluarga, murid sekolah dan perhimpunan wanita. Hasilnya, sejak tahun 2002 di Havana tak pernah lagi ditemukan kasus DBD.
Untuk rujukan rawat inap maka di Kuba ada Rumah sakit rujukan pertama Untuk rujukan rawat inap maka di Kuba ada Rumah sakit rujukan pertama. Pembagian tanggung jawabnya jelas : Puskesmas di bawah komandu kabupaten/ kota, sedangkan rumah sakit berada di bawah tanggung jawab propinsi. Salah satu kegiatan yang menarik di rumah sakit adalah penelitian. Temuan penting RS Kuba adalah temuan vaksin dan obat terapi kanker. Malah ada rumah sakit berbasis penelitian tingkat tinggi. di rumah sakit ini terdapat layanan perbaikan bagi semua penyakit syaraf, seperti rehabilitasi syaraf, anti penuaan dan penyakit parkinson. Yang unik di Kuba adalah tidak adanya pembagian klasifikasi kamar bagi pasien, kecuali pasien internasional yang meminta perlakuan khusus.
Secara nasional layanan kesehatan Kuba tercatat pada tahun 2008 saja terdiri atas 14.671 kantor dokter keluarga, 444 Puskesmas, 162 klinik gigi, 267 rumah sakit, 272 balai kesehatan ibu, 144 balai kesehatan lansia, 32 balai kesehatan orang cacat, 25 bank darah dan 12 pusat penelitian kesehatan. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk kesehatan-pun tidak pernah kurang dari 10% dari APBDnya. Hal ini demi menjamin agar setiap warga negaranya mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan semuanya dapat diakses secara gratis.