“SUNSCREEN” Kelompok 6 : Rinny Iswanti (2443011032) Febby S. Elisa (2443011042) Mey Andani (2443011057) Maria Inviola A. W (2443011060) Caecilia Putri Utami F. (2443011067) Yosefina A. Janus (2443011102) Rizka M. P (2443011115) Fawziatul Khotimah (2443011133) Ayu Mega Safitri (2443011139) Ni Made Ayumas (2443011219) Lissa Patisca G H (2443011220)
Kulit Merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena posisinya yang terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan.
Klasifikasi kulit Berdasarkan : 1. Warna : terang (fair skin), pirang, dan hitam merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa 2. Jenisnya : Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa Tipis : pada wajah Lembut : pada leher dan badan Berambut kasar : pada kepala
Anatomi kulit Lapisan epidermis (kutikel ) Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) Lapisan Subkutis (hipodermis)
Sediaan Tabir Surya Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan dengan maksud memantulkan atau menyerap secara efektif cahaya matahari terutama pada daerah emisi gelombang ultraviolet dan infra merah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari. Tujuan penggunaan preparat tabir surya adalah untuk mencegah atau meminimalkan efek sinar matahari/radiasi UV yang berbahaya pada kulit. Jenis tabir surya yang paling penting adalah yang bekerja dengan mengabsorbsi radiasi eritemal UV.
Sinar ultra violet Sinar matahari paling berperan pada proses penuaan dini,terutama : 1.Sinar UVA, menghitamkan warna kulit dan juga meningkatkan risiko kanker kulit.(320- 400nm) 2.Sinar UVB,merusak serat kolagen dan elasten,membakar kulit dan meningkatkan resiko kanker kulit.(290-320 nm) 3.Sinar UVC,paling berbahaya karena bersifat karsinogenik.(100-290 nm)
Berdasarkan cara kerjanya, tabir surya dibagi menjadi : Perlindungan secara fisik Tabir surya fisik bersifat tidak selektif, bekerja dengan cara menghamburkan atau memantulkan energi sinar matahari, dan infra merah. Tabir surya fisik penggunaannya harus lebih tebal, meleleh akibat panas matahari, mengotori pakaian dan terlihat opaque sehingga secara kosmetik kurang disukai, contoh : zinc oxide (ZnO), titanium oxide (TiO2), iron oxide dan magnesium oxide. Perlindungan secara kimia dengan menggunakan bahan kimia, tabir surya kimiawi mengabsorpsi radiasi sinar ultraviolet dan bekerja secara selektif sehingga spectrum yang diabsorbsi bergantung pada bahan aktifnya.
Klasifikasi Sunscreen berdasarkan aplikasinya Agent pencegah sunburn didefinisikan sebagai tabir surya yang mengabsorb 95 % atau lebih sinar UV dengan panjang gelombang 290-320 nm Agent suntanning didefinisikan sebagai tabir surya yang mengabsorb ± 85 % sinar UV dengan panjang gelombang rata-rata antara 290 – 320 nm tetapi sinar UV mengirimkan panjang gelombang lebih panjang dari 320 nm dan memproduksi cahaya transiest tan. Agent ini dapat menyebabkan erythema termasuk nyeri. Kedua kategori sunscreen diatas adalah sunscreen kimiawi yang menyerap radiasi UV pada range tertentu. Opaque sunblock agent memiliki tujuan memberikan perlindungan maksimum dalam bentuk perlindungan secara fisika. Titanium dioksida dan zink oksida adalah yang sering digunakan.
Bahan yang menimbulkan dan mempercepat proses penggelapan kulit (tanning) Misalnya dioxy acetone dan 8-methoxy psoralen, yang digunakan 2 jam sebelum berjemur. Bahan ini mempercepat pembentukan pigmen melanin di permukaan kulit. Bahan-bahan tersebut mengabsorbsi radiasi sinar UV-B sekurang-kurangnya 85 % pada panjang gelombang 290 – 320 nm tetapi meneruskan sinar UV-A pada panjang gelombang lebih dari 320 nm dan menyebabkan sedikit warna coklat sementara pada kulit. Bahan yang menyerap UV-B tetapi meneruskan UV-A ke dalam kulit Misalnya para Amino Benzoic Acid (PABA) dan derivatnya, derivat Cinnamates, Anthranilates, Benzophenone, Digalloyl trioleate, dan petrolatum veteriner merah. PABA dan sejumlah bahan tersebut bersifat photosensitizer, yaitu jika terkena sinar matahari terik dapat menimbulkan berbagai reaksi negatif pada kulit, seperti photoallergy, phototoxic disamping pencoklatan kulit (tanning) Bahan pencegah efek terbakar sinar matahari (sunburn) Didefinisikan sebagai sunscreen yang mengabsorbsi radiasi sinar UV-B 95% atau lebih pada panjang gelombang 290-329 nm.
Karakteristik yang penting dalam tabir surya Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan dan efek sensitisasi yang berbahaya Efektif mengabsorpsi radiasi eritemogenik Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorpsi radiasi eritemogenik, tidak mengalami perubahan kimia yang dapat mengurangi kemampuannya sebagai tabir surya, sehingga mampu mengubah senyawa lain. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat dan lain sebagainya Harus memiliki (dalam pengenceran dan pembawa yang akan digunakan untuk tabir surya) karakter fisik yang dapat diterima oleh konsumen, sebagai contoh, tabir surya haruslah tidak menimbulkan bau yang tidak sedap
Polimer bahan tabir surya Semua senyawa konvensional yang digunakan sebagai tabir surya memiliki berat molekul (BM) realtif rendah dan cukup cepat menghilang dari kulit apabila kontak dengan air. Maka memerlukan aplikasi lebih lanjut dari produk tabir surya. Perkembangan polimer tabir surya ditujukan tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkali.
Polimer yang digunakan untuk mengabsorbsi UV harus cocok dengan pembawa. Polimer tersebut dihasilkan dari setidaknya 2 komonomer penting : Senyawa etilen tidak jenuh mampu menyerap radiasi UV dari kisaran erythemogenic, tetapi radiasi yang diteruskan menghasilkan suntan. Contohnya akrilat tersubstitusi tertentu, metakrilat dan benzoate serta beberapa eter dari 2,4-dihydroxybenzophenone; 2,2,4-trihydroxybenzophenone dan eter dari derivate benzotriazole. Suatu komonomer asam ditetapkan sebagai asam karboksilat tidak jenuh etilenik yang mengandung sedikitnya satu gugus karboksil bebas, misalnya asam akrilat, asam metakrilat, asam itakonat, asam krotonat
SPF yang sering tercantum dalam tabir surya adalah menunjukkan kemampuan tabir surya melindungi kulit. Tabir surya dengan SPF menyatakan lamanya kulit seseorang berada dibawah sinar matahari tanpa mengalami luka bakar. Sedangkan angka SPF menyatakan berapa kali daya tahan alami kulit seseorang dilipatgandakan sehingga aman dibawah matahari tanpa terkena luka bakar. Misalnya SPF 15 artinya, jika seseorang memiliki daya tahan alami 30 menit (tipe 3) maksudnya adalah ia dapat bertahan 30 menit dibawah sinar matahari dengan tidak mengalami luka bakar. Sehingga jika mengoleskan anti-UV SPF 15, maka akan dapat bertahan 15 kali lebih lama, yaitu selama 15 x 30 menit = 450 menit = 7,5 jam
Jadi, pertahanan alami kulit tubuh manusia saat terkena matahari adalah dengan pembentukan melanin sehingga terjadi pencoklatan. Itulah sebabnya kulit tidak langsung terkena luka bakar saat 10-75 menit pertama berada di terik matahari. Daya tahan kulit terhadap sinar matahari dinyatakan dengan MED yaitu keadaan kulit dibawah sinar matahri (tanpa tabir surya) sebelum mengalami tanda-tanda kemerahan.
Formulasi Sediaan Tabir Surya Poin yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan formulasi sediaan sunscreen : Kemudahan dalam penggunaan, mengingat bahwa produk tersebut akan sering digunakan di luar ruangan maupun pantai. Tabir surya yang digunakan harus memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan efektivitasnya. Tabir surya dan pembawanya harus kompatibel.
Bentuk sediaan 1. Lotion 2. Krim 3. Semprot 4. Tahan air(water proof) atau tidak 5. Tabir surya dlm kosmetik : - conditioner,shampo, lip balm, body lotion, lipstik dan bedak